TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyebab Gigi Berlubang Meski Sudah Dirawat

Pastikan rutin memeriksa kesehatan gigi enam bulan sekali

ilustrasi sakit gigi (freepik.com/wayhomestudio)

Menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan aspek penting yang tak boleh dilewatkan. Perawatan ini bisa meliputi menggosok gigi minimal dua kali sehari, menggunakan dental floss atau benang gigi, serta rutin memeriksakan kesehatan gigi setiap enam bulan sekali. 

Namun, meskipun sudah rajin menjaga kesehatan gigi, kita tetap bisa mengalami masalah pada gigi seperti gigi berlubang. Gigi berlubang sendiri merupakan kondisi di mana lapisan terluar pada gigi terkikis sehingga membentuk rongga menyerupai lubang. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius. 

Selain merawat gigi dan mulut dengan baik, kamu juga perlu memerhatikan berbagai faktor risiko yang dapat menjadi penyebab gigi berlubang. Yuk, simak pemaparannya berikut ini!

1. Faktor genetik

ilustrasi menyikat gigi (pexels.com/Keira Burton)

Menurut keterangan dari American Dentist Association, sebanyak 60 persen kasus kerusakan gigi bisa disebabkan oleh faktor genetik. Ini disinyalir karena gen memegang peranan penting dalam proses pembentukan struktur enamel, produksi saliva atau air liur, serta kekuatan daya tahan tubuh. Dilansir Livestrong, gen juga bisa berpengaruh pada pertumbuhan bakteri di mulut.

Jika keluarga kamu memiliki riwayat permasalahan gigi, seperti gigi berlubang, maka kemungkinan besar kamu bisa mengalaminya juga. Meski begitu, ekspresi gen juga dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti waktu dan faktor lingkungan.

Baca Juga: 7 Fakta Erosi Gigi, Gigi Aus karena Makanan dan Minuman Asam

2. Resesi gusi

ilustrasi gigi ngilu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Resesi gusi adalah kondisi terbukanya akar gigi akibat penurunan gusi. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalami kondisi ini, sebab proses dan gejalanya berjalan secara bertahap. Salah satu tanda resesi gusi adalah gigi sensitif, sehingga gigi lebih terasa ngilu dari biasanya.

Dikutip WebMD, ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi pada gusi, genetik, metode menggosok gigi yang terlalu kasar, jarang merawat gigi, atau bisa karena perubahan hormon. Gusi yang terkikis tidak bisa tumbuh kembali. Namun, perawatan yang tepat dengan dokter gigi bisa membantu mengembalikan jaringan gusi di sekitar gigi.

3. Sering menggemeretakkan gigi

ilustrasi menggertakkan gigi (freepik.com/cookie_studio)

Beberapa orang gemar menggemeretakkan, mengatupkan, atau menggesek gigi tanpa disadari. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, kondisi yang disebut bruksisme ini merupakan kebiasaan yang dapat menyebabkan komplikasi pada gigi.

Menggemeretakkan gigi memberikan tekanan pada gigi, sehingga rentan merusak struktur gigi dan, pada tingkat yang lebih lanjut, dapat menyebabkan resesi gusi. Biasanya kebiasaan ini dilakukan oleh beberapa orang saat merasa cemas atau dilakukan tanpa sadar saat terlelap.

4. Pola makan 

ilustrasi apel dan donat (pexels.com/Andres Ayrton)

Pola makan yang tidak sehat juga berkontribusi terhadap kesehatan gigi dan mulut. Makanan asam, yang meliputi minuman bersoda, cuka, buah jeruk atau lemon, dapat menyebabkan erosi gigi karena memicu hilangnya mineral pada lapisan email.

Selain itu, makanan yang bersifat lengket, seperti selai atau permen lengket, berpotensi memicu perkembangan gigi berlubang, terutama jika residunya tidak dibersihkan dengan sempurna. Dilansir Healthline, kandungan gula pada makanan dan minuman juga dapat berinteraksi dengan bakteri di rongga mulut, sehingga dapat menyebabkan gigi berlubang.

Namun, tak perlu khawatir, kamu tak perlu mengonsumsi makanan tersebut sepenuhnya. Kamu cuma perlu mengurangi konsumsinya dan segera membersihkan gigi minimal 30 menit setelah menyantapnya.

Baca Juga: 5 Mitos dan Fakta Scaling, Bisa Memutihkan Gigi?

Verified Writer

Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya