Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Diastasis recti atau diastasis rekti adalah kondisi terjadinya pemisahan pada rectus abdominis atau yang biasa disebut dengan otot six-pack, membuat perut tak lagi punya kemampuan untuk kembali ke posisi semula setelah melahirkan.
Selain itu, diastasis recti juga bisa dialami siapa pun, termasuk bayi yang baru lahir. Kerap terjadi pada perempuan usai melahirkan atau pada masa nifas, yuk kenali fakta-fakta seputar penyebab, gejala, serta cara mengatasi dan mencegah diastasis recti berikut ini.
1. Muncul karena pemisahan otot bagian perut
Diastasis recti. agapephysicaltherapy.com Melansir MedlinePlus, diastasis recti adalah pemisahan antara otot rectus abdominis sisi kiri dan kanan. Otot ini menutupi permukaan depan area perut.
Melansir Healthline, diastasis recti sangat umum terjadi selama dan setelah kehamilan. Ini karena rahim meregangkan otot-otot di perut untuk menampung janin yang sedang tumbuh.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine tahun 2016 menemukan bahwa hingga 60 persen perempuan mungkin mengalami diastasis recti selama kehamilan atau setelahnnya.
Selain itu, berdasarkan sebuah laporan dalam Journal of Musculoskeletal and Neuronal Interactions tahun 2019, diastasis recti sangat umum terjadi setelah melahirkan, berdampak pada 65 hingga 100 persen perempuan hamil dan usai melahirkan.
2. Penyebab diastasis recti
pexels.com/@punchbrandstock Saat sedang menjalani masa kehamilan, rahim yang membesar menyebabkan otot perut meregang. Hal ini menyebabkan otot perut yang bertemu pada bagian tengah terpisah dengan jarak yang abnormal.
Kondisi otot perut yang terpisah dapat menyebabkan munculnya tonjolan di tengah perut yang bisa kita lihat saat otot perut tegang. Sementara itu, diastasis recti yang terjadi pada bayi yang baru lahir diakibatkan karena otot perutnya belum berkembang dan menyatu dengan sempurna, terutama jika lahir prematur.
Melansir WebMD, laki-laki juga bisa mengalami diastasis recti, kemungkinan disebabkan oleh diet yoyo, melakukan sit-up dan mengangkat beban dengan cara yang salah, atau penyebab lainnya.
Selain itu, memiliki lebih dari 1 anak juga bisa meningkatkan risiko diastasis recti, terutama bila jarak kehamilan dan kelahiran terlalu dekat. Perempuan juga lebih berisiko mengalami kondisi ini bila hamil pada usia di atas 35 tahun atau hamil kembar.
3. Gejala diastasis recti
Melansir Verywell Family, gejala diastasis recti yang paling umum dapat dilihat dari adanya tonjolan di bagian tengah perut. Tonjolan tersebut biasanya terlihat ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua atau ketiga. Beberapa perempuan hamil tidak menyadari perubahan pada perutnya sampai setelah persalinan.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Jelang masa nifas, ibu baru yang mengalami diastasis recti seharusnya bisa melihat adanya tonjolan atau bagian yang menonjol di mana otot perut terpisah. Sebaliknya, saat berbaring telentang, area di antara otot sekitar pusat akan terlihat adanya ceruk.
Menurut laporan berjudul "Prevalence and risk factors of diastasis recti abdominis from late pregnancy to 6 months postpartum, and relationship with lumbo-pelvic pain" dalam jurnal Manual Therapy tahun 2015, tanda dan gejala yang mengindikasikan perempuan mengalami diastasis recti meliputi:
- Adanya celah di antara kedua otot perut sisi kanan dan sisi kiri yang terlihat jelas saat telentang dan mengangkat kepala ke atas
- Tampak ada tonjolan di bagian tengah perut, terutama saat otot perut sedang bergerak
- Kesulitan dalam mengangkat benda
- Kesulitan dalam melakukan tugas rutin
- Sakit punggung bagian bawah
- Postur tubuh yang buruk
- Ketidakstabilan pada torso
- Inkontinensia urine
- Otot perut yang lemah
4. Cara mencegah diastasis recti
Melansir Parents, melindungi perut yang rentan bisa membantu agar menjaga otot perut tidak sampai terpisah. Selama kehamilan, selalu lakukan teknik log roll saat bangun dari tempat tidur atau sofa.
Caranya:
- Dari posisi telentang, luruskan tubuh, tekuk kaki kiri, lalu miringkan tubuh ke kanan, lalu luruskan kedua kaki
- Bergerak lagi seperti akan tengkurap, lalu segera bangun dengan posisi berlutut dengan tangan berpegangan ke kasur, lantai, atau sofa sambil menopang tubuh
- Bangun secara perlahan dengan bertumpu pada lutut. Jadikan tangan tumpuan dengan menaruhnya di lutut saat berdiri
Selain itu, melansir Healthline, sebelum kehamilan, latihanlah untuk memperkuat otot inti, meliputi otot dasar panggul dan otot oblique (di sepanjang sisi dinding perut). Hindari latihan yang membuat perut membuncit atau menyebabkan ketegangan di punggung. Bila memungkinkan, berlatihlah dengan instruktur atau terapis bersertifikat.