TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta Hipospadia, Kelainan Bawaan yang Dialami Aprilia Manganang

Kondisi di mana lubang kencing berada di bawah kepala penis

medicalnewstoday.com

Mantan pemain timnas voli Indonesia, Sersan Dua (Serda) Aprilia Manganang, terdiagnosis mengalami hipospadia. Kelainan ini membuat Aprilia mengganti status kependudukannya dari perempuan ke laki-laki. Ia pun menjalani operasi perbaikan atas kelainan yang dialaminya selama ini.

Hipospadia adalah kelainan penis bawaan. Kondisi ini umumnya bisa langsung diketahui segera setelah bayi laki-laki dilahirkan dan dapat diatasi dengan cara operasi.

Penasaran, apa itu hipospadia, seperti apa ciri-cirinya dan apa efeknya apabila tidak ditangani? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Baca Juga: Lagi Jadi Sorotan, Ini 10 Fakta Aprilia Manganang yang Manis

1. Lubang uretra tidak berada di tempat yang tepat

Penyempitan seluruh uretra anterior pada hipospadia. centerforreconstructiveurology.org

Normalnya, lubang uretra berada pada ujung penis laki-laki. Namun, laki-laki yang mengalami hipospadia memiliki lubang uretra yang berada di bagian bawah kepala penis. Sebagai informasi, uretra merupakan saluran di mana urine mengalir dari kandung kemih menuju ke luar tubuh, jelas laman Mayo Clinic.

2. Dapat diketahui segera setelah dilahirkan

musluv.com

Menurut data di Amerika Serikat, 5 dari 1.000 bayi laki-laki yang dilahirkan mengalami hipospadia, merujuk keterangan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS). 

Hipospadia dapat langsung diketahui setelah bayi dilahirkan. Menurut Urology Care Foundation, lubang uretra tidak hanya berada di tempat yang salah, tetapi kulup penis tak sepenuhnya terbentuk.

3. Inilah ciri-ciri hipospadia yang bisa diketahui!

gifer.com

Mengidentifikasi hipospadia sebenarnya cukup mudah. Ciri-cirinya adalah lubang uretra tidak berada di ujung penis, penis yang ditutupi oleh kulup, penyemprotan urine tidak normal saat buang air kecil, dan penis seolah bertudung karena ditutupi oleh kulup. Bahkan, dalam kasus langka, lubang uretra berada di bagian bawah skrotum.

Baca Juga: Penis Kecil Punya Potensi Berukuran Besar Saat Ereksi, Ini Kata Ahli!

4. Apa saja faktor risiko hipospadia?

laservue.com

Hipospadia terbentuk saat bayi laki-laki masih ada di dalam kandungan. Namun, penyebabnya belum diketahui pasti.

Sementara itu, faktor risiko hipospadia adalah memiliki anggota keluarga dengan riwayat hipospadia, kehamilan di atas usia 35 tahun, hingga paparan hormon atau bahan kimia tertentu saat hamil.

5. Bisa ditangani dengan cara operasi

Ilustrasi pembedahan. freepik.com/peoplecreations

Kabar baiknya, hipospadia bisa diatasi dengan operasi. Disarankan melakukan operasi di usia 12 bulan hingga 6 tahun, meski operasi bisa dilakukan di usia berapa pun.

Tujuan utama operasi hipospadia adalah membuat penis berbentuk lurus dan normal dengan lubang uretra yang berada di ujung penis, terang laman Urology Care Foundation.

Baca Juga: Aprilia Manganang Pernah Bersinar di Dunia Voli 

6. Ini hal yang terjadi setelah operasi hipospadia

verywellhealth.com

Biasanya, pasien operasi hipospadia diberi anastesi umum. Setelah pembedahan usai, banyak yang mengungkapkan bahwa mereka merasa tidak nyaman.

Selain itu, selama beberapa hari setelah operasi, ahli bedah memberi kateter di penis agar urine mengalir di sana sembari menunggu pasien pulih.

Para ahli bedah menyarankan operasi hipospadia dilakukan pada usia 6-12 bulan agar pasien tidak mengingat pengalaman operasi tersebut.

Baca Juga: 7 Kebiasaan Rutin yang Buruk untuk Kesehatan Penis, Sayangi Batangmu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya