TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hipermagnesemia: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Hipermagnesemia bisa menjadi tanda gagal ginjal

ilustrasi seseorang dengan hipermagnesemia (pexels.com/Ron Lach)

Hipermagnesemia adalah kondisi langka. Ini terjadi ketika ada terlalu banyak magnesium dalam darah.

Magnesium adalah mineral yang digunakan tubuh sebagai elektrolit, yang berarti membawa muatan listrik ke seluruh tubuh ketika dilarutkan dalam darah. Magnesium memiliki peran dalam kesehatan tulang, fungsi kardiovaskular, dan neurotransmisi, di antara fungsi lainnya. Sebagian besar magnesium disimpan di tulang. Ketika kadarnya dalam tubuh tinggi, ini bisa menjadi tanda gagal ginjal.

1. Apa itu hipermagnesemia

Pada orang sehat, jumlah magnesium yang beredar dalam darah sangat sedikit. Sistem gastrointestinal (usus) mengatur dan mengontrol berapa banyak magnesium yang diserap tubuh dari makanan serta berapa banyak yang diekskresikan dalam urine.

Tubuh yang sehat mempertahankan tingkat 1,7 hingga 2,3 miligram per desiliter (mg/dL) magnesium setiap saat. Tingkat magnesium yang tinggi adalah 2,6 mg/dL atau lebih.

2. Penyebab dan faktor risiko

ilustrasi gagal ginjal akut, acute kidney injury, cedera ginjal akut (unsplash.com/Olga Kononenko)

Dilansir Mercy Health, hipermagnesemia paling sering terjadi karena ginjal berhenti bekerja dengan benar dalam beberapa cara. Ini sering terjadi pada orang yang mengalami gagal ginjal pada akhir hidupnya, atau ginjal yang tidak berfungsi sebagai akibat dari kondisi lain.

Saat tidak bekerja secara semestinya, ginjal tidak mampu menjaga magnesium dalam tubuh pada tingkat yang tepat. Mineral tersebut menumpuk di darah, yang dapat menyebabkan hipermagnesemia.

Memiliki penyakit hati stadium akhir juga dapat menyebabkan kondisi ini. Ini berarti hati secara bertahap berhenti bekerja dengan baik selama bertahun-tahun.

Secara umum, ginjal melakukan pekerjaan yang sangat baik untuk membuang terlalu banyak magnesium. Risiko hipermagnesemia sangat rendah sampai seseorang mengalami gagal ginjal.

Dokter sering mendiagnosis hipermagnesemia pada orang yang sudah sangat tua atau orang dengan gangguan usus. Orang yang menjalani dialisis mungkin berisiko mengalami kondisi ini. Akan tetapi, proses dialisis itu sendiri membantu mengurangi risiko.

Beberapa penyakit, seperti hipotiroidisme, penyakit Addison, dan sindrom alkali susu, meningkatkan risiko hipermagnesemia.

Jika mengonsumsi obat-obatan yang mengandung magnesium, termasuk obat pencahar dan antasida, kamu mungkin juga berisiko lebih besar.

Baca Juga: Hiperkalemia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

3. Gejala

Dijelaskan dalam laman Drugs.com, kamu mungkin tidak mengalami tanda dan gejala ketika kadar magnesium hanya sedikit di atas normal. Saat kadar magnesium darah meningkat, kamu mungkin mengalami salah satu atau beberapa dari gejala di bawah ini:

  • Mual dan muntah.
  • Kelemahan otot.
  • Wajah merona (hangat dan kemerahan).
  • Detak jantung lambat atau tidak teratur.
  • Sakit kepala.
  • Mengantuk, pusing, atau pingsan.
  • Refleks melambat.
  • Napas lebih lambat dari biasanya.
  • Kelumpuhan otot.

4. Diagnosis

ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro)

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu, untuk melihat apakah ada tanda-tanda hipermagnesemia. Dokter juga akan mengajukan pertanyaan seputar obat apa pun yang kamu gunakan.

Selanjutnya, dokter mungkin akan memesan tes darah. Ini untuk mendapatkan informasi tentang kadar magnesium dalam darah. Makin tinggi kadarnya, maka makin parah kasus hipermagnesemia yang dialami.

Tingkat normal magnesium dalam darah adalah antara 1,7 dan 2,3 mg/dL. Jika tes menunjukkan kamu memiliki 2,6 mg/dL atau lebih, dokter mungkin mendiagnosis kamu dengan hipermagnesemia.

5. Pengobatan

Langkah pertama dalam pengobatan hipermagnesemia adalah mencari tahu penyebab kondisi ini. Apabila berhubungan dengan obat apa pun yang kamu minum, kamu mungkin harus berhenti mengonsumsi magnesium untuk menurunkan kadarnya.

Perawatan lain untuk hipermagnesemia meliputi:

  • Kalsium yang diberikan secara intravena dapat membantu menenangkan beberapa gejala. Kalsium membantu menormalkan detak jantung dan pernapasan.
  • Menyingkirkan kelebihan magnesium dengan pil air, diuretik, atau bentuk kalsium lainnya.

Jika kadar magnesium masih tinggi setelah perawatan ini, mungkin kamu perlu menjalani dialisis. Prosedur ini diperlukan jika mengalami gagal ginjal. Mesin akan membantu menghilangkan kelebihan kalsium dari darah. Mesin dialisis mengambil alih fungsi yang biasanya dilakukan ginjal. Tergantung pada jenis dialisis, prosesnya bisa memakan waktu antara 1 hingga 4 jam.

Jika ginjal berfungsi normal, hipermagnesemia bisa diobati dengan mudah. Kamu bisa kembali ke kehidupan normal setelah dokter mengetahui dari mana kelebihan magnesium berasal dan kamu mendapatkan perawatan. Makin dini diagnosis, maka makin mudah untuk mengobatinya dan pulih sepenuhnya.

Apabila hipermagnesemia terjadi karena gagal ginjal, kamu lebih mungkin mengalami komplikasi. Ini mungkin membuat pemulihan lebih menantang. Jika kondisi didiagnosis setelah sudah menjadi parah, pemulihan mungkin lebih sulit dan butuh waktu lebih lama. Bicarakan dengan dokter tentang gejala dan cara untuk mencegah masalah kesehatan tambahan.

Baca Juga: Cek 6 Fakta Hiperkalsemia, Kondisi saat Tubuh Kelebihan Kalsium

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya