TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Tongue Tie, Bikin Bayi Kesulitan Menyusu?

Terjadi pada 4-11 persen bayi baru lahir

ilustrasi tongue tie (babocush.com)

Setiap orang tua pasti mendambakan anaknya lahir dengan sehat tanpa kekurangan apa pun. Akan tetapi, terkadang terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, bayi mengalami kondisi medis bawaan lahir.

Salah satunya adalah tongue tie, di mana lidah bayi seperti terikat dan membatasi rentang gerakannya. Lantas, benarkah kondisi ini membuat bayi kesulitan menyusu?

1. Apa itu tongue tie?

ilustrasi tongue tie (essentiallybee.com)

Menurut Phil Boucher, dokter spesialis anak bersertifikat yang berpraktik di Lincoln, Nebraska, Amerika Serikat (AS) tongue tie atau ankyloglossia adalah kondisi ketika ada banyak jaringan antara bagian bawah lidah dan bagian bawah mulut.

Dilansir The Atlantic, kondisi ini ditandai dengan frenulum lingual yang terlalu ketat, yakni tali jaringan yang menambatkan lidah ke bagian bawah mulut. Kondisi ini dialami oleh 4-11 persen bayi baru lahir.

2. Kondisi ini membatasi rentang gerak lidah

ilustrasi tongue tie (cornerstoneent.com)

Apa dampaknya jika bayi dilahirkan dengan tongue tie? Dilansir Mayo Clinic, kondisi ini bisa membatasi rentang gerak lidah. Akibat pita jaringan yang sangat pendek, tebal, atau ketat yang mengikat bagian bawah lidah ke dasar mulut, proses menyusui bisa terganggu.

Seseorang dengan tongue tie biasanya kesulitan menjulurkan lidahnya. Bahkan, efeknya bisa terbawa sampai dewasa dan memengaruhi cara makan, menelan, serta berbicara.

Baca Juga: Beberapa Masalah Kesehatan Ini Bisa Diketahui dari Tes Darah pada Bayi

3. Tongue tie terbentuk ketika masih di dalam kandungan

ilustrasi bayi di dalam kandungan (pngio.com)

Mengutip Insider, tongue tie terbentuk ketika bayi masih di dalam kandungan. Namun, belum diketahui secara pasti apa yang meningkatkan risiko terjadinya tongue tie.

Menurut Boucher, banyak bayi yang memiliki beberapa jaringan di bawah lidah sehingga sulit untuk mengatakan seberapa umum kondisi ini. Berdasarkan studi yang diterbitkan di jurnal Canadian Family Physician tahun 2007, kasus tongue tie diperkirakan sekitar 4-10 persen.

4. Apa komplikasi yang mungkin terjadi akibat tongue tie?

ilustrasi menyusui (freepik,com/valuavitaly)

Jangan anggap remeh tongue tie. Sebab, kondisi ini bisa memengaruhi perkembangan mulut bayi serta caranya makan, menelan, dan berbicara. Salah satunya, menyebabkan masalah menyusu.

Bayi harus menjaga lidahnya di atas gusi bawah saat menyusu. Jika tidak bisa menggerakkan lidah atau mempertahankan posisi yang tepat, bayi tidak mengisap, justru malah "mengunyah" puting!

Alhasil, ibu akan mengalami nyeri puting dan kemampuan bayi memperoleh ASI akan terganggu. In the end, cara menyusu yang buruk membuat bayi tidak mendapatkan nutrisi yang memadai dan menyebabkan gagal tumbuh.

Selain itu, tongue tie bisa menyebabkan kesulitan berbicara dan mengganggu kemampuan untuk menciptakan suara tertentu, semisal "d", "l", "r", "s", "t", "th", dan "z". Tongue tie juga akan membuat seseorang kesulitan menjilat es krim, memainkan alat musik tiup, berciuman, dan aktivitas lain yang melibatkan mulut lainnya.

Dampak lainnya ialah kebersihan mulut (oral hygiene) yang buruk. Tongue tie mungkin menyulitkan untuk membersihkan sisa-sisa makanan dari gigi. Ini akan mengarah pada kerusakan gigi, radang gusi atau gingivitis, serta terbentuknya celah antara dua gigi depan bagian bawah.

Baca Juga: Siapa Sangka, Ini 7 Manfaat Mengajarkan Bayi Berenang!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya