TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Saja sih Penyebab Seseorang Jadi 'Halu'? Ini 7 Faktor Medisnya

Faktanya, 'halu' adalah kondisi yang umum terjadi, lho!

giphy.com/hyperrpg

Halusinasi dapat menjadi salah satu tanda bahwa ada yang tidak beres pada kesehatan mental seseorang. Namun, kondisi ini bukan berarti bahwa individu tersebut sedang sakit. Bahkan faktanya, halusinasi cukup umum dialami oleh masyarakat.

Sebuah studi tahun 2015 di Eropa menemukan bahwa sebanyak 7,3 persen orang melaporkan telah mengalami 'bisikan' atau 'suara-suara' sepanjang hidupnya. Dalam penelitian lebih lanjut dari Afrika Selatan, halusinasi bahkan telah dialami oleh masyarakat sebanyak 12,7 persen dari jumlah populasi. 

Ilmuwan pun masih belum benar-benar memahami mengapa sebagian orang mengalami halusinasi dan sebagian lainnya tidak. Namun paling tidak, sebuah studi di tahun 2019 mendapat kesimpulan bahwa halusinasi dapat terjadi sebagai kompensasi otak atas terjadinya penurunan informasi sensorik. Adapun beberapa hal pemicu penurunan tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Halusinogen

hub.jhu.edu

Halusinogen dapat memicu terjadinya halusinasi. Jenis bahan ini dapat mengubah cara otak dalam memproses dan mengirim informasi secara temporer sehingga penggunanya pun akan mengalami hal-hal yang tidak biasa berikut pemikirannya. Adapun beberapa contoh yang termasuk dalam halusinogen antara lain LSD, salvia, DMT, dan beberapa jenis jamur.

2. Gangguan kecemasan dan depresi

neurosciencenews.com

Penderita gangguan kecemasan dan depresi dapat mengalami halusinasi periodik. Jenis halusinasi ini biasanya berlangsung singkat dan sering kali berhubungan dengan emosi tertentu yang sedang dirasakan oleh penderita. Seperti contoh, seseorang yang mengalami depresi akan berhalusinasi bahwa seseorang tengah berkata padanya bahwa dia tidak berharga.

3. Migrain

endocrineweb.com

Percaya atau tidak, sebagian orang juga mengalami halusinasi tepat sebelum atau ketika sedang mengalami migrain. Jenis halusinasi yang dialami pun kerap berupa visual. Seperti contoh, seseorang akan melihat warna-warna yang sebenarnya tidak ada dalam wujud aslinya atau melihat hal-hal yang tidak ada bentuk fisiknya saat itu.

Baca Juga: 8 Fakta Unik Halusinasi, Bisa Diakibatkan oleh Bullying maupun Kopi

4. Gangguan tidur

news.ohsu.edu

Dalam kasus ini, kebanyakan halusinasi terjadi saat seseorang telah mencapai episode sleep paralysis, yang berlangsung saat seseorang terbangun dan tidak dapat melakukan gerakan apa pun selama beberapa saat.

5. Epilepsi

medicaldaily.com

Terkadang, halusinasi juga menjadi gejala gangguan epilepsi. Penderita biasanya akan mengalami halusinasi selama atau setelah kejang. 

6. Demensia dan gangguan otak lainnya

centrum.sg

Demensia merusak otak secara progresif, termasuk pada bagian yang melibatkan proses sensorik. Karena itu, orang-orang dengan usia lanjut pun cenderung mengalami halusinasi baik secara visual maupun audio. Seperti contoh, mereka berhalusinasi melihat wujud seseorang yang telah meninggal atau merasa takut dan paranoid serta panik terhadap sesuatu tanpa alasan yang jelas.

7. Berhenti mengonsumsi alkohol dengan drastis

chicagotribune.com

Orang-orang yang sebelumnya tergolong adiktif dan tiba-tiba menghentikan konsumsi alkohol secara drastis juga dapat mengalami halusinasi. Kondisi ini biasanya disebut dengan 'delirium tremens' atau biasa disingkat DT. Namun, hal ini tentu tak akan berlangsung selamanya.

Baca Juga: 7 Halusinasi Ini Menandakan Ada Hal yang Tidak Beres dengan Tubuhmu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya