Bakteremia dapat berkembang menjadi sepsis yang lebih berbahaya. (pexels.com/Muskan Anand)
Bakteremia sering kali dikaitkan dengan sepsis. Sebenarnya keduanya adalah kondisi berbeda.
Bakteremia mengacu pada keberadaan bakteri dalam aliran darah. Bakteri bisa memasuki aliran darah akibat berbagai kondisi, seperti saat membersihkan gigi atau menjalani prosedur medis minor.
Pada orang sehat, bakteremia akan sembuh dengan sendirinya. Namun, jika sistem imun menurun dan bakteri terus berkembang, infeksi bisa terjadi.
Dilansir Mayo Clinic, sepsis adalah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa karena respons tubuh terhadap infeksi. Tubuh akan melepaskan senyawa kimia ke dalam aliran darah untuk melawan infeksi.
Nah, sepsis merupakan respons sistem kekebalan tubuh yang ekstrem terhadap suatu infeksi. Ini terjadi ketika senyawa kimia yang masuk ke dalam pembuluh darah untuk melawan infeksi memicu respons peradangan di dalam tubuh. Peradangan akibat sepsis dapat berujung pada kerusakan organ tubuh.
Pada kasus yang cukup parah, sepsis dapat berkembang menjadi syok septik dan membuat tekanan darah menurun secara drastis, yang bisa mengakibatkan kematian. Sepsis disebabkan oleh berbagai jenis infeksi bakteri, virus, atau jamur, salah satunya yaitu bakteremia. Adapun beberapa faktor risiko sepsis meliputi:
- Bayi, anak-anak, dan lansia
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Orang-orang dengan diabetes atau sirosis hati
- Pasien dengan penyakit berat yang sedang menjalani perawatan di intensive care unit (ICU)
- Memiliki luka atau cedera, contohnya luka bakar
- Pasien yang menggunakan peralatan medis invasif, seperti kateter intravena atau selang pernapasan
- Pasien yang menjalani pengobatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti kemoterapi