Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Tidak semua benjolan merah berisi nanah atau cairan disebut bisul atau furunkel. Ada infeksi kulit lainnya yang menyerupai furunkel, yaitu karbunkel. Keduanya sama-sama disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, terasa sakit, dan kebanyakan muncul di bagian tubuh yang terdapat rambut, sering berkeringat, dan mudah terjadi gesekan.
Namun, ada beberapa ciri yang membedakan antara bisul dan karbunkel. Salah satu contohnya adalah formasi pembentukan atau penyebaran benjolan. Berikut ini adalah beberapa kategori yang membedakan antara furunkel dan karbunkel.
1. Formasi pembentukan
ilustrasi lapisan kulit (pixabay.com/tienp) Bisul umumnya berupa satu benjolan yang muncul di permukaan kulit, sementara karbunkel merupakan beberapa benjolan yang berkumpul menjadi satu, sehingga terlihat beberapa titik nanah di atas permukaan benjolan. Ini dikarenakan infeksi pada karbunkel jauh lebih dalam dibandingkan dengan furunkel.
Baca Juga: 7 Cara Mengobati Bisul Tanpa Harus ke Dokter, Mudah dan Sederhana
2. Gejala yang berbeda
Karbunkel yang berukuran besar dengan beberapa titik nanah di permukaan (nidirect.gov.uk) Dilansir Healthline, gejala furunkel berbeda dengan karbunkel. Seseorang yang memiliki furunkel akan mendapati sebuah benjolan di kulit yang berwarna merah muda atau kemerahan, terasa sakit saat disentuh, dan rasa sakit tergantung dari ukuran besar kecilnya benjolan. Benjolan di awal infeksi awalnya kecil kemudian membesar hingga kurang lebih 5 sentimeter (cm).
Sebaliknya, seseorang yang memiliki karbunkel akan mendapati benjolan di kulit yang ukurannya cukup besar, sekitar 10 cm atau 4 inci. Orang tersebut akan mengalami demam, menggigil, dan rasa sakit yang tak tertahankan. Rasa sakit akibat karbunkel jauh lebih berat dibandingkan dengan furunkel.
3. Cara pengobatannya pun berbeda
ilustrasi dokter memberikan antibiotik (freepik.com/drobotdean) Mengutip informasi dari Cedar Sinai Hospital, mengobati furunkel yang ringan cukup dikompres dengan handuk hangat agar dapat meringankan rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan. Apabila furunkel berukuran besar, biasanya akan dilakukan proses penyedotan untuk mengeluarkan cairan dan disertai dengan obat antibiotik.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Furunkel juga dapat terjadi secara berulang, dan dilansir MSD Manual, untuk mencegahnya diperlukan penggunaan sabun cair yang mengandung chlorhexidine gluconate dan isopropil alkohol atau sabun yang mengandung chloroxylenol 2-3 persen. Kemudian, penggunaan obat antibiotik diperpanjang 1-2 bulan.
Penderita juga perlu diperiksa lebih lanjut apakah furunkel ini berkaitan dengan gejala penyakit lain seperti diabetes dan methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Sementara untuk karbunkel, umumnya diperlukan penyedotan dan menggunakan obat antibiotik. Obat antibiotik dipakai terutama bila terjadi selulitis, penderita memiliki kekebalan tubuh yang rendah, infeksi merambah ke organ tubuh yang lain, dan penderita diduga mengidap MRSA sementara proses penyedotan belum selesai.
4. Kelompok yang rentan terkena
ilustrasi lanjut usia (freepik.com/prostooleh) Dilansir Medical News Today, bisul umumnya dialami oleh anak remaja dan orang dewasa muda. Laki-laki lebih rentan mengalaminya.
Sementara itu, karbunkel lebih banyak dijumpai pada orang tua, usia 50 tahun ke atas, dan jenis kelamin laki-laki. Kelompok tersebut umumnya memiliki kondisi tubuh yang kurang sehat dan kekebalan tubuh yang rendah.
Baca Juga: Waspadai Benjolan di Leher, Ini 10 Kemungkinan Penyebabnya