TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus Diare pada Anak, Kapan Harus Dibawa ke Rumah Sakit?

Orangtua harus tanggap mengenali tanda bahayanya

ilustrasi anak yang mengalami diare (pexels.com/Elina Fairytale)

Diare adalah salah satu keluhan keluhan yang umum dialami oleh anak kecil. Menurut laporan Queensland Government, kebanyakan diare pada anak disebabkan oleh infeksi virus. Keluhannya ini umumnya menghilang dalam beberapa hari saja.

Namun tidak sedikit orangtua yang khawatir jika mendapati anaknya mengalami diare. Karena masih minimnya informasi tentang kesehatan, kita sering kali bingung terkait kapan anak sebaiknya perlu dibawa ke rumah sakit dalam kondisi tersebut.

Nah supaya tidak bingung lagi, ingat-ingatlah tujuh karakteristik diare pada anak berikut ini, yang memerlukan penanganan lebih lanjut.

1. Diare yang semakin sering

mengalami diare berulang kali (unsplash.com/Giorgio Trovato)

Menurut definisi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diare merupakan kondisi tinja cair yang berlangsung selama minimal 3 kali dalam sehari. Jika diare baru terjadi satu atau dua kali dalam sehari, kamu bisa memantau dulu kondisi anak secara mandiri di rumah.

Salah satu hal yang paling ditakuti dari diare adalah dehidrasi. Kondisi kekurangan cairan tubuh yang parah nantinya dapat menyebabkan gangguan kesadaran, ginjal, dan elektrolit seseorang. Karena itu, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan jika frekuensi buang air semakin bertambah sering.

Baca Juga: Hindari 7 Makanan dan Minuman Ini saat Diare, biar Gak Tambah Parah

2. Muntah berulang kali

lemas akibat muntah berulang (unsplash.com/Zohre Nemati)

Diare pada anak sering kali disertai dengan muntah. Dalam Buku Saku Lintas Diare terbitan Departemen Kesehatan (Depkes) RI, muntah juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kekurangan cairan atau dehidrasi bila terlalu sering terjadi pada anak. 

Selain itu, perhatikan pula warna muntah pada anak. Bila muntah pada anak berwarna kehijauan, kamu perlu mewaspadai adanya sumbatan saluran empedu. Contoh penyebabnya seperti usus terpelintir (volvulus) atau usus yang tersumbat.

3. Malas makan dan minum

bayi tidak mau makan (MART PRODUCTION/pexel.com)

Diare akan menyebabkan anak kehilangan banyak cairan dan elektrolit. Untuk menggantikannya, anak perlu minum cairan tinggi elektrolit seperti oralit. Pemberian makanan seperti buah juga dianjurkan.

Hati-hati jika anak tidak mau makan sama sekali selama diare, karena berisiko turun berat badan hingga gizi buruk. Untuk mencegahnya, anak perlu dibawa ke rumah sakit untuk diberi makan melalui selang hidung (pipa nasogastrik).

4. Tinja bercampur dengan darah

ilustrasi anak memakai tisu toilet (freepik.com/jcomp)

Normalnya, tinja manusia berwarna kekuningan atau kecokelatan. Tinja yang berwarna merah kehitaman harus diperhatikan karena bisa jadi tinja anak sudah bercampur dengan darah.

Dilansir Healthline, ada beberapa penyebab diare berdarah seperti infeksi bakteri di usus, peradangan usus, dan usus yang tersumbat. Penyakit-penyakit ini tidak bisa disembuhkan dengan obat-obatan seadanya di rumah, sehingga lebih baik anak segera diperiksakan ke dokter.

5. Disertai nyeri perut yang hebat

nyeri perut yang hebat (freepik.com/freepik)

Terkadang diare pada anak juga sering disertai dengan perut mulas atau nyeri. Jangankan anak-anak, terkadang kita yang sudah dewasa pun sering merasa mulas ketika ingin buang air besar. Namun mulas yang ditekankan di sini adalah rasa nyeri perut yang sangat hebat dan biasanya tidak mempan dengan obat warung biasa.

Mengutip dari Pediatric Gastroenterology, Hepatology & Nutrition, nyeri perut hebat pada anak bisa disebabkan oleh radang usus buntu, sumbatan usus ataupun usus terpelintir. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, diare yang disertai nyeri hebat harus segera dibawa juga ke dokter.

Baca Juga: Kenapa Suplemen Diare Zink Harus Diberikan selama 10 Hari? 

Verified Writer

Leonaldo Lukito

Berbagi Pikiran dan Rasa melalui Padanan Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya