TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tidak Suka Berinteraksi dengan Orang Lain? Waspada Gangguan Skizoid

Tidak baik untuk kehidupan sosial lho!

pexels/Pixabay

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain untuk hidup. Pada kenyataannya, ada orang yang suka menyendiri, bahkan tidak tertarik untuk berinteraksi dengan orang lain. Kondisi ini termasuk dalam gangguan kepribadian yang disebut dengan gangguan kepribadian skizoid.

Dikutip dari sebuah artikel dalam Journal of psychopathology and behavioral assessment tahun 2011, gangguan kepribadian skizoid termasuk dalam kelompok A, satu grup dengan skizotipal dan gangguan kepribadian paranoid. Kelompok ini ditandai dengan perilaku yang aneh dan eksentrik. Disebutkan pula, terdapat sebuah studi yang menunjukkan bahwa gangguan kepribadian skizoid memiliki prevalensi kurang dari 1 persen.

Penderita skizoid cenderung menjadi pribadi yang tertutup. Normalnya, kondisi ini bisa membuat seseorang merasa kesepian. Namun, seseorang dengan skizoid malah menghindari berbagai aktivitas sosial dan lebih suka mengerjakan sesuatunya sendirian. Seperti apa gangguan kepribadian ini dan bagaimana dampaknya bagi kehidupan? Simak ulasan berikut ini ya!

1. Penderita skizoid seringkali menghindari aktivitas sosial  

pexels/Japheth Mast

Melansir MayoClinic, gangguan kepribadian skizoid merupakan suatu kondisi di mana seseorang menghindar untuk melakukan aktivitas sosial dan secara konsisten menghindari interaksi dengan orang lain. Penderitanya juga memiliki ekspresi emosional yang terbatas.

Seseorang dengan skizoid memiliki sifat yang dingin. Mereka mungkin terlihat penyendiri atau meremehkan orang lain. Mereka juga seperti tidak memiliki keinginan atau keterampilan untuk membentuk hubungan personal yang lebih dekat, sebab cenderung tidak menunjukkan emosi. Penderita skizoid terlihat tidak peduli dengan orang lain atau apa yang terjadi di sekitarnya. Bisa dibilang, mereka ini adalah orang yang cuek.

2. Memiliki ciri suka menyendiri  

pexels/Tomé Louro

Gangguan kepribadian skizoid biasanya dimulai saat awal dewasa, walaupun beberapa ciri mungkin terlihat selama masa anak-anak. Orang dengan skizoid seringkali menyendiri dan menghindari kontak dengan orang lain. Adapun ciri lainnya dari orang-orang dengan gangguan ini meliputi :

  • Memilih melakukan pekerjaan atau beraktivitas sendirian.
  • Tidak memiliki keinginan atau menikmati hubungan dekat dengan orang lain.
  • Kurang tertarik pada hubungan seksual, bahkan ada yang memilih untuk tidak menikah.
  • Sulit mengekspresikan emosi dan bereaksi dengan tepat terhadap situasi di sekitarnya.
  • Merasa seperti tidak bisa merasakan kesenangan.
  • Tampak tidak memiliki selera humor, acuh tak acuh atau bersikap dingin.
  • Terlihat kurang motivasi dan tujuan.
  • Mereka mungkin akan terlihat sering melamun.
  • Tidak bereaksi terhadap pujian atau kritikan dari orang lain.
  • Tidak memiliki teman dekat.

Baca Juga: Bahaya! Hindari 5 Kebiasaan Buruk Penyebab Gangguan Jantung

3. Skizoid berbeda dengan skizofrenia dan skizotipal  

pexels/Cottonbro

Gangguan skizoid, skizofrenia dan skizotipal memiliki beberapa gejala yang sama. Seperti dilansir dari MayoClinic, mereka memiliki kemampuan yang terbatas untuk menjalin hubungan sosial dan kurang mengekspresikan emosinya. Meskipun begitu, gangguan skizoid berbeda dengan skizofrenia dan skizotipal.

Penderita skizoid tidak mengalami paranoid, halusinasi serta tidak memiliki pola percakapan yang aneh sehingga masih masuk akal saat berbicara. Di samping itu, banyak dari penderita skizoid yang mampu beraktivitas cukup baik. Walaupun cenderung memilih pekerjaan yang memungkinkan mereka bekerja sendirian.

4. Faktor genetik dan lingkungan bisa meningkatkan risiko terkena skizoid  

pexels/Pixabay

Mengutip Healthline, gangguan kepribadian skizoid lebih sering terjadi pada kaum pria dibandingkan wanita. Penyebab terjadinya skizoid belum diketahui secara pasti, namun perpaduan antara faktor genetik dan lingkungan serta pola asuh, terutama pada anak usia dini, bisa berperan dalam perkembangan gangguan ini.

Adapun faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko perkembangan skizoid, di antaranya :

  • Memiliki orang tua atau kerabat lain yang menderita skizoid, skizotipal atau skizofrenia.
  • Memiliki orang tua yang bersikap dingin, lalai, tidak responsif atau kurang perhatian terhadap kebutuhan emosional anaknya.
  • Memiliki trauma atau masa kecil yang suram.

5. Berisiko mengalami gangguan kepribadian lainnya  

pexels/Daniel Reche

Apabila kamu menyadari telah memiliki gejala skizoid, sebaiknya segera diatasi. Jika tidak, orang dengan skizoid memiliki risiko mengalami gangguan kepribadian lainnya, depresi mayor, bahkan gangguan kecemasan. Tentunya hal tersebut dapat memperburuk kondisi dan juga kualitas hidup penderitanya.

Baca Juga: Kenali 8 Gejala Fisik Gangguan Kecemasan atau Anxiety

Verified Writer

Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya