TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Jenis Obat GERD dan Kapan Perlu Digunakan

Antasida adalah obat yang paling umum digunakan

ilustrasi antasida (flickr.com/Carbon Arc)

Gastroesophageal reflux disease (GERD) umum terjadi. GERD adalah kondisi yang terjadi saat asam lambung menyebabkan iritasi di kerongkongan, saluran berongga dan berotot yang mengarah dari tenggorokan ke perut. Mengutip laporan dalam jurnal Annals of Medicine tahun 2022, tahun 2019 terdapat 783,95 juta kasus GERD secara global.

Orang yang memiliki gejala refluks asam atau heartburn lebih dari dua kali seminggu mungkin hidup dengan GERD. Mengobati GERD sering kali mencakup perubahan pola makan dan gaya hidup, tetapi kadang obat-obatan juga diperlukan.

GERD dapat diobati dengan beberapa jenis obat. Ada obat resep dan obat yang dijual bebas yang tersedia. Lebih dari satu obat mungkin diperlukan pada saat yang sama (disebut terapi kombinasi) untuk mengendalikan gejala. Untuk memastikan terapi yang tepat, bicarakan dengan dokter.

1. Antasida

Antasida biasanya digunakan untuk mengobati heartburn. Obat ini bekerja untuk menetralkan asam lambung. Antasida tidak mengatasi sumber GERD, hanya gejalanya, sehingga biasanya hanya digunakan untuk jangka waktu singkat.

Menurut National Health Service, bahan-bahan dalam antasida antara lain:

  • Aluminium hidroksida.
  • Magnesium karbonat.
  • Magnesium trisilikat.
  • Magnesium hidroksida.
  • Kalsium karbonat.
  • Natrium bikarbonat.

Beberapa antasida juga mengandung obat lain, seperti alginat (yang melapisi kerongkongan dengan lapisan pelindung) dan simetikon (mengurangi perut kembung).

2. Proton pump inhibitor

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Proton pump inhibitor (PPI) adalah opsi yang sering digunakan untuk mengelola GERD. Obat-obatan ini bekerja untuk mengatasi gejala dengan menghalangi produksi asam lambung. Dengan lebih sedikit asam lambung, gejala GERD mungkin lebih sedikit, menurut laporan dalam World Journal of Gastroenterology tahun 2013.

PPI bisa diresepkan oleh dokter, tetapi bentuk tersedia tanpa resep. Diskusikan penggunaan PPI yang dijual bebas dengan dokter karena ini tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam jangka panjang.

Mengutip International Foundation for Gastrointestinal Disorders, PPI yang tersedia meliputi:

  • Omeprazole.
  • Lansoprazole.
  • Pantoprazole.
  • Rabeprazole.
  • Esomeprazole.
  • Dexlansoprazole.

Baca Juga: Bagaimana Cara Obat Antasida Mengatasi Keluhan Maag?

3. Histamine blocker

Histamine blocker (H2 blocker atau H2-receptor antagonist) adalah kelas obat lain untuk mengobati GERD. H2 blocker, mirip PPI, memblokir sinyal dari sel-sel tertentu di lambung yang mendorong produksi asam lambung. Proses ini mengurangi asam secara keseluruhan dan dapat membantu mengurangi gejala GERD.

H2 blocker mungkin bukan pilihan pertama untuk mengobati GERD, tetapi mungkin digunakan sebagai terapi "pengurangan" untuk mengobati aspek GERD tertentu, menurut laporan dalam jurnal Digestive Diseases tahun 2020.

H2 blocker yang saat ini tersedia antara lain famotidine, cimetidine, dan nizatidine.

4. Agen prokinetik

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Agen prokinetik tidak umum digunakan dalam pengobatan GERD, tetapi mungkin bermanfaat bagi beberapa orang. Obat ini bekerja untuk mengobati GERD dengan mendorong perut agar lebih cepat kosong, memperkuat sfingter esofagus bagian bawah (LES). LES yang kuat membantu mencegah GERD berkembang.

Namun, agen prokinetik mungkin tidak membantu dalam menurunkan gejala GERD. Selain itu, karena ada kekhawatiran mengenai potensi efek samping, agen prokinetik hanya direkomendasikan untuk penyakit lanjut atau bila ada kondisi lain yang terlibat (seperti gastroparesis), merujuk laporan dalam World Journal of Surgery tahun 2017.

Agen prokinetik meliputi bethanechol, cisapride, dan metoclopramide.

Obat GERD resep vs obat GERD tanpa resep

Banyak obat untuk GERD dimulai sebagai obat resep saja sebelum tersedia tanpa resep. Ini menunjukkan tingginya prevalensi gangguan pencernaan dan heartburn dan kebutuhan untuk mengobati kondisi ini dengan cepat dan mudah. Namun, obat-obatan yang dijual bebas juga biasanya tersedia dengan resep dengan dosis yang lebih tinggi.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat untuk mengobati gejala GERD. Salah satu alasannya adalah bahwa GERD berpotensi menyebabkan masalah jangka panjang lainnya. Namun, banyak orang memilih untuk mengobati gejalanya dengan obat bebas sebelum mencari bantuan dari dokter.

Orang yang memiliki kondisi terdiagnosis lain dan mungkin sedang mengonsumsi obat lain harus sangat waspada untuk berbicara dengan dokter mengenai perawatan GERD. Bahkan obat bebas yang biasa digunakan, seperti antasida, bisa memengaruhi obat dan suplemen lain, menurut laporan dalam jurnal Clinical Pharmacokinetics tahun 2020.

Baca Juga: Operasi GERD: Tujuan, Jenis, Prosedur, Risiko

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya