TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Operasi Sedot Lemak: Prosedur, Indikasi, dan Komplikasinya

Sering dianggap sebagai "jalan pintas" agar segera langsing

ilustrasi lemak di perut (pexels.com/Towfiqu barbhiya)

Siapa sih yang tidak ingin punya bentuk badan yang ideal dan tampak langsing? Baik laki-laki maupun perempuan rasanya pernah merasa insecure dengan kondisi berat badannya saat ini, apalagi jika tumpukan lemak terlihat jelas.

Dalam kondisi tersebut, seseorang akan berusaha menurunkan berat badannya lewat berbagai cara. Contohnya dengan mengatur pola makan dan olahraga yang intens. Namun, sebagian orang lebih memilih cara yang lebih instan, seperti operasi sedot lemak.

Namun tahukah kamu, kalau operasi sedot lemak memiliki efek samping yang perlu kamu ketahui? Yuk, baca artikel ini baik-baik sebelum kamu malah menyesal di kemudian hari.

1. Definisi sedot lemak secara medis

ilustrasi tindakan sedot lemak (unsplash.com/JAFAR AHMED)

Menurut laporan National Health of Service, sedot lemak atau liposuction merupakan prosedur kosmetik yang dapat menghilangkan jaringan lemak berlebih di tubuh. Tindakan ini biasa dilakukan di ruang operasi dengan peralatan khusus. Dilansir dari MedlinePlus, sedot lemak juga bisa disebut body contouring karena memang dapat mengubah bentuk lekuk tubuh.

Tidak semua dokter diperbolehkan untuk melakukan prosedur ini. Biasanya operasi sedot lemak hanya dilakukan oleh spesialis bedah plastik atau dokter lain yang memiliki sertifikasi yang setara.

2. Indikasi tindakan sedot lemak

dokter mengecek kondisi pasien (unsplash.com/Zach Vessels)

Selama ini, orang-orang awam hanya menganggap sedot lemak sebagai upaya agar cepat kurus. Anggapan ini tidak sepenuhnya salah, karena liposuction memang memiliki indikasi kosmetik, yakni memperbaiki penampilan diri.

Namun menurut jurnal Annals of Plastic Surgery tahun 2015, liposuction juga memiliki indikasi medis alias untuk mengobati penyakit tertentu. Penyakit-penyakit yang bisa diobati dengan prosedur sedot lemak di antaranya:

  • Tumor jaringan lemak (lipoma)
  • Pebesaran payudara abnormal (ginekomastia)
  • Bengkak tungkai akibat kelainan limfa
  • Ukuran anggota tubuh yang besar (gigantisme)
  • Ukuran jari yang besar (makrodaktili)
  • Pertumbuhan abnormal jaringan parut pada kulit
  • Kondisi penis yang tertimbun lemak (burried penis)
  • Produksi keringat yang berlebihan

3. Persiapan sebelum tindakan sedot lemak

pengidap sakit jantung tidak disarankan untuk sedot lemak (pixabay.com/Alterfines)

Sebelum operasi, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik maupun tes laboratorium. Apabila kamu memiliki riwayat konsumsi obat rutin, maka sebaiknya kamu menjabarkannya kepada dokter bedahmu. Hindari pula mengonsumsi obat seperti antiinflamasi ataupun herbal karena beberapa di antaranya meningkatkan risiko perdarahan selama operasi.

Menurut laporan MedlinePlus, ada beberapa kondisi penyakit yang menjadi yang harus dikontrol kondisinya sebelum menjalani tindakan sedot lemak, di antaranya:

  • Riwayat penyakit paru
  • Riwayat serangan jantung
  • Riwayat penyakit metabolik seperti darah tinggi dan kencing manis
  • Riwayat alergi terhadap obat-obatan
  • Riwayat pemakai obat-obatan terlarang atau merokok

Pastikan kamu juga sudah mengetahui semua prosedur dan komplikasi tindakan yang mungkin terjadi untuk menghindari kesalahpahaman.

Baca Juga: 7 Cara Mengobati Batu Empedu, Tidak Harus Operasi

4. Prosedur operasi sedot lemak

ilustrasi tindakan sedot lemak dengan laser (pexels.com/Dmitriy Ganin)

Ada beberapa metode sedot lemak yang biasa digunakan dalam praktik sehari-hari. Metode yang paling umum adalah dengan metode injeksi cairan (tumescent liposuction). Pada metode ini, cairan campuran dari obat bius dan infus dimasukkan ke bawah kulit, lalu penarik alat suntik akan ditarik. Setelah itu, jaringan lemak diharapkan akan ikut tersedot ke luar.

Saat ini, ada beberapa praktisi yang melakukan operasi sedot lemak dengan teknologi yang lebih canggih. Misalnya dengan menggunakan gelombang ultrasonik (ultrasound-assisted) atau teknologi laser (laser-assisted). 

5. Komplikasi setelah tindakan sedot lemak

ilustrasi sakit perut (pexels.com/Sora Shimazaki)

Meskipun termasuk operasi yang cukup umum di bidang kosmetik, operasi sedot lemak tentu memiliki risiko komplikasi usai tindakan. Beberapa pasien mengeluhkan adanya infeksi, perdarahan ataupun rasa kebas pada sekitar area jahitan operasi.

Selain itu tindakan operasi juga bisa menyebabkan beberapa kelainan yang cukup serius, seperti:

  • Cedera pada saraf atau pembuluh darah
  • Bengkak akibat timbunan cairan
  • Sumbatan pada aliran darah akibat lemak atau gumpalan darah

Apabila terjadi keluhan-keluhan yang terkait di atas (seperti nyeri, bengkak dan kebas), maka segera konsultasikan keluhan tersebut ke tenaga kesehatan yang terlatih. Dokter biasanya akan memberikan obat pereda nyeri, ataupun antibiotik untuk mencegah infeksi berat.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya