TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengalami Efek Samping Obat? Segera Laporkan demi Keselamatan Pasien

Pelaporan ini bisa dilakukan secara online

livescience.com

Memperingati Patient Safety Day yang jatuh setiap tanggal 17 September, Bayer dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengadakan webinar berjudul "Mari Pahami, Kelola Baik dan Laporkan Efek Samping Obat yang Digunakan". Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai keselamatan dan keamanan pasien serta pentingnya pelaporan efek samping obat.

Ada tiga pembicara dalam webinar ini, yakni dr. Eko Adhi Pangarsa, SpPD-KHOM, Ketua YKI Jawa Tengah, dr. Jarir At Thobari, D. Pharm., PhD, Ketua International Society of Pharmacovigilance (ISoP) Indonesia Chapter, serta dr. Dewi Muliatin Santoso, Head of Medical Dept. Div. Pharmaceuticals Bayer Indonesia. Simak pemaparan lengkapnya di bawah ini!

1. Apa itu efek samping obat dan seberapa fatal bila terjadi?

commonwealthfund.org

Menurut dr. Jarir, efek samping obat adalah semua efek, reaksi, gejala, atau tanda yang tidak diinginkan atau merugikan pasien. Efek samping ini terjadi setelah pasien diberi obat untuk tujuan pencegahan, diagnosis, dan terapi.

Efek samping obat tidak bisa dianggap remeh karena telah menyebabkan 250 ribu pasien menjalani rawat inap dan berkontribusi pada 7.000 kematian per tahun di Inggris, dr. Jarir mengungkapkan. Diperkirakan, kondisi tersebut menyebabkan kerugian sebesar Rp9,3 triliun!

Lebih lanjut, faktor risiko efek samping obat dibagi menjadi dua: dari pasien dan obat.

Dari pasien berarti efek samping obat dipengaruhi oleh usia, genetik, dan penyakit yang diderita, misalnya gangguan hati dan ginjal. Dari obat berarti dipengaruhi oleh jenis obat, jangka waktu penggunaan, dan interaksi obat dengan obat lain atau dengan makanan.

Baca Juga: 7 Obat Penyakit Alzheimer, Diderita Ayah Bill Gates Sebelum Meninggal

2. Apa tujuan monitoring efek samping obat?

cbsnews.com

Memberikan umpan balik ke petugas kesehatan terkait efek samping obat harus dilakukan. Tindak lanjut laporan bisa berupa penelitian ulang obat, memberikan peringatan kepada publik (termasuk dokter), mengubah label obat, dan penarikan obat dari pasar.

Sebagai panduan, contoh efek samping obat adalah demam tinggi, menggigil, ruam kulit, gatal, bengkak pada mulut, nyeri hebat, sesak napas, diare, muntah, nyeri pada tempat injeksi obat, hingga pendarahan dan memar yang tidak bisa dijelaskan, tutur dr. Eko. Akan tetapi, efek samping ini tidak selalu sama pada tiap individu.

Lebih lanjut, dr. Jarir menegaskan bahwa tidak ada obat-obatan yang absolut aman untuk semua orang, kondisi, dan tempat. Risiko efek samping obat pun berbeda-beda pada setiap orang. Pelaporan efek samping obat dari konsumen sangat penting untuk mengetahui risiko dan keamanan obat setelah dipasarkan.

3. Apa dampaknya jika kita melaporkan efek samping obat?

paladinahealth.com

Ada dampak langsung dan tidak langsung jika kita melaporkan efek samping obat pada tenaga kesehatan (dalam hal ini dokter). Efek samping obat akan dianalisis untuk perbaikan pengobatan. Bisa dengan menurunkan dosis atau berhenti dan ganti pengobatan lain.

Bila diperlukan, dokter akan memberikan tindakan untuk mengurangi efek samping yang diderita pasien. Selain itu, dokter akan menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan efek samping tersebut, jelas dr. Eko.

Lalu, apa dampak tidak langsung dari pelaporan efek samping obat? Laporan akan dikumpulkan untuk mengetahui kemungkinan adanya efek samping yang tidak muncul atau belum diketahui saat uji klinis. Ini berguna untuk membantu orang lain supaya terhindar dari risiko yang sama. 

Baca Juga: 7 Manfaat Antibiotik Dalam Proses Pengobatan yang Perlu Diketahui

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya