TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

USG Kranial: Jenis, Tujuan, Prosedur, Keamanan

Untuk memeriksa masalah otak yang bisa dialami bayi prematur

ilustrasi USG kranial atau USG kepala (pexels.com/Tracey Shaw)

Ultrasound (USG) kepala atau USG kranial menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar otak. Mesin USG mengirimkan gelombang suara ke kepala dan gambar direkam di komputer. Gambar hitam putih menunjukkan struktur internal otak, termasuk ventrikel (rongga berisi cairan di otak) dan pembuluh darah.

USG kranial biasanya dilakukan pada bayi yang tulang tengkoraknya belum sepenuhnya tumbuh (mereka masih memiliki titik lemah di ubun-ubun). Ubun-ubun menyediakan celah bagi gelombang suara untuk melewati dan mencapai otak.

1. Jenis

Ada dua tipe USG kranial, yaitu USG kepala dan transcranial Doppler. 

Pemeriksaan USG kepala menghasilkan gambar otak dan cairan serebrospinal yang mengalir dan terkandung di dalam ventrikelnya, rongga berisi cairan yang terletak di bagian dalam otak.

Karena gelombang ultrasound tidak mudah melewati tulang, pemeriksaan ini paling sering dilakukan pada bayi, yang tengkoraknya belum sepenuhnya terbentuk. Kesenjangan antara tulang tengkorak tersebut memberikan "jendela", yang memungkinkan sinar ultrasound untuk bebas masuk dan kembali dari otak. Probe ultrasound dan beberapa gel ditempatkan di bagian luar kepala di salah satu daerah tanpa tulang, seperti dijelaskan dalam laman Radiological Society of North America

Pada USG transcranial Doppler, pasien diposisikan terlentang di atas meja pemeriksaan atau duduk tegak di kursi pemeriksaan. Gel berbahan dasar air bening dioleskan di bagian belakang leher, di atas dan di samping tulang pipi, di depan telinga atau di atas kelopak mata, karena ini adalah tempat pembuluh darah yang menyuplai otak. Transduser ditekan dengan lembut di atas salah satu area ini untuk mengukur arah dan kecepatan darah yang mengalir.

Pasien harus tetap diam selama pemeriksaan, yang mungkin memakan waktu hingga 35 menit. Jika pasien perlu menyesuaikan posisinya di meja pemeriksaan, biasanya tidak ada masalah untuk berhenti sejenak. Jika pemeriksaan dilakukan pada bayi, perawat atau ahli radiologi dapat membantu menjaga bayi tetap diam untuk memastikan kualitas pencitraan terbaik.

Baca Juga: USG: Tujuan, Jenis, Prosedur, Hasil, Keterbatasan

2. Tujuan

ilustrasi bayi baru lahir (pexels.com/Vidal Balielo Jr.)

Apabila bayi lahir lebih dari tiga minggu sebelum waktu kelahiran, dokter akan melakukan USG kepala. Tes tersebut bertujuan untuk memeriksa masalah otak yang dapat terjadi pada bayi prematur, seperti:

  • Perdarahan di otak, yang disebut perdarahan intraventrikular atau intraventricular hemorrhage (IVH).
  • Cedera pada jaringan di sekitar ventrikel, yang disebut leukomalacia periventrikular (PVL).

Tes ini juga dapat membantu dokter mendiagnosis masalah otak lainnya, seperti:

  • Terlalu banyak cairan di otak atau ventrikel (hidrosefalus).
  • Infeksi.
  • Tumor, kista, atau massa lainnya.

Dokter mungkin juga akan memesan USG kepala untuk bayi dengan kondisi ini:

  • Kepala bayi lebih besar dari ukuran normalnya.
  • Tonjolan di titik lemah kepala atau ubun-ubun.
  • Setiap gejala masalah otak atau saraf.

USG kranial bisa dilakukan pada orang dewasa untuk membantu menemukan massa otak. Karena tes tidak dapat dilakukan setelah tulang tengkorak menyatu, ini hanya dilakukan setelah tengkorak dibuka selama operasi otak.

3. Prosedur

Dilansir HealthLink BC, tidak ada persiapan khusus untuk USG kranial. Apabila tes ini dilakukan kepada bayi yang usianya lebih besar, mungkin akan membantu jika bayi sedikit lapar. Kamu dapat memberi makan bayi selama prosedur. Ini bisa membantu menenangkan bayi sehingga ia akan tetap tenang selama tes.

Tes ini dilakukan oleh dokter yang ahli dalam tes pencitraan (radiolog). Bisa juga dilakukan oleh ahli teknologi USG (sonografer) yang bekerja sama dengan ahli radiologi. Untuk bayi, tes dapat dilakukan di samping tempat tidur bayi di unit perawatan intensif neonatal (NICU).

Bayi akan berbaring telentang. Transduser digerakkan melintasi ubun-ubun. Kamu mungkin diminta untuk memegang bayi selama prosedur berlangsung. Gambar otak dan ruang cairan dalam (ventrikel) dapat dilihat di layar video.

Jika orang dewasa mendapatkan USG kepala selama operasi otak, ahli bedah akan mengangkat bagian dari tengkorak dan menggunakan probe untuk membantu menemukan tumor atau massa di otak.

Prosedur Doppler juga menggunakan tongkat dan mesin USG, tetapi prosesnya berbeda. Gel diaplikasikan di leher dan naik ke pipi untuk memeriksa aliran darah dari sudut tersebut. Ini bisa memakan waktu hingga 35 menit. Dokter mungkin juga memasang headgear pada pasien untuk pemantauan terus-menerus selama 30 menit untuk mencari sinyal intensitas tinggi.

4. Kelebihan dan kekurangan

ilustrasi ubun-ubun bayi (pexels.com/Lisa Fotios)

Dilansir Radiopaedia.org, USG kranial memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

  • Aksesibilitas.
  • Mobilitas, yaitu pemindaian di samping tempat tidur di NICU dan bangsal neonatal.
  • Tidak memerlukan sedasi.
  • Memungkinkan beberapa pemindaian, misalnya untuk menilai pematangan otak dan/atau evolusi lesi.
  • Tidak ada radiasi pengion sehingga sangat aman.
  • Kebanyakan USG noninvasif (tanpa jarum atau injeksi).
  • Kadang dirasa tidak nyaman, tetapi umumnya tidak menyakitkan.
  • Pemindaian USG memberikan gambar jelas dari jaringan lunak yang tidak terlihat jelas pada gambar sinar-X.

Seperti semua studi USG, USG kepala sangat bergantung pada operator. Ini bukan kerugian yang sebenarnya, tetapi mengharuskan radiografer yang melakukan pemeriksaan terlatih dengan baik dalam teknik akuisisi, tahu bagaimana memanfaatkan mesin USG yang tersedia, dan memiliki pengetahuan tentang anatomi dan patologi intrakranial agar tidak melewatkan setiap temuan yang signifikan.

Selain itu pemeriksaan USG sangat sensitif terhadap gerakan, dan anak yang aktif atau menangis akan memperlambat proses pemeriksaan.

Pasien yang lebih besar lebih sulit untuk dicitrakan dengan USG karena jumlah jaringan yang lebih besar melemahkan gelombang suara saat melewati lebih dalam ke dalam tubuh.

Hasil pemeriksaan dapat berubah karena luka terbuka atau sayatan bedah baru-baru ini di dekat area yang dicitrakan, serta perubahan pola aliran darah akibat penyakit jantung atau irama jantung yang tidak teratur.

Baca Juga: Gigantisme: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya