Potensi Penyebaran Virus Nipah di Indonesia, Tetap Waspada

Ada bukti virus telah ditemukan pada kelelawar di Indonesia

Per 14 September 2023, negara bagian Kerala di India bagian selatan menutup beberapa sekolah dan kantor minggu ini ketika para pejabat terkait berupaya menghentikan penyebaran virus Nipah yang mematikan, setelah virus itu menewaskan dua orang dalam wabah keempat sejak 2018.

Bagaimana potensi penyebaran virus nipah di Indonesia? Apa saja gejalanya? Apa yang bisa kita lakukan untuk melindungi diri? Terus baca, ya!

1. Apa itu virus Nipah dan apakah ini adalah penyakit baru?

Menurut informasi dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), penyakit emerging zoonotik yang disebabkan oleh virus Nipah termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.

Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan, baik hewan liar atau domestik, dengan kelelawar buah yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae sebagai host alamiahnya.

Penyakit virus Nipah pertama kali diidentifikasi berdasarkan laporan wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia pada tahun 1998–1999 yang berdampak hingga Singapura.

Dari wabah tersebut, dilaporkan 276 kasus konfirmasi dengan 106 kematian (case fatality rate/CFR: 38,41 persen).

2. Situasi terkini persebaran penyakit virus Nipah di dunia

Potensi Penyebaran Virus Nipah di Indonesia, Tetap WaspadaVirus Nipah. (flickr.com/NIAID)

Sejak tahun 1998 hingga saat ini, telah dilaporkan sebanyak 700 kasus infeksi virus Nipah pada manusia dengan 407 kematian di lima negara (Malaysia, Singapura, India, Bangladesh, dan Filipina).

Sebagian besar kasus (48 persen atau 336 kasus) dan kematian (58,5 persen atau 238 kematian) dilaporkan di Bangladesh.

Wabah terkini dilaporkan pada 4 Januari hingga 13 Februari 2023 di Bangladesh, dengan 11 kasus (10 kasus konfirmasi dan 1 probable) dan 8 kematian (CFR: 73 persen). Dari 11 kasus yang ditemukan, 10 kasus memiliki riwayat konsumsi date palm sap (getah kurma) dan 1 kasus merupakan kasus kontak erat (dokter yang merawat salah satu kasus).

Pada pertengahan tahun 2021, wilayah Kerala, India, telah melaporkan kejadian luar biasa (KLB) penyakit virus Nipah pada 1 anak usia 12 tahun yang menyebabkan kematian. Pada Agustus dan September 2023, dilaporkan kembali KLB di Kerala sebanyak 4 kasus dengan 2 kematian (CFR: 50 persen).

3. Bagaimana situasi penyakit virus Nipah di Indonesia?

Menurut Kemenkes, hingga saat ini belum dilaporkan kasus konfirmasi penyakit virus Nipah pada manusia di Tanah Air. Akan tetapi, beberapa penelitian atau publikasi telah menemukan adanya temuan virus Nipah ada kelelawan buah (genus Pteropus) di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), tempat-tempat lain yang berisiko terinfeksi termasuk Kamboja, Ghana, Indonesia, Madagaskar, Filipina, dan Thailand, karena bukti-bukti virus telah ditemukan pada kelelawar di negara-negara ini.

Baca Juga: 6 Fakta Virus Nipah yang Serang India, Punya Tingkat Kematian Tinggi

4. Cara penularan

Potensi Penyebaran Virus Nipah di Indonesia, Tetap Waspadailustrasi penyebaran virus Nipah (researchgate.net/Veterinary Quarterly 39(1):26-55 April 2019)

Selama wabah pertama di Malaysia, yang juga melanda Singapura, sebagian besar penularan pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit atau jaringan tubuh mereka yang terkontaminasi. Penularan diperkirakan terjadi melalui paparan cairan babi yang tidak terlindungi, atau kontak tanpa pelindung dengan jaringan hewan yang sakit, mengutip laman WHO.

Dalam wabah berikutnya di Bangladesh dan India, konsumsi buah-buahan atau produk buah-buahan (seperti jus kurma mentah) yang terkontaminasi urine atau air liur kelelawar buah yang terinfeksi kemungkinan besar merupakan sumber infeksi.

Saat ini belum ada penelitian mengenai persistensi virus dalam cairan tubuh atau lingkungan, termasuk buah-buahan.

Penularan virus Nipah dari manusia ke manusia juga sudah dilaporkan di antara keluarga dan perawat pasien yang terinfeksi.

Selama wabah berikutnya di Bangladesh dan India, virus Nipah menyebar langsung dari manusia ke manusia lewat kontak dekat dengan sekret dan ekskresi manusia. Di Siliguri, India, pada 2001, penularan virus juga dilaporkan terjadi di lingkungan layanan kesehatan,  yang mana 75 persen kasus terjadi di antara staf rumah sakit atau pengunjung.

Dari tahun 2001 hingga 2008, sekitar setengah dari jumlah kasus yang dilaporkan di Bangladesh disebabkan oleh penularan dari manusia ke manusia melalui pemberian perawatan kepada pasien yang terinfeksi.

5. Tanda dan gejala penyakit virus Nipah

Infeksi pada manusia berkisar dari infeksi tanpa gejala hingga infeksi saluran pernapasan akut (ringan, berat), dan ensefalitis yang fatal.

Orang yang terinfeksi awalnya mengalami gejala termasuk:

  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri otot (mialgia).
  • Muntah.
  • Sakit tenggorokan.

Gejala-gejala tersebut dapat diikuti dengan pusing, mengantuk, perubahan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut.

Beberapa orang juga dapat mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernapasan yang parah, termasuk gangguan pernafasan akut.

Ensefalitis dan kejang terjadi pada kasus yang parah, berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Masa inkubasi (interval dari infeksi hingga timbulnya gejala) diyakini berkisar antara 4 hingga 14 hari. Namun, masa inkubasi selama 45 hari telah dilaporkan.

Kebanyakan orang yang selamat dari ensefalitis akut dapat sembuh total, tetapi kondisi neurologis jangka panjang juga dilaporkan terjadi pada penyintas. Sekitar 20 persen pasien mengalami sisa konsekuensi neurologis seperti gangguan kejang dan perubahan kepribadian. Sejumlah kecil orang yang sembuh kemudian kambuh atau mengalami ensefalitis yang tertunda.

Tingkat kematian kasus diperkirakan mencapai 40–75 persen. Angka ini dapat bervariasi berdasarkan wabah, tergantung kemampuan wilayah yang terdampak dalam surveilans epidemiologi dan manajemen klinis.

6. Cara mencegah terpapar virus Nipah

Potensi Penyebaran Virus Nipah di Indonesia, Tetap WaspadaInvestigasi "dugaan wabah virus Nipah" di distrik Faridpur, Bangladesh. Foto ini diambil pada 29 Maret 2018. (flickr.com/TEPHINET Secretariat/Dr. Mohammad Gazi Shah Alam)

Pencegahan terhadap virus Nipah dilakukan utamanya melalui pengendalian faktor risiko. Ini bisa dilakukan dengan langkah-langkah di bawah ini:

  • Tidak mengonsumsi nira/aren langsung dari pohonnya karena kelelawar dapat mengontaminasi sadapan aren/nira pada malam hari. Oleh karenanya, perlu dimasak sebelum dikonsumsi.
  • Cuci dan kupas buah secara menyeluruh.
  • Buang buah yang tampak ada tanda gigitan kelelawar.
  • Hindari kontak dengan hewan ternak (seperti babi, kuda) yang kemungkinan terinfeksi virus Nipah. Apabila terpaksa harus melakukan kontak, maka gunakan alat pelindung diri.
  • Bagi petugas pemotong hewan, sarung tangan dan pelindung diri harus digunakan sewaktu menyembelih atau memotong hewan yang terinfeksi virus Nipah. Hewan yang terinfeksi virus Nipah tidak boleh dikonsumsi.
  • Konsumsi daging ternak dalam kondisi benar-benar matang.
  • Bagi tenaga kesehatan dan keluarga yang merawat serta petugas laboratorium yang mengelola spesimen pasien terinfeksi, terapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dengan benar.
  • Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti membersihkan tangan secara teratur dan praktikkan etika bersin yang baik.

Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah terpapar penyakit virus Nipah. Untuk pencegahan, kita dapat menerapkan upaya pengendalian faktor risiko seperti yang dipaparkan di atas.

Sampai saat ini juga belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit akibat virus Nipah. Tujuan pengobatan adalah terapi suportif untuk meredakan gejala yang dialami, seperti infeksi pernapasan dan komplikasi neurologis.

Baca Juga: Gejala Virus Nipah dan Cara Mencegah Penularan Penyakitnya

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya