5 Jenis Tambalan Gigi, Mana yang Terbaik Buatmu?
Ada yang mau giginya ditambal dengan emas?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mendapatkan tambalan untuk rongga pada gigi, yang merupakan area kerusakan gigi, adalah bagian rutin dari perawatan gigi dengan tujuan untuk mencegah pembusukan lebih lanjut.
Tambalan gigi adalah bahan tunggal atau kombinasi dari logam, plastik, kaca, atau bahan lain yang digunakan untuk memperbaiki atau merestorasi gigi. Salah satu penggunaan yang paling populer adalah untuk “mengisi” area gigi yang telah diangkat oleh dokter gigi akibat pembusukan, yaitu lubang gigi. Tambalan juga digunakan untuk memperbaiki gigi yang retak atau patah, serta gigi yang telah aus karena perlakuan kasar, misalnya karena kebiasaan menggigiti kuku atau menggertakkan gigi.
Ada beberapa jenis bahan tambalan gigi. Semua atau beberapa pilihan mungkin tidak tersedia, tetapi mengetahui kelebihan dan kekurangannya dari masing-masing jenisnya akan sangat membantu.
1. Tambalan gigi amalgam
Ini adalah jenis tambalan gigi yang mungkin paling banyak dikenal. Amalgam merupakan campuran mineral yang terdiri dari 50 persen perak, timah, seng, tembang, dan 50 persen merkuri, seperti dilansir Food and Drug Administration (FDA). Ini adalah pilihan populer untuk tambalan gigi karena kuat, tahan lama, dan tidak mahal.
Menurut laporan dalam Journal of Conservative Dentistry tahun 2010, tambalan amalgam perak yang khas dapat bertahan hingga 12 tahun atau lebih. Amalgam juga cukup mudah untuk dimasukkan ke rongga gigi oleh dokter gigi, serta tidak kekhawatiran bahwa tambalan ini akan terkontaminasi oleh darah atau air liur.
Pada 24 September 2020, FDA merilis rekomendasi untuk tidak memberikan tambalan yang mengandung merkuri kepada beberapa kelompok yang berisiko tinggi jika memungkinkan dan sesuai, khususnya:
- Ibu hamil atau perempuan yang berencana untuk hamil.
- Ibu menyusui.
- Anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun.
- Orang dengan penyakit neurologis tertentu yang sudah ada sebelumnya, gangguan fungsi ginjal, atau alergi terhadap merkuri.
Orang-orang di atas harus menerima tambalan gigi alternatif, seperti resin komposit atau tambalan semen ionomer kaca. Mengangkat tambalan merkuri yang ada tidak disarankan, karena itu hanya akan meningkatkan risiko paparan.
Baca Juga: Operasi Gigi Bungsu: Tujuan, Prosedur, dan Pemulihan
Baca Juga: Pembusukan Gigi: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan