TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Trigger Finger: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Mengganggu pergerakan tangan dan mobilitas

ilustrasi osteoporosis (unsplash.com/Towfiqu Barbhuiya)

Trigger finger adalah kondisi saat salah satu jari tangan terjepit dalam posisi bengkok. Kondisi ini bisa menyerang jari mana pun dan bisa terjadi pada lebih dari satu jari pada satu waktu. Kondisi ini juga disebut dengan stenosing tenosynovitis.

Trigger finger terjadi saat adanya peradangan yang mempersempit ruang di dalam selubung yang mengelilingi tendon pada jari. Untuk kondisi yang parah, jari mungkin akan terus terkunci dalam posisi bengkok. 

1. Gejala

ilustrasi gejala trigger finger (unsplash.com/Sniéjana Coach pour femmes photographes)

Dilansir Mayo Clinic, gejala trigger finger dari ringan hingga berat meliputi:

  • Jari terasa kaku, terutama pada pagi hari.
  • Sensasi gemeretak saat menggerakkan jari.
  • Nyeri atau benjolan di pangkal jari yang terkena trigger finger.
  • Jari terkunci dalam posisi bengkok dan bisa lurus kembali secara tiba-tiba.
  • Jari terkunci dalam posisi bengkok dan tidak dapat diluruskan.

Trigger finger biasanya lebih terasa pada pagi hari pada saat menggenggam benda dengan kuat atau saat meluruskan jari. Jika jari yang terkena trigger finger terasa panas dan meradang, segera cari pertolongan medis. Ini merupakan tanda-tanda infeksi. 

2. Penyebab

ilustrasi penyebab trigger finger (unsplash.com/Karsten Winegeart)

Jari-jari tangan terdiri dari beberapa tulang kecil. Tulang-tulang kecil ini dihubungkan oleh tendon. Saat otot berkontraksi, tendon akan menarik tulang tersebut untuk menggerakkan jari-jari.

Salah satu jenis tendon tersebut adalah tendon panjang yang disebut dengan tendon fleksor. Tendon fleksor memanjang dari lengan bawah ke otot dan tulang pada tangan melalui selubung seperti terowongan. Jika terowongan ini menyempit, tendon tidak akan bisa bergerak dengan mudah dan menyebabkan trigger finger

Jika itu terjadi, tendon menjadi teriritasi dan membengkak sehingga gerakan menjadi sangat sulit. 

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Tulang Belakang Menurut Pakar

3. Faktor risiko

ilustrasi musisi (pexels.com/Yabee Eusebio)

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko trigger finger. Ini meliputi:

  • Mencengkeram berulang-ulang: Pekerjaan atau hobi yang melibatkan penggunaan tangan berulang-ulang dan melakukan cengkeraman dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko trigger finger
  • Masalah kesehatan tertentu: Orang dengan diabetes atau artritis reumatoid memiliki risiko lebih tinggi terkena trigger finger.
  • Jenis kelamin: Trigger finger lebih sering terjadi pada perempuan.
  • Operasi carpal tunnel syndrome: Trigger finger bisa menjadi komplikasi yang berhubungan dengan operasi untuk carpal tunnel syndrome, terutama selama enam bulan pertama setelah operasi. 

Beberapa pekerjaan yang bisa meningkatkan risiko trigger finger termasuk petani, pekerja industri, musisi. 

4. Diagnosis

ilustrasi diagnosis (unsplash.com/Hush Naidoo Jade Photography)

Diagnosis trigger finger tidak memerlukan pengujian yang rumit. Dokter atau penyedia layanan kesehatan akan membuat diagnosis berdasarkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.

Selama pemeriksaan fisik, dokter akan meminta kamu untuk membuka dan menutup tangan. Ini untuk mengetahui area yang sakit, kelancaran gerakan, dan memastikan tangan yang terkunci.

Dokter juga akan meraba telapak tangan untuk melihat apakah ada benjolan. Jika benjolan tersebut berhubungan dengan trigger finger, benjolan tersebut akan bergerak saat jari bergerak.

Baca Juga: Mengenal Jenis, Faktor, dan Penanganan Cedera Olahraga

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya