Pro Kontra Anal Swab untuk Tes COVID-19, Apakah Lebih Akurat?
Tes ini sedang populer di Tiongkok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama ini untuk mengetahui seseorang positif COVID-19 atau tidak, dilakukan lewat tes PCR swab. Tes usap ini mengambil sampel di area hidung atau tenggorokan, dengan sensitivitas di atas 90 persen.
Akan tetapi, baru-baru ini Tiongkok meluncurkan tes virus corona dengan metode usap anal (anal swab) yang dikatakan lebih akurat dari tes usap tenggorokan. Sontak, ini langsung menuai pro dan kontra, baik di kalangan tenaga kesehatan maupun masyarakat umum. Benarkah anal swab lebih akurat?
1. Tes usap anal digunakan untuk pasien yang berisiko tinggi
Melansir People, Tiongkok menggunakan tes usap anal sebagai alat pengujian COVID-19 untuk pasien yang berisiko tinggi. Pada saat yang bersamaan, negara ini juga tetap menggunakan tes usap tenggorokan dan hidung.
Metode ini dilakukan dengan menyisipkan kapas hingga 3-5 cm ke dalam anus untuk mengambil sampel dan mengetahui jejak aktif virus. Menurut Li Tongzeng, wakil direktur departemen penyakit pernapasan dan infeksi Beijing You An Hospital, metode pengujian ini diperkenalkan setelah ditemukan jejak COVID-19 bertahan lebih lama di anus daripada di saluran pernapasan.
"Jika kami menambahkan pengujian usap anal, itu dapat meningkatkan cara dalam mengidentifikasi pasien yang terinfeksi. Tapi tentu saja mengingat pengumpulan usap anus tidak senyaman usap tenggorokan, saat ini hanya mereka yang berada di karantina yang menerima keduanya," jelas Li Tongzeng.
Baca Juga: Dari Seluruh Kasus COVID-19, 19 Persen Mengalami Pneumonia