7 Penyebab Vagina Terasa Sangat Kencang, Jangan Diabaikan

Bisa karena pengaruh hormon maupun infeksi

Beberapa perempuan melaporkan vagina terasa sangat kencang, membuat mereka merasa sakit saat berhubungan seksual, atau saat memasang tampon sewaktu menstruasi.

Faktanya, diperkirakan 75 persen perempuan mengalami nyeri saat berhubungan intim pada suatu waktu dalam hidup mereka, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists. 

Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab vagina terasa kencang perlu kamu ketahui.

1. Vaginismus

Vaginismus adalah suatu kondisi ketika otot dasar panggul menegang tanpa disengaja. Biasanya ini terjadi sebagai antisipasi penetrasi, baik saat berhubungan seks, sebelum memasukkan tampon, atau saat pemeriksaan panggul.

Gejala vaginismus meliputi:

  • Vagina terasa kencang secara tiba-tiba.
  • Rasa sakit seperti terbakar atau menyengat di vagina.
  • Nyeri saat berhubungan seks, saat memasang tampon, atau saat pemeriksaan panggul.
  • Kejang otot pada vagina.

Perawatan untuk vaginismus dapat mencakup beberapa terapi, seperti:

  • Terapi otot dasar panggul: Melibatkan latihan dan peregangan yang bertujuan mengurangi ketegangan pada otot dasar panggul.
  • Terapi dilator vagina: Bertujuan untuk meregangkan vagina dengan alat berbentuk tabung yang disebut dilator vagina.
  • Terapi perilaku kognitif: Bentuk terapi ini memerlukan pertemuan dengan terapis berlisensi yang dapat membantu memahami perasaan ragu-ragu seputar seks dan bagaimana hal itu memengaruhi pikiran dan perilaku. Terapi ini dapat membantu tubuh tetap rileks dan mengurangi gejala vaginismus.

2. Infeksi menular seksual

7 Penyebab Vagina Terasa Sangat Kencang, Jangan Diabaikanilustrasi gonore (freepik.com/freepik)

Infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia dan gonore juga bisa menyebabkan nyeri saat berhubungan seksual.

Menurut National Health Service, kebanyakan orang dengan klamidia tidak merasakan gejala apa pun. Jika ada, gejala biasanya muncul antara 1 dan 3 minggu setelah melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi. Bagi sebagian orang, penyakit ini tidak berkembang sampai beberapa bulan kemudian.

Terkadang, gejalanya bisa hilang setelah beberapa hari. Bahkan jika gejalanya hilang, seseorang mungkin masih terkena infeksi dan dapat menularkannya.

Setidaknya 70 persen perempuan yang memiliki klamidia tidak merasakan gejala apa pun. Apabila bergejala, yang paling umum meliputi:

  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Keputihan yang tidak biasa. 
  • Nyeri di perut atau panggul.
  • Sakit saat berhubungan seks.
  • Pendarahan di antara periode haid.
  • Pendarahan setelah berhubungan seks.

Jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebar ke rahim dan menyebabkan kondisi serius yang disebut penyakit radang panggul. Ini adalah penyebab utama kehamilan ektopik dan infertilitas pada perempuan.

Sementara itu, gejala khas gonore meliputi keluarnya cairan kental berwarna hijau atau kuning dari vagina (atau penis), nyeri saat buang air kecil, dan pada perempuan pendarahan di antara periode menstruasi. Namun sekitar 1 dari 10 laki-laki yang terinfeksi dan hampir separuh perempuan yang terinfeksi tidak mengalami gejala apa pun.

3. Infeksi ragi

Mengutip dari laman Johns Hopkins Medicine, infeksi ragi (sejenis jamur) menyebabkan iritasi, rasa terbakar, gatal, kekeringan dan bengkak pada vagina sehingga terasa sesak. Infeksi jamur sering terjadi dan memengaruhi sekitar 3 dari 4 perempuan dalam hidup mereka.

Infeksi jamur dapat terjadi jika kulit rusak. Jamur juga bisa tumbuh berlebihan dalam kondisi hangat atau lembap. Infeksi juga bisa terjadi jika sistem kekebalan tubuh kamu lemah. Mengonsumsi antibiotik juga dapat menyebabkan pertumbuhan jamur yang berlebihan karena membunuh bakteri sehat pada tubuh yang biasanya menjaga keseimbangan jamur.

Kabar baiknya, infeksi jamur mudah diobati dengan obat antijamur, biasanya digunakan selama tiga hingga tujuh hari. Obat-obatan tersedia tanpa resep atau dengan resep dokter.

Baca Juga: 9 Jenis Infeksi Vagina Paling Umum, Bukan Cuma Infeksi Ragi

4. Dispareunia

7 Penyebab Vagina Terasa Sangat Kencang, Jangan Diabaikanilustrasi disfungsi seksual (pexels.com/Alex Green)

Dispareunia adalah istilah untuk hubungan seksual yang menyakitkan. Vaginismus merupakan salah satu jenis dispareunia. Lainnya termasuk:

  • Vestibulodynia: Nyeri pada pembukaan vagina dan bukan pada otot vagina seperti pada vaginismus.
  • Vulvodynia: Nyeri kronis dan iritasi pada vulva.
  • Vestibulitis vulva: Jenis vulvodynia yang menimbulkan nyeri dan kemerahan di sekitar lubang vagina.

Mengutip dari situs Kemenkes RI, di bawah ini adalah beberapa penyebab dari dispareunia:

  • Nyeri saat seks penetrasi vaginal, umumnya terjadi akibat kurangnya pelumasan pada vagina. Ini dapat terjadi akibat dari kurangnya foreplay sebelum berhubungan seksual.
  • Atrofi vagina, yaitu kondisi vagina kehilangan kelembapan dan ketebalannya sehingga menjadi kering, tipis, dan meradang.
  • Penggunaan obat-obatan yang dapat mengurangi pelumasan vagina, seperti antidepresan, antihistamin, obat penenang, atau pil KB.
  • Cedera, trauma, atau iritasi akibat kecelakaan, operasi panggul, atau pembesaran vagina ketika melahirkan.
  • Peradangan atau infeksi di area kelamin atau saluran kemih.
  • Gangguan kulit di area kelamin, seperti eksem.
  • Kelainan bawaan, seperti bentuk vagina yang tidak sempurna atau selaput dara menutupi seluruh lubang vagina (hymen imperforata).
  • Hubungan seks yang dilakukan terlalu cepat setelah operasi atau melahirkan.
  • Vulvodynia.

Dispareunia ditandai dengan nyeri secara terus-menerus atau berulang. Gejalanya berupa:

  • Nyeri tajam selama penetrasi.
  • Nyeri selama atau setelah berhubungan seks.
  • Nyeri disertai sensasi berdenyut yang berlangsung selama berjam-jam setelah berhubungan seks.
  • Nyeri disertai sensasi terbakar atau gatal.
  • Kram otot sekitar panggul.

5. Baru melahirkan

Kadar estrogen menurun setelah melahirkan, mengakibatkan vagina menjadi lebih tipis, kering, dan kurang elastis (atrofi vagina). Hal ini berpotensi terjadi jika kamu sedang menyusui, yang mana ini bisa lebih menekan kadar estrogen.

Kekeringan vagina setelah melahirkan adalah hal yang biasa terjadi. Dalam sebuah penelitian terhadap perempuan pascapersalinan, sekitar 43 persen partisipan melaporkan kekeringan vagina enam bulan setelah melahirkan (BMC Pregnancy and Childbirth, 2018).

Perawatan untuk kondisi ini antara lain:

  • Krim estrogen topikal untuk mengembalikan elastisitas vagina.
  • Pelembab atau pelumas vagina.
  • Terapi estrogen.

6. Menopause

7 Penyebab Vagina Terasa Sangat Kencang, Jangan Diabaikanilustrasi perempuan usia menopause (pexels.com/Victor L.)

Menopause menandai berakhirnya tahun reproduksi perempuan. Selama waktu ini, indung telur akan berhenti memproduksi estrogen yang menghentikan menstruasi.

Sama seperti setelah melahirkan, penurunan estrogen ini dapat menyebabkan atrofi vagina sehingga menyebabkan vagina terasa kencang.

Dilansir MedlinePlus, gejala umum menopause meliputi:

  • Periode menstruasi yang lebih jarang terjadi dan akhirnya berhenti.
  • Jantung berdebar kencang.
  • Hot flash, biasanya paling parah dalam 1 hingga 2 tahun pertama.
  • Keringat malam.
  • Kulit memerah.
  • Masalah tidur (insomnia).

Gejala menopause bisa menimbulkan ketidaknyamanan. Akan tetapi, ada cara untuk mengobati dan mengelolanya. Pilihan pengobatan untuk atrofi vagina yang berhubungan dengan menopause serupa dengan pengobatan atrofi vagina setelah melahirkan, dan mencakup pelembap vagina, pelumas, dan krim estrogen topikal.

Perempuan yang mengalami menopause juga bisa mendapat manfaat dari terapi penggantian hormon, yang melibatkan penggunaan obat untuk mengembalikan keseimbangan estrogen dan progesteron dalam tubuh, dilansir Insider.

7. Pengobatan kanker

Terapi penghambat estrogen yang biasa diberikan untuk mengobati kanker payudara dan kanker ovarium juga dapat menyebabkan vagina terasa kencang.

Menurut Breastcancer.org, obat-obatan ini meliputi:

  • Arimidex
  • Aromasin
  • Femara
  • Evista
  • Fareston
  • Faslodex
  • Tamoxifen

Obat-obatan di atas mengurangi kadar estrogen, yang dapat menyebabkan vagina kering dan terasa kencang. Namun, ini bisa ditangani dengan pelembap dan pelumas vagina. Terapi otot dasar panggul juga bisa membantu.

Selain itu, radiasi langsung ke daerah panggul dapat menyebabkan stenosis vagina, yaitu penyempitan saluran vagina. Penggunaan dilator vagina bisa membantu menjaga panjang dan diameter saluran vagina yang mungkin terdampak oleh radiasi panggul.

Ada beberapa kemungkinan penyebab vagina terasa kencang. Kalau kamu mengalaminya, atau merasakan nyeri saat berhubungan intim, vagina kering, atau sakit saat memasang tampon, cobalah periksa ke dokter untuk pemeriksaan lengkap. Pilihan pengobatan akan tergantung penyebabnya.

Baca Juga: 16 Penyebab Rasa Terbakar di Vagina, dari Ringan Hingga Serius

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya