TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pneumothorax: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Mengakibatkan paru-paru kolaps

ilustrasi pneumothorax (freepik.com/Drazen Zigic)

Pneumothorax atau pneumotoraks adalah kondisi ketika paru-paru kolaps karena udara memasuki ruang di sekitar paru-paru (ruang pleura). Udara bisa masuk ke rongga pleura melalui lubang di dinding dada atau di paru-paru. Udara di ruang pleura menciptakan peningkatan tekanan di sekitar paru-paru dan menyebabkannya kolaps.

Pneumotoraks bisa parah, tergantung pada seberapa banyak udara yang terperangkap di rongga pleura. Sejumlah kecil udara yang terperangkap biasanya dapat hilang dengan sendirinya, asalkan tidak ada komplikasi lain. Jumlah yang lebih besar dari udara yang terperangkap dapat menjadi serius dan menyebabkan kematian jika tidak mendapatkan perawatan medis.

1. Jenis

Ada lima jenis utama pneumotoraks:

  • Pneumotoraks spontan primer: Paru-paru yang kolaps terkadang terjadi pada orang yang tidak memiliki masalah paru-paru lainnya. Ini dapat terjadi karena kantung udara abnormal di paru-paru yang pecah dan melepaskan udara.
  • Pneumotoraks spontan sekunder: Beberapa penyakit paru-paru dapat menyebabkan paru-paru kolaps. Ini termasuk penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), fibrosis kistik, dan emfisema.
  • Pneumotoraks terkait cedera: Cedera di dada dapat menyebabkan pneumotoraks. Beberapa orang mengalaminya akibat tulang rusuk yang patah, pukulan keras di dada, atau luka pisau atau tembakan.
  • Pneumotoraks iatrogenik: Setelah prosedur medis tertentu, seperti biopsi paru atau penyisipan jalur vena sentral, beberapa orang dapat mengalami pneumotoraks sebagai komplikasi.
  • Pneumotoraks katamenial: Kondisi langka ini memengaruhi perempuan dengan endometriosis. Jaringan endometrium melapisi rahim. Dengan endometriosis, jaringan endometrium tumbuh di luar rahim dan menempel pada area di dalam dada. Jaringan endometrium membentuk kista yang berdarah ke dalam rongga pleura, menyebabkan pneumotoraks.

2. Penyebab

ilustrasi paru-paru (unsplash.com/averey)

Pneumotoraks memiliki tiga penyebab utama, yaitu kondisi medis, cedera, dan faktor gaya hidup, mengutip Cleveland Clinic.

Kondisi medis yang dapat menyebabkan pneumotoraks meliputi:

  • Asma.
  • Pneumonia.
  • PPOK.
  • Penyakit pembuluh darah kolagen.
  • Fibrosis kistik.
  • Emfisema.
  • Endometriosis di dada.
  • Fibrosis paru idiopatik.
  • Kanker paru-paru.
  • Limfangioleiomiomatosis.
  • Sindrom Marfan.
  • Tuberkulosis.
  • Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), suatu kondisi yang disebabkan oleh pneumonia, coronavirus, dan penyakit lainnya.

Cedera yang dapat menyebabkan pneumotoraks di antaranya:

  • Trauma benda tumpul.
  • Jenis ventilasi tertentu atau perubahan ventilasi.
  • Luka tembak.
  • Tusukan paru-paru selama prosedur medis, seperti biopsi atau blok saraf.
  • Luka tusuk.

Faktor gaya hidup yang terkait dengan pneumotoraks termasuk:

  • Penggunaan obat-obatan, terutama obat-obatan yang dihirup.
  • Naik pesawat, yang melibatkan perubahan drastis pada tekanan udara.
  • Scuba atau menyelam di laut dalam.
  • Merokok.

Orang dengan faktor risiko tertentu lainnya mungkin lebih berisiko mengalami pneumotoraks. Ini adalah:

  • Riwayat pneumotoraks dalam keluarga.
  • Kehamilan.
  • Tipe tubuh tinggi kurus.

Baca Juga: Pneumotoraks Katamenial: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

3. Gejala

Dilansir St. Vincent's Lung Health, gejala pneumotoraks traumatis biasanya terjadi selama periode trauma atau setelahnya. Sebaliknya, gejala pneumotoraks non-traumatik spontan biasanya terjadi saat seseorang beristirahat. Nyeri dada yang tiba-tiba dan parah sering kali merupakan gejala pertama dari pneumotoraks. Gejala lainnya termasuk:

  • Detak jantung yang sangat cepat (takikardia).
  • Bibir dan kulit membiru biru.
  • Sesak napas saat beraktivitas.
  • Keringat dingin.
  • Sakit dan sesak terus-menerus di dada.
  • Kesulitan mengatur napas.
  • Nyeri tajam saat menarik napas, dengan pernapasan cepat dan dangkal.

4. Diagnosis

ilustrasi diagnosis pneumothorax (pexels.com/cottonbro studio)

Dokter akan menanyakan riwayat penyakit paru-paru dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga dapat mengukur tingkat gas tertentu dalam aliran darah. Untuk mengukur gas seperti oksigen dan karbon dioksida, seorang teknisi mengumpulkan sampel darah dan menganalisisnya di laboratorium.

Cara paling umum untuk mendiagnosis pneumotoraks adalah dengan pencitraan medis. Biasanya, rontgen dada akan dilakukan, atau bisa juga CT scan atau ultrasonografi.

5. Pengobatan

Tujuan pengobatan pneumotoraks adalah untuk mengurangi tekanan pada paru-paru, memungkinkannya untuk mengembang kembali. Tergantung penyebabnya, tujuan kedua pengobatan mungkin untuk mencegah kekambuhan. Metode untuk mencapai tujuan ini tergantung pada tingkat keparahan pneumotoraks dan kadang kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Pilihan pengobatan mungkin termasuk observasi, aspirasi jarum, penyisipan selang dada, serta perbaikan non-operasi ataupun operasi. Terapi oksigen tambahan mungkin juga dilakukan untuk mempercepat reabsorpsi udara dan ekspansi paru-paru.

Baca Juga: Fibrosis Kistik: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan, Pengobatan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya