TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Keunggulan Metode ERACS Dibandingkan Prosedur Operasi Sesar Biasa

Durasi inap lebih pendek dan efek rasa sakit yang minimum

ilustrasi proses kelahiran bayi (pexels.com/Jonathan Borba)

ERACS adalah kependekan dari Enhanced Recovery after Caesarean Section. Metode atau prosedur ini awalnya digunakan untuk pasien yang menjalani operasi kolon, namun kini diterapkan untuk pasien yang menjalani operasi sesar.

Metode ERACS digunakan untuk mempercepat proses pemulihan pasien, menekan biaya contohnya dengan mengurangi durasi inap di rumah sakit, mengurangi stres serta efek samping seusai operasi.

Secara keseluruhan metode ERACS terbagi menjadi 3 bagian yaitu preoperative, interoperative, dan postoperative. Setiap bagian mempunyai tahapan yang harus dijalani oleh pasien. Bagi kamu yang penasaran akan manfaat dari metode ERACS perlu menyimak ulasan di bawah ini.

1. Durasi puasa makan dan minum lebih pendek

ilustrasi makanan sehat (pixabay.com/carlosfs05)

Setiap pasien yang akan menjalani operasi sesar biasanya harus puasa, yang mana jam puasa dimulai dari tengah malam sebelum hari operasi dilakukan. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi risiko muntah dan komplikasi pada paru-paru. Namun ketentuan ini berbeda untuk mereka yang menggunakan metode ERACS.

Pasien yang akan melakukan operasi sesar dengan metode ERACS hanya melakukan puasa selama 6 jam sebelum jadwal operasi. Jadi, sebelum itu pasien dapat mengonsumsi makanan ringan seperti buah, sayuran, dan makanan rendah lemak. Pasien juga melakukan puasa minum 2 jam sebelum operasi. Sebelum itu pasien hanya boleh minum air putih atau jus buah yang tidak ada seratnya.

Sebuah studi yang dilakukan di India yang hasilnya dilaporkan di jurnal Obstetric Anaesthesia and Critical Care tahun 2022 mendapati bahwa pengurangan durasi puasa dan mengonsumsi karbohidrat sebelum operasi dapat mengurangi stres akibat rasa lapar dan kecemasan sebelum operasi. Selain itu, langkah ini juga mengurangi resistensi insulin dan kehilangan nutrisi setelah operasi.

Baca Juga: 6 Alasan Dokter Menganjurkan Operasi Sesar, Bukan Asal Sebut

2. Mengurangi penggunaan obat yang mengandung opioid setelah operasi

ilustrasi persiapan yang dilakukan oleh dokter sebelum proses persalinan (unsplash.com/Sharon McCutcheon)

Opioid merupakan salah satu bagian dari proses anestesi yang diberikan kepada pasien yang menjalani operasi sesar dalam bentuk anestesi neuroaksial atau sistemik. Dikutip dari jurnal Cureus tahun 2019, penggunaan opioid dibatasi untuk alasan kesehatan bagi ibu dan bayi.

Merujuk dari Children's Mercy Kansas City, ERACS mempunyai program penanggulangan rasa sakit yang mana pasien akan diberi obat ibuprofen dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) secara terjadwal. Obat ini diberikan melalui mulut atau lewat infus.

Kemudian, pasien juga diberi obat anti sakit pada bagian tulang belakang (spinal) atau epidural dalam dosis kecil namun memiliki efek anti sakit yang lama. Perpaduan ini diterapkan untuk meredakan rasa sakit sekaligus mengurangi efek samping seperti gatal dan mual. 

Manfaat lain dari penggunaan obat-obatan ini adalah untuk mengurangi penggunaan atau dosis opioid. Masih berdasarkan sumber yang sama, penggunaan opioid sesudah operasi berkurang 30 hingga 50 persen dengan menggunakan kombinasi ini. Akibatnya pasien menjadi lebih cepat untuk bergerak seperti berdiri dan tidak mudah lelah.

3. Mengurangi rasa mual dan sakit setelah operasi

ilustrasi rasa mual (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Beberapa efek yang sering dirasakan oleh pasien seusai menjalani operasi sesar adalah rasa sakit/nyeri dan mual. Kondisi ini dapat diminimalisir dengan mengikuti metode atau prosedur ERACS.

Dilansir Children's Mercy Kansas City, prosedur ERACS menggunakan terapi IV fluid dan menggunakan kombinasi obat anti mual agar pasien tidak merasa mual setelah operasi.

Kemudian sebuah studi yang dilakukan di kota Guangzhou, Cina pada tahun 2019 yang  hasilnya diterbitkan di jurnal Therapeutics and Clinical Risk Management di tahun 2020 menyimpulkan bahwa metode ini sangat berguna untuk:

  • Mengurangi rasa sakit sesudah operasi.
  • Mengurangi insiden komplikasi seperti rasa mual.
  • Meningkatkan kepuasan pasien.
  • Mengurangi biaya persalinan di rumah sakit.

 

4. Mengurangi durasi menginap di rumah sakit

ilustrasi ibu hamil yang dirawat di rumah sakit (pixabay.com/Parentingupstream)

Seperti yang sudah diketahui, pasien yang menjalani operasi sesar membutuhkan waktu sedikit lama dibandingkan dengan mereka yang melahirkan secara normal agar dapat keluar dari rumah sakit. Durasi inap yang lama selain menambah biaya juga menyebabkan ketersediaan ruangan di rumah sakit menjadi sedikit.

Metode ERACS yang pelaksanaannya terbagi menjadi 3 bagian membuat proses penyembuhan pasien menjadi lebih cepat sehingga pasien dapat segera keluar dari rumah sakit.

Durasi inap untuk pasien yang mengikuti metode ERACS tidak lebih dari 2 hari. Sedangkan tipikal operasi sesar membutuhkan kisaran waktu antara 2 hingga 4 hari untuk dapat pulang ke rumah.

Baca Juga: Perlukah Melakukan Vaginal Seeding untuk Bayi yang Lahir Sesar?

Verified Writer

Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya