7 Bahaya Polusi Udara untuk Ibu Hamil, Bayi Bisa Lahir Prematur

Ibu hamil perlu mewaspadai kualitas udara di sekitarnya

Polusi udara hadir dalam berbagai bentuk. Biasanya, polusi udara terdiri dari ozon, partikel, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, knalpot kendaraan, emisi bangunan, asap rokok, debu, dan bahan kimia. Polusi udara bisa berada di dalam maupun di luar ruangan.

Selama bertahun-tahun, para peneliti telah mempelajari bagaimana dampak polusi udara pada kehamilan. Berikut ini semua yang perlu kamu ketahui tentang bagaimana bahaya polusi udara pada ibu hamil.

1. Persalinan prematur

7 Bahaya Polusi Udara untuk Ibu Hamil, Bayi Bisa Lahir Prematurilustrasi bayi prematur (pixabay.com/SeppH)

Orang hamil yang tinggal di daerah dengan polusi udara parah lebih mungkin mengalami persalinan dini atau prematur. Bayi yang lahir prematur memiliki risiko tinggi mengalami masalah lain, seperti berat badan lahir rendah, paru-paru kurang berkembang, dan kematian bayi selama atau segera setelah lahir.

Sebuah studi dalam International Journal of Environmental Research and Public Health (2019) menilai dampak polutan umum, seperti ozon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan nitrogen dioksida. Penelitian ini menemukan korelasi antara polusi udara dan persalinan prematur. Risiko tertinggi terjadi pada kehamilan berikutnya.

2. Bayi lahir mati

7 Bahaya Polusi Udara untuk Ibu Hamil, Bayi Bisa Lahir Prematurilustrasi bayi (unsplash.com/Diana Polekhina)

Lahir mati mengacu pada kematian bayi pada akhir masa kehamilan, yaitu setelah 20 minggu.

Sebuah studi yang dimuat dalam International Journal of Hygiene and Environmental Health (2018) mengemukakan korelasi antara paparan polusi udara dan kelahiran mati. Risiko tertinggi dialami pada trimester ketiga kehamilan.

3. Autisme

7 Bahaya Polusi Udara untuk Ibu Hamil, Bayi Bisa Lahir Prematurilustrasi autisme pada bayi (pexels.com/William Fortunato)

American Pregnancy Association mengungkapkan bahwa ibu hamil yang terpapar polusi partikulat tinggi selama trimester ketiga dua kali lebih berisiko melahirkan anak dengan autisme. Utamanya jika mereka tinggal di dekat jalan raya yang memiliki partikulat tertinggi.

Penelitian ini menemukan bahwa perempuan yang terpapar polusi udara pada tingkat yang sama di awal kehamilan tidak mengalami peningkatan risiko memiliki anak dengan autisme. Meskipun begitu, tidak ada salahnya kamu melindungi diri dari polusi udara sejak awal hingga akhir kehamilan.

Baca Juga: 3 Perbedaan ADHD dan Autis pada Anak yang Perlu Diketahui

4. Berat badan lahir rendah

7 Bahaya Polusi Udara untuk Ibu Hamil, Bayi Bisa Lahir Prematurilustrasi bayi (pexels.com/Ryutaro Tsukata)

Perempuan yang terpapar polusi udara selama kehamilan dapat melahirkan bayi yang sangat kecil. Alasannya, paparan polusi udara mengganggu tumbuh kembang bayi.

Tak jarang, bayi yang lahir memiliki paru-paru yang kurang berkembang. Berat badan lahir rendah juga merupakan faktor risiko keterlambatan perkembangan, berbagai masalah kesehatan, dan kematian setelah lahir.

Sebuah analisis dalam jurnal The Lancet (2013) terhadap 14 studi tingkat populasi menemukan bahwa prevalensi polutan tertentu yang lebih tinggi, seperti nitrogen dioksida, berkorelasi dengan risiko berat badan lahir rendah yang lebih tinggi.

5. Asma

7 Bahaya Polusi Udara untuk Ibu Hamil, Bayi Bisa Lahir Prematurilustrasi perempuan mengalami asma (freepik.com/jcomp)

Pada perempuan yang memiliki asma, paparan polusi kehamilan bisa memperburuk masalah ini. Diterangkan American Pregnancy Association, asma selama kehamilan bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah dan penurunan fungsi hati dan ginjal.

Jika asma dikelola dengan baik, ibu hamil dan bayi akan baik-baik saja. Namun, asma yang tidak diobati dapat menyebabkan bayi kekurangan oksigen, sehingga menyebabkan masalah pertumbuhan, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah.

Paparan polusi udara pada ibu hamil juga meningkatkan peluang bayi terkena asma di kemudian hari karena partikel polusi menembus plasenta.

6. Preeklamsia

7 Bahaya Polusi Udara untuk Ibu Hamil, Bayi Bisa Lahir Prematurilustrasi preeklamsia pada ibu hamil (pexels.com/Thirdman)

Paparan polusi udara berkorelasi dengan meningkatnya risiko komplikasi terkait kehamilan, utamanya pada perempuan yang hamil pada usia yang tidak lagi muda. Sebuah studi yang dimuat dalam Maternal and Child Health Journal di Allegheny County (2014) menemukan bahwa paparan polusi udara pada trimester pertama meningkatkan risiko preeklamsia dan tekanan darah tinggi.

Komplikasi ini dapat membahayakan ibu hamil dan bayinya, dan ini mungkin memerlukan persalinan dini. Temuan ini juga mendukung hasil studi lain, yang menemukan hubungan antara paparan polusi dan berat badan lahir rendah serta persalinan prematur.

7. Masalah perkembangan paru-paru

7 Bahaya Polusi Udara untuk Ibu Hamil, Bayi Bisa Lahir Prematurilustrasi paru-paru (unsplash.com/averey)

Paparan polusi udara selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan paru-paru. Diterangkan oleh Centers for Disease Control and Prevention, pada beberapa bayi, ini terjadi secara tidak langsung, saat persalinan prematur menyebabkan bayi tidak memiliki paru-paru yang berfungsi normal saat dilahirkan. Ini juga merupakan faktor risiko kematian setelah lahir.

Selain itu, polusi udara juga dikaitkan dengan masalah pernapasan jangka panjang, seperti asma dan alergi pada bayi.

Polusi udara bisa menjadi risiko serius bagi ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. Oleh sebab itu, ibu hamil perlu berhati-hati dengan kualitas udara di tempat tinggalnya.

Selain itu, ibu hamil yang tinggal di daerah yang tercemar, tinggal bersama perokok, atau khawatir dengan polusi udara di lingkungannya dapat mendiskusikan kekhawatiran ini dengan dokter kandungan atau bidan.

Baca Juga: 5 Minuman Herbal untuk Jaga Daya Tahan Tubuh di Tengah Polusi Udara

Topik:

  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya