TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cara Mengatasi Holiday Heart Syndrome, Lakukan Ini!

Tidak hanya dengan obat-obatan

ilustrasi obat-obatan (pixabay.com/birgl)

Libur Natal dan tahun baru (Nataru) makin dekat. Biasanya, orang-orang menghabiskan waktu liburan untuk quality time bersama keluarga, teman, atau pasangan. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang memilih berpesta, didampingi dengan minuman keras.

Jika kamu memilih yang terakhir, mungkin kamu akan mengalami holiday heart syndrome. Berikut ini definisi, gejala, serta cara mencegah dan mengatasinya!

1. Definisi holiday heart syndrome

Istilah holiday heart syndrome merujuk pada munculnya aritmia (detak jantung tidak teratur) setelah berpesta minuman keras. Ini bisa terjadi kapan saja, tetapi paling sering terjadi saat liburan akhir tahun di negara-negara Barat.

Holiday heart syndrome pertama kali dicetuskan oleh Philip Ettinger dan rekan-rekannya pada tahun 1978. Mereka menemukan hubungan antara pesta alkohol dan fibrilasi atrium (jenis aritmia jantung yang paling umum), terutama saat akhir pekan dan hari libur. Temuan ini dipublikasikan dalam American Heart Journal.

2. Gejala holiday heart syndrome

ilustrasi nyeri dada (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Dilansir WebMD, gejala holiday heart syndrome yang paling banyak dikeluhkan adalah:

  • Ketidaknyamanan di dada, seperti ada tekanan di dada.
  • Palpitasi, yaitu ketika jantung berdetak dengan kencang dan tidak teratur.
  • Kesulitan bernapas, terutama saat menjalani aktivitas sehari-hari, tetapi juga bisa terjadi ketika sedang beristirahat.
  • Pusing, terkadang rasanya seperti akan pingsan.
  • Merasa sangat lelah, lemah, dan kekurangan energi.

Baca Juga: Fibrilasi Atrium: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

3. Cara mengatasi holiday heart syndrome

Pada dasarnya, cara mengatasi holiday heart syndrome sama seperti menangani fibrilasi atrium. Tujuan pengobatannya adalah mengontrol detak jantung, mengembalikan irama jantung, dan mencegah penggumpalan darah, mengutip Mayo Clinic.

Cara pertama adalah memberikan obat-obatan, seperti pemblokir beta (untuk memperlambat detak jantung), penghambat saluran kalsium (untuk mengontrol detak jantung), digoksin (untuk mengontrol detak jantung saat istirahat), antiaritmia (untuk mengatasi irama jantung yang terlalu cepat atau tidak teratur), dan antikoagulan (untuk mengencerkan dan mencegah pembekuan darah).

Selain obat-obatan, metode pengobatan lainnya adalah terapi kardioversi untuk mengatur ulang irama jantung. Terdapat dua jenis kardioversi, yaitu kardioversi listrik (dengan mengirimkan kejutan listrik ke jantung melalui tempelan yang dipasang di dada) dan kardioversi obat (diberikan melalui infus atau diminum).

Apabila tidak kunjung membaik, dokter akan merekomendasikan prosedur ablasi jantung, yang dilakukan dengan pembedahan atau kateter (non-bedah). Ablasi kateter lebih umum dilakukan dibanding ablasi bedah.

Ablasi kateter menggunakan tabung tipis dan fleksibel yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk menjangkau bagian dalam jantung. Sementara, ablasi bedah dilakukan dengan menyayat dada dan memerlukan anestesi umum.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya