TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Penyebab Tidur Sambil Berjalan, Kamu Mungkin Tak Sadar Mengalaminya

Terjadi pada 3,6 persen orang dari total populasi

thesleepjudge.com

Pernahkah kamu berjalan sambil tidur alias sleepwalking? Beberapa orang menganggap bahwa hal ini hanya terjadi di film-film. Padahal, berjalan sambil tidur memang nyata dan dialami oleh 3,6 persen orang dari total populasi! Sleepwalking lebih umum terjadi pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa.

Tahukah kamu, apa penyebab sleepwalking? Ketahui lebih lengkap lewat artikel berikut ini! Baca sampai tuntas, ya!

1. Kurang tidur bisa jadi penyebabnya

medicalnewstoday.com

Studi menunjukkan bahwa kurang tidur bisa menyebabkan sleepwalking. Hal ini diutarakan oleh Antonio Zadra, Mathieu Pilon dan Jacques Montplaisir dari University of Montreal, Kanada. Mereka melakukan penelitian pada 40 orang yang diduga berjalan sambil tidur. Para partisipan setuju ketika pola tidurnya dipantau.

Mereka diharuskan untuk terjaga penuh selama 25 jam, lalu diizinkan untuk memulihkan tidur di hari selanjutnya. Hasilnya, selama tidur pemulihan, 90 persen dari keseluruhan partisipan memperlihatkan episode perilaku sleepwalking. Penelitian ini dipublikasikan dalam laman Science Daily.

2. Sakit demam bisa memicu sleepwalking

healthline.com

Suhu badan yang tinggi bisa memunculkan hal-hal aneh pada kita. Mulai dari menyebabkan halusinasi, mimpi buruk dan pikiran yang gelisah. Selain itu, sakit demam juga bisa menyebabkan sleepwalking, lho! Biasanya, hal ini lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.

Perubahan temperatur bisa memengaruhi cara kerja otak kita. Sehingga, hal-hal di luar kesadaran bisa terjadi. Kita pun tak bisa mengingat apakah kita mengalami sleepwalking, kecuali orang lain mengatakannya pada kita setelah terbangun. Sementara itu, sleepwalking jarang terjadi ketika suhu tubuh kita normal.

3. Merasakan kelelahan yang ekstrem

universityhealthnews.com

Ada banyak pemicu sleepwalking, salah satunya adalah merasakan kelelahan yang ekstrem. Kelelahan ini bukan hanya secara fisik, tetapi juga mental. Seseorang yang merasa kelelahan akan mengalami pelemahan otot, sulit konsentrasi, sering merasa mengantuk dan tetap merasa lelah setelah istirahat, terang laman Medical News Today.

Bukan hanya itu, jika kita merasa terlalu lelah, maka akan memperbesar kemungkinan kita berjalan sambil tidur, jelas laman The Sleep Judge. Ada beberapa tipe sleepwalking, yakni duduk ketika tidur, berjalan-jalan ke luar ruangan hingga melakukan hal-hal sembari terpejam, ungkap laman Kids Health.

Baca Juga: 7 Kebiasaan Sehat Sebelum Tidur untuk Istirahat yang Berkualitas

4. Sleepwalking diwariskan secara genetik!

health.clevelandclinic.org

Bukan hal yang mengejutkan mengetahui sleepwalking diwariskan secara genetik. Hal ini berdasarkan penelitian yang melibatkan 22 anggota keluarga di mana sleepwalking adalah hal yang umum terjadi. Ternyata, 9 orang adalah sleepwalker dan tak memengaruhi 13 orang sisanya, terang laman The National Health Service.

Dari 9 orang sleepwalker, 8 orang di antaranya mengalami kondisi ini sejak usia 4-10 tahun. Gejala berjalan sambil tidur mulai berkurang ketika mencapai usia 30-an tahun. Sementara, 2 dari 9 orang sleepwalker adalah perempuan. Peneliti juga mencari keterkaitan antara sleepwalking dan masalah lain yang berkaitan dengan tidur.

5. Ternyata, mabuk bisa menyebabkan sleepwalking!

sociable.co

As we know, minum alkohol dapat mengurangi kualitas tidur. Orang yang mengonsumsi alkohol akan mengalami berbagai gangguan tidur, seperti kesulitan tidur nyenyak, membutuhkan waktu lama untuk terlelap, sering terbangun di malam hari dan merasa kelelahan di siang hari, jelas laman Very Well Mind.

Pada beberapa kasus, mabuk alkohol akan menyebabkan seseorang berjalan sambil tidur. Pengaruh alkohol bisa memicu bahaya, seperti kehilangan keseimbangan ketika berjalan, terjatuh, tersandung hingga terjerembab ke furnitur atau tembok. Alkohol bisa mengubah cara kerja otak dan membuat kita tak sadar kalau sedang sleepwalking.

6. Berkaitan dengan pengaruh obat-obatan tertentu

ideastream.org

Selain itu, obat-obatan bisa mempengaruhi terjadinya sleepwalking. Obat-obatan yang bertanggung jawab adalah obat penenang seperti triazolam (Halcion), eszopiclone (Lunesta) dan zolpidem (Ambien). Obat-obatan tersebut biasa digunakan sebagai obat tidur atau obat penenang, jelas laman Psychology Today.

Penelitian lain menyebutkan bahwa sleepwalking dipicu oleh obat antihistamin. Hal ini ditegaskan oleh Dr. Philip Alapat, asisten profesor kedokteran di laman Baylor College of Medicine. FYI, antihistamin adalah sekelompok obat-obatan yang digunakan untuk mengobati reaksi alergi.

Baca Juga: Selain Insomnia, 5 Masalah Gangguan Tidur Ini Bisa Terjadi Padamu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya