Penggunaan Spironolakton Sebabkan Jerawat Parah pada Perempuan?
Yang ditemukan penelitian malah sebaliknya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Spironolakton (spironolactone) adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada orang dengan hipertensi. Obat golongan diuretik hemat kalium ini bekerja melalui pengikatan kompetitif reseptor pada tempat penukaran natrium-kalium yang bergantung pada aldosteron di tubulus ginjal.
Jerawat sering terjadi pada masa remaja dan akan hilang seiring bertambahnya usia. Akan tetapi, nyatanya hampir sepertiga perempuan berusia diatas 18 tahun mempunyai masalah jerawat.
Selain menurunkan tekanan darah, ternyata spironolakton bisa memengaruhi jerawat pada penggunanya. Hal ini berdasarkan uji klinis skala besar pertama kali yang dilakukan SAFA dengan dana National Institure for Health and Care Research. Berikut ini detailnya.
1. Partisipan yang terlibat
Jerawat bisa juga menjadi beban fisik dan psikologis yang besar bagi yang terdampak olehnya. Karenanya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah spironolakton dapat memberikan efek perbaikan pada kulit berjerawat. Penelitian ini dipimpin oleh Unit Uji Coba Klinis Southampton, melakukan uji coba pada lebih dari 400 orang perempuan berusia di atas 18 tahun.
Penelitian ini melibatkan semua perempuan yang memiliki jerawat selama lebih dari 6 bulan, yang mana biasanya mereka menggunakan antibiotik oral sebagai pengobatan. Dalam penelitian ini, setengah partisipan menerima obat dan setengah lainnya menerima plasebo.
Baca Juga: 8 Cara Ampuh untuk Menghilangkan Flek Hitam Bekas Jerawat
Baca Juga: Beda Purging dan Breakout, Jerawat usai Coba Skincare Baru
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.