TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Migrain Memburuk Seiring dengan Bertambahnya Usia

Kurang tidur jadi salah satu pemicunya

ilustrasi orang sakit kepala (pexels.com/Marcus Aurelius)

Hampir setiap orang pernah merasakan sakit kepala berdenyut di satu sisi kepala dalam hidupnya. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah migrain. Namun setelah ditelusuri, tak sedikit orang mengeluh migrain yang dialaminya memburuk seiring pertambahan usia.

Proses penuaan sebenarnya tidak meningkatkan risiko seseorang untuk terkena migrain. Gaya hiduplah yang menjadi faktor risiko dalam hal ini. Guna mengetahui alasan mengapa frekuensi dan intensitas migrain semakin meningkat seiring waktu, mari simak ulasan berikut ini.

1. Mengalami stres berkepanjangan

ilustrasi orang sakit kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Berdasarkan penjelasan laman Women's Health, stres memicu terjadinya migrain dan sakit kepala tegang atau tension-type headache. Sayangnya, mengatasi stres jadi semakin sulit seiring berjalannya waktu lantaran masalah yang dialami kian berat dan waktu istirahat menurun signifikan.

Stres berkepanjangan akibat kejadian yang traumatis seperti kehilangan orang tersayang atau hubungan asmara yang kandas juga memicu episode sakit kepala yang lebih intens pada beberapa orang. Terlebih, ini dapat diperburuk tanpa adanya manajemen stres yang tepat.

Baca Juga: 5 Gerakan Yoga untuk Mengatasi Migrain, Mudah Dilakukan

2. Melalui masa perimenopause

ilustrasi orang sakit kepala (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam siklus menstruasi diketahui dapat memengaruhi senyawa kimia dalam otak yang memicu sakit kepala. Laman Mayo Clinic menjelaskan, fluktuasi kedua hormon ini menjadi lebih ekstrem saat seseorang memasuki masa perimenopause, atau masa transisi menuju menopause.

Sebagai akibatnya, seseorang berisiko mengalami migrain yang lebih intens dan berat. Untungnya, kondisi ini bersifat sementara sebab perubahan hormon setelah menopause cenderung lebih stabil.

3. Penggunaan obat tertentu

ilustrasi orang minum obat (pexels.com/jeshootcom)

Berdasarkan keterangan National Institute on Aging, obat-obatan seperti vasodilator diduga menjadi aktor di balik migrain yang memburuk. Obat jenis ini bekerja dengan memperlebar pembuluh darah guna memperlancar aliran darah.

Efeknya, ini dapat meningkatkan aliran darah menuju otak dan berpotensi memicu sakit kapala. Segera diskusikan dengan dokter mengenai efek samping obat-obatan yang dikonsumsi agar mendapat penanganan yang tepat.

4. Konsumsi kopi berlebihan

ilustrasi orang minum kopi (pexels.com/Ron Lach)

Kopi kerap menjadi penyelamat hari terutama di saat rasa kantuk dan lelah menyerang. Tak heran banyak orang mengonsumsinya guna mendorong produktivitas saat beraktivitas, bahkan hingga melebihi batas konsumsi yang diperbolehkan.

Padahal konsumsi kopi berlebihan dapat memicu migrain yang lebih intens dibandingkan biasanya. Sebuah studi yang terbit dalam American Journal of Medicine pada 2019 melaporkan, orang yang mengonsumsi tiga atau lebih minuman berkafein setiap hari lebih sering mengalami migrain dibandingkan mereka yang hanya mengonsumsi satu atau dua cangkir.

Baca Juga: 10 Tips Ampuh Menghilangkan Migrain saat Traveling, Enjoy!

Verified Writer

Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya