TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pendarahan Otak: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Salah satu penyebabnya adalah cedera kepala

ilustrasi pendarahan otak (carrushealth.com)

Beberapa kondisi medis bisa membahayakan nyawa, salah satunya adalah pendarahan otak (brain hemorrhage) atau pendarahan intrakranial. Ini adalah keadaan darurat medis yang memerlukan perawatan sesegera mungkin.

Mari mengenal lebih dekat tentang pendarahan otak, mulai dari definisi, penyebab, gejala, risiko komplikasi, penanganan, hingga pencegahan. Let's go!

1. Apa itu pendarahan otak?

ilustrasi pendarahan otak (clevelandclinic.org)

Dalam bahasa Yunani, secara harfiah "hemo" artinya darah. Maka hemorrhage diartikan sebagai "darah (yang) menyembur keluar". Pendarahan otak memiliki banyak istilah, seperti pendarahan intrakranial, pendarahan intraserebral, dan pendarahan serebral.

Dilansir WebMD, penyebab pendarahan otak adalah arteri di otak yang pecah dan menyebabkan pendarahan lokal di jaringan sekitarnya. Pendarahan ini mengakibatkan matinya sel-sel otak. Dari keseluruhan kasus stroke, sebanyak 13 persen disumbang oleh pendarahan otak.

Selain itu, darah yang bocor bisa menyebabkan kompresi dan kerusakan pada jaringan otak. Jika ini terjadi, darah yang kaya oksigen tidak bisa mengalir ke jaringan otak lalu menyebabkan pembengkakan atau edema serebral.

Sebagai informasi, otak memiliki tiga lapisan membran (meninges) yang letaknya di antara tulang tengkorak dan jaringan otak. Fungsinya untuk menutupi dan melindungi otak. Mengutip Cleveland Clinic, pendarahan bisa terjadi di antara ketiga membran, yaitu arachnoid, dura mater, dan pia mater. Contohnya:

  • Pendarahan epidural: terjadi di antara tulang tengkorak dan lapisan membran paling luar, dura mater.
  • Pendarahan subdural: terjadi di antara dura mater dan membran arachnoid.
  • Pendarahan subarachnoid: terjadi di antara membran arachnoid dan pia mater.

2. Apa penyebab pendarahan otak?

ilustrasi cedera kepala (cleantechloops.com)

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan pendarahan otak. Dilansir Medical News Today, faktor-faktor yang dimaksud ialah:

  • Pernah mengalami trauma atau cedera kepala
  • Memiliki penyakit hati
  • Tumor otak
  • Tekanan darah sangat tinggi
  • Mempunyai kelainan pembuluh darah atau penyakit darah
  • Mengonsumsi obat-obatan terlarang
  • Aneurisme serebral atau tonjolan yang melemah di arteri otak
  • Memiliki gangguan pendarahan
  • Septikemia
  • Pemakaian alkohol dan obat-obatan terlarang

Dari segi usia, pendarahan otak lebih mungkin terjadi pada orang dewasa yang lebih tua (older adults). Sementara pada anak, sebagian besar pendarahan intraserebral disebabkan oleh kelainan pada pembuluh darah.

Pendarahan otak pada bayi kemungkinan dipicu oleh cedera lahir atau trauma pada perut ibu hamil. Syukurlah, anak-anak biasanya pulih dengan hasil yang lebih baik daripada orang dewasa karena otaknya masih berkembang.

3. Seperti apa gejala yang bisa dikenali?

ilustrasi sakit kepala (unsplash.com/Usman Yousaf)

Pendarahan otak menghasilkan gejala yang berbeda-beda, mulai dari kesemutan mendadak, kelemahan, mati rasa, atau kelumpuhan pada wajah, lengan, dan kaki, yang kemungkinan terjadi pada satu sisi tubuh saja. Gejala lainnya termasuk:

  • Sakit kepala parah yang muncul tiba-tiba
  • Kehilangan keseimbangan atau koordinasi
  • Penglihatan bermasalah
  • Kebingungan atau kesulitan memahami sesuatu
  • Kesulitan menelan
  • Kesulitan berbicara atau bicara menjadi cadel
  • Stupor (fungsi mental dan tingkat kesadaran berkurang)
  • Lesu
  • Kejang
  • Kehilangan kesadaran

Bila mengalami gejala-gejala di atas, seseorang harus mendapatkan pengobatan secepat mungkin. Jika tidak, sesuatu yang fatal mungkin terjadi!

Baca Juga: Ini 8 Faktanya yang Terjadi pada Otak dan Tubuh saat Kamu Jatuh Cinta

4. Komplikasi apa yang mungkin terjadi?

ilustrasi kelumpuhan pada wajah (mayoclinic.org)

Komplikasi sering terjadi akibat pendarahan otak. Sebab, pendarahan mencegah sel-sel saraf berkomunikasi dengan bagian tubuh lain dan mengganggu fungsi normalnya. Contohnya seperti:

  • Kelumpuhan
  • Kehilangan penglihatan
  • Disfagia (kesulitan menelan)
  • Kemampuan untuk berbicara atau memahami kata-kata berkurang
  • Perubahan kepribadian dan mengalami masalah emosional
  • Kebingungan atau kehilangan ingatan
  • Mati rasa atau kelemahan di bagian tubuh tertentu

Komplikasi tergantung pada lokasi pendarahan dan kerusakan yang terjadi. Yang dikhawatirkan, beberapa komplikasi mungkin sifatnya permanen dan sulit dikembalikan ke kondisi semula.

5. Dengan cara apa pendarahan otak didiagnosis?

ilustrasi CT scan (ezra.com)

Jika pasien dicurigai mengalami pendarahan otak, dokter akan memeriksa untuk memastikan kebenarannya. Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan di bawah ini:

  • Evaluasi gejala fisik
  • Computed tomography (CT) scan, magnetic resonance imaging (MRI), atau magnetic resonance angiogram (MRA) otak. Dengan tes pencitraan, akan diketahui lokasi, luas, dan penyebab pendarahan
  • Elektroensefalogram, rontgen dada, dan urinalisis
  • Spinal tap untuk memeriksa cairan serebrospinal yang mengelilingi otak
  • Studi vaskular lengkap, hitung darah lengkap, atau studi darah
  • Angiografi konvensional (untuk mengidentifikasi aneurisme atau malformasi arteriovenosa)

6. Seperti apa pengobatan pendarahan otak?

ilustrasi operasi atau pembedahan (pixabay.com/scotth23)

Untuk mengobati pendarahan otak yang parah, pembedahan atau operasi mungkin diperlukan. Jika disebabkan oleh pecahnya aneurisme serebral, akan dilakukan prosedur kraniotomi, yaitu mengangkat sebagian tengkorak dan memotong arteri. Pilihan pengobatan lain adalah:

  • Pemberian obat anti-kecemasan
  • Obat anti-epilepsi
  • Obat untuk mengendalikan gejala, seperti sakit kepala parah atau kejang

Seseorang memang bisa pulih dari pendarahan otak, tetapi mereka harus menerima perawatan sesegera mungkin. Untuk membantu menyesuaikan diri dengan kehidupan pasca pendarahan otak, diperlukan rehabilitasi yang meliputi:

  • Terapi fisik
  • Terapi bicara
  • Terapi yang berhubungan dengan pekerjaan
  • Perubahan gaya hidup untuk mencegah risiko pendarahan lain

Baca Juga: Mengejutkan, Ini Perubahan yang Terjadi pada Otakmu Saat Diet

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya