Musim Pancaroba Bikin Kita Gampang Sakit, Mitos atau Fakta?
Di Indonesia, musim pancaroba disebut juga musim sakit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Akhir-akhir ini, hujan deras turun di sore hingga malam hari dengan petir yang menyambar di mana-mana. Sementara di siang hari, seakan tak terjadi apa-apa, langit tampak cerah dan matahari bersinar terang. Berkebalikan dengannya, angin bertiup begitu kencang sepanjang hari.
Selamat datang di musim pancaroba! Di daerah tropis seperti Indonesia, ini merupakan saat di mana musim mulai berganti dari penghujan ke kemarau atau sebaliknya. Cuaca pun menjadi lebih ekstrem.
Bagi masyarakat Indonesia, pancaroba disebut juga sebagai musim sakit. Banyak orang yang tiba-tiba "tumbang" karena flu, batuk, pilek, dan lain sebagainya. Itulah kenapa banyak yang mengatakan agar kita lebih berhati-hati saat peralihan musim ini.
Namun, apakah musim pancaroba benar-benar mampu membuat kita gampang sakit? Bagaimana ini bisa terjadi? Simpan dugaanmu dan cek jawabannya dalam penjelasan berikut ini, ya!
1. Pergantian musim memicu alergi musiman
Pergantian musim ternyata bisa memicu kambuhnya alergi. Ketika udara berubah menjadi kering, alergen lebih mudah untuk menyebar di lingkungan sekitar. Akibatnya, muncul reaksi seperti bersin-bersin, gatal, pilek, dan hidung berair.
Menurut keterangan dari American College of Allergy, Asthma, and Immunology, reaksi alergi umumnya menyebabkan iritasi pada rongga hidung, sehingga virus lebih mudah untuk menginfeksi.
Walaupun begitu, masalah ini tidak terlalu sering terjadi di Indonesia. Hanya sebagian orang saja yang menghadapi risiko tersebut. Masyarakat di negara empat musimlah yang rentan mengalaminya.
Baca Juga: Ghosting dari Sisi Psikologis, Kenapa Begitu Menyakitkan?
Editor’s picks
Baca Juga: 10 Makanan Tinggi Probiotik Ini Bisa Bikin Kulitmu Cerah dan Glowing