Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Rongga mulut merupakan bagian tubuh paling vital dalam pemenuhan sumber nutrisi untuk kesehatan tubuh. Maka dari itu kita perlu menjaga setiap bagian dari rongga mulut seperti kesehatan gigi, gusi, dan lidah.
Namun, tak bisa dimungkiri bahwa sering terjadi masalah dari bagian tubuh tersebut, utamanya gigi dan gusi. Polip pulpa merupakan salah satu dari banyak penyakit yang bisa menyerang. Kondisi apakah ini?
1. Apa itu polip pulpa?
ilustrasi polip pulpa (unsplash.com/Mufid Majnun) Polip pulpa merupakan kondisi timbulnya benjolan lunak berwarna merah, merah muda, atau putih dalam gigi berlubang berisi jaringan dan sel pembentuk gigi. Benjolan pulpa yang terbuka dapat menyebabkan luka atau pendarahan. Polip biasanya membesar hingga memenuhi seluruh area yang gigi berlubang atau ruang pulpa pada gigi.
Pembengkakan pada pulpa ini banyak dialami oleh anak dan dewasa muda serta dapat terjadi baik pada gigi sulung maupun gigi permanen. Polip pulpa umum terjadi di bagian gigi geraham bawah yang berlubang dan terpapar bakteri. Ada benjolan menimbulkan rasa tidak nyaman saat mengunyah.
Baca Juga: Waspada! 5 Penyakit Ini Bisa Dipicu oleh Kesehatan Oral yang Buruk
2. Diagnosis
ilustrasi periksa gigi (unsplash.com/Quang Tri NGUYEN) Dokter gigi perlu melakukan pemeriksaan pada bagian yang bermasalah dan menanyakan gejala yang dirasakan. Selanjutnya, diagnosis polip pulpa dilakukan dengan cara radiografi intraoral, yakni pemeriksaan gigi dan jaringan sekitar secara radiografi melalui mulut pasien. Selain itu bisa juga dilakukan pengambilan sampel jaringan polip untuk diperiksa melalui mikroskop.
Pemeriksaan lanjutan oleh dokter gigi diperlukan untuk melihat tingkat kerusakan gigi serta mendeteksi kelainan di sekitar gigi berlubang dengan polip pulpa. Tidak hanya itu, hal ini juga beermanfaat untuk penentuan pilihan perawatan yang paling tepat.
3. Penyebab
ilustrasi karies gigi (unsplash.com/Ozkan Guner) Polip pulpa disebabkan oleh iritasi dan masuknya bakteri ke dalam pulpa gigi yang menunjukkan kerusakan mahkota gigi yang signifikan akibat karies. Hal itu mengakibatkan respons inflamasi dalam rentang waktu panjang yang merangsang reaksi granulasi (pembentukan jaringan kemerahan yang mengandung kapiler pada luka) yang subur.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Kondisi ini juga bisa ditandai dengan hilangnya restorasi gigi dan keretakan gigi yang mengakibatkan terbukanya pulpa. Namun, pengaruh hormonal (estrogen dan progesteron) kemungkinan juga berkontribusi terhadap kondisi ini.
4. Perawatan
ilustrasi perawatan gigi (pexels.com/Andrea Piacquadio ) Perawatan polip pulpa bisa dilakukan dengan perawatan saluran akar (PSA), pencabutan gigi, restorasi mahkota gigi hingga perawatan pulpotomi sesuai dengan kondisi dan keparahan polip pulpa itu sendiri.
Pasca perawatan polip pulpa perlu dilakukan pemeriksaan gigi secara berkala, hal ini dianjurkan guna melihat keberhasilan terapi saluran akar atau masalah yang timbul akibat pencabutan gigi. Pemasangan implan gigi atau prostesis gigi cekat (jembatan) bisa dilakukan untuk mengembalikan fungsi dan estetika akibat dicabutnya gigi.
5. Kasus pulpa polip
Ilustrasi periksa kesehatan (unsplash.com/Mufid Majnun) Kasus polip pulpa banyak ditemui di negara-negara berkembang. Masalah ini lebih sering terjadi pada individu dengan latar belakang sosial ekonomi rendah dan memiliki akses terbatas ke perawatan gigi. Ini masih kurang jadi perhatian para penduduknya.
Dilansir Medscape, dalam sebuah studi terhadap pengungsi Vietnam yang mencari perawatan gigi, persentasi polip pulpa adalah 6 persen. Tingginya jumlah kasus ini merupakan indikasi parahnya penyakit gigi pada penduduk miskin ini. Dalam studi klinis di Brasil terhadap trauma gigi susu, kejadian polip pulpa adalah 2,3 persen pada anak kecil
Baca Juga: Gusi Berdarah Tak Boleh Disepelekan, Ini Alasannya!