TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Virus Corona Varian B117 Masuk Indonesia, Seperti Apa Gejalanya?

Berasal dari Inggris dan sudah menyebar ke negara lain

Unsplash/Fusion Medical Animation

Mutasi virus corona varian B117 asal Inggris ditemukan di Indonesia, diumumkan tepat satu tahun pandemik COVID-19 di Tanah Air. Temuan ini berdasarkan hasil pemeriksaan 462 sampel strain virus dari seluruh Indonesia, yang diperiksa dengan metode whole genome sequence.

Para ahli melaporkan bahwa varian B117 menular lebih cepat dan kemungkinan lebih mematikan. Berdasarkan hasil riset yang dikutip oleh Forbes, virus corona varian B117 mungkin 30-70 persen lebih mematikan.

Benarkah virus corona varian B117 menular lebih cepat dan lebih mematikan? Lalu, apakah ada perbedaan dari segi gejala? Ketahui selengkapnya di sini!

1. Gejala apa yang ditimbulkan oleh varian B117?

Pexels/cottonbro

Melansir dari American Association of Retired Persons (AARP), pasien yang terinfeksi virus corona varian B117 melaporkan lebih banyak gejala daripada mereka yang terinfeksi dengan jenis virus asli (original strain). Seperti apa gejala yang dimaksud?

Menurut survei yang dilakukan oleh Kantor Statistik Nasional di Inggris, mereka yang dites positif untuk varian tersebut cenderung melaporkan:

Tony Moody, M.D., spesialis penyakit menular dari Duke Human Vaccine Institute di Duke University Medical Center, Amerika Serikat (AS) mengatakan tidak heran kalau varian baru menimbulkan gejala yang agak berbeda. Sebab, varian ini memiliki perubahan dalam kode genetiknya, yang menghasilkan protein berbeda, dan bisa mengubah cara virus berinteraksi dengan tubuh.

2. Varian B117 menular lebih cepat daripada varian sebelumnya

Unsplash/Martin Sanchez

Melansir BBC, varian baru ini pertama kali terdeteksi di bulan September tahun lalu. Di bulan November, sekitar seperempat kasus di London disebabkan oleh varian baru, lalu menjadi hampir dua pertiga kasus di pertengahan Desember.

Menurut Perdana Menteri Boris Johnson, varian baru ini mungkin lebih menular hingga 70 persen. Angka ini muncul dalam presentasi Dr. Erik Volz dari Imperial College London, Inggris, yang mengatakan bahwa varian ini tumbuh lebih cepat daripada varian sebelumnya, sehingga penting untuk terus mengawasinya.

Baca Juga: Waspada! 7 Cara Melindungi Diri dari Varian Baru Virus Corona B117

3. Kemungkinan menyebabkan lebih banyak rawat inap dan lebih mematikan

unsplash.com/Mufid Majnun

Berdasarkan data yang dirilis di situs pemerintah Inggris dan mengutip Forbes, virus corona varian B117 kemungkinan lebih mematikan dan menyebabkan lebih banyak rawat inap. Studi terbaru menemukan adanya peningkatan keparahan kasus COVID-19 dan tercatat 30-70 persen lebih mematikan.

Pada bulan Januari lalu, New and Emerging Respiratory Threats Advisory Group (NERVTAG) mengungkapkan data yang menunjukkan peningkatan kematian akibat B117 dibandingkan dengan strain lain. Selain itu, para peneliti mencatat risiko rawat inap lebih tinggi pada varian ini.

Bahkan, menurut data dari Intensive Care National Audit and Research Centre (ICNARC) dan QRESEARCH menemukan risiko lebih tinggi masuk ICU untuk kasus varian B117 versus non-varian.

4. Varian B117 memiliki efek minimal pada efektivitas vaksin

Ilustrasi Penyuntikan Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Apakah virus corona varian B117 berdampak pada keampuhan vaksin? Menurut Dr. Angela Rasmussen, ahli virologi dari Center for Global Health and Security di Georgetown University, AS, varian B117 memiliki efek minimal pada efektivitas vaksin.

"Untungnya, tidak banyak dampak pada vaksin, karena B117 tampaknya tidak terlalu mampu menghindari kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin. Bagi saya, penting mendapatkan vaksinasi secepatnya, tinggal di rumah bila memungkinkan, dan rajin mengurangi paparan," ujarnya kepada Forbes.

Dr. Angela melanjutkan, karena ilmuwan masih mempelajari bagaimana vaksin bisa melindungi dari varian yang berbeda, penting bagi kita semua untuk mengambil setiap tindakan pencegahan untuk menghindari paparan dan menurunkan penularan.

Baca Juga: Komorbid Tertinggi COVID-19, Pengidap Hipertensi Harus Lakukan Ini

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya