TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk: Penyebab hingga Cirinya

Keduanya ialah hal berbeda, jangan keliru

ilustrasi anak-anak (unsplash.com/Austin Pacheco)

Debat terakhir Calon Presiden RI telah dilaksanakan pada Minggu (04/02/24) malam. Istilah stunting dan gizi buruk jadi salah satu highlight yang dibahas pada tema kesehatan. Perdebatan mencuat setelah calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menjawab pertanyaan dari Prabowo Subianto terkait program yang diusungnya. 

Dalam jawaban yang dipaparkan, stunting dan gizi buruk disebut berbeda. Lantas, apa perbedaan stunting dan gizi buruk? Berikut penjelasan lebih lengkapnya untuk kamu ketahui.

Apa itu gizi buruk?

ilustrasi anak anak sedang makan(pexels.com/Naomi Shi)

Pertama, mari bahas pengertiannya secara terpisah. Gizi buruk mengacu pada kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan/atau nutrisi seseorang, melansir World Health Organization.

Seseorang mengalami gizi buruk tidak mendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk bertumbuh. Dilansir Cleveland Clinic, ini bisa berarti kekurangan kalori secara keseluruhan atau kurangnya asupan protein,  vitamin, maupun mineral.

Penyebabnya bisa beragam, termasuk kurangnya asupan makanan, makanan yang tidak bernutrisi, atau variasi makanan tidak tepat. Concern Worldwide juga menyebutkan bahwa gangguan ini bisa terjadi karena ketidakmampuan tubuh menyerap nutrisi dengan baik. 

Gizi buruk adalah kondisi yang bisa menyerang siapa saja dengan usia berapa pun. Ketika mengalami gizi buruk, penderita tidak dapat mempertahankan fungsi tubuhnya. Misalnya, pertumbuhan, melawan infeksi, dan pemulihan dari penyakit. 

Apa itu stunting?

ilustrasi bayi baru lahir (unsplash/Luma Pimentel)

Bagaimana dengan stunting?

WHO menuliskan bahwa stunting merupakan salah satu masalah yang disebabkan oleh gizi buruk. Kementerian Kesehatan RI mendefinisikan stunting sebagai permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama.

UNICEF menjelaskan bahwa stunting adalah persentase anak-anak usia 0-59 bulan (4-5 tahun) dengan tinggi badan di bawah minus. Pengukurannya dilakukan berdasarkan standar pertumbuhan anak dari WHO. 

Bedanya stunting dan gizi buruk adalah stunting terjadi mulai dari anak berada dalam kandungan. Dampaknya akan terlihat ketika anak menginjak usia 2 tahun.

Selain pertumbuhan yang terhambat, stunting juga dapat menjadi penyebab perkembangan otak tidak maksimal. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memengaruhi kemampuan anak. 

Kemenkes RI juga menyebutkan bahwa stunting dapat memicu kondisi lain. Stunting dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas, dan kematian akibat infeksi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya