Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Siapa yang menyangka penyanyi sukses seperti Billie Eilish ternyata pernah menderita Body Dysmorphic Disorder (BDD) saat menginjak usia 12 tahun. Hal ini disampaikan Billie melalui wawancaranya dengan Rolling Stone.
Billie mengaku Body Dysmorphic Disorder (BDD) yang dideritanya bermula saat dia mengikuti kelas tari dan melihat banyak wanita cantik di kelas tersebut sehingga muncul perasaan tidak nyaman dan kurang percaya diri pada dirinya.
Body Dysmorphic Disorder (BDD) bukan hal yang patut untuk disepelekan oleh seseorang karena penuh dengan risiko. Apa itu Body Dysmorphic Disorder (BDD)? Yuk, simak beberapa faktanya di bawah ini!
1. Body Dysmorphic Disorder (BDD) adalah gangguan mental yang serius
Instagram.com/billieeilish Body Dysmorphic Disorder (BDD) adalah gangguan mental serius yang tidak boleh disepelekan. Body Dysmorphic Disorder (BDD) biasanya ditandai dengan rasa khawatir dan tidak percaya diri pada beberapa anggota tubuh.
Pikiran seperti itu muncul karena penderita menganggap beberapa anggota tubuh mereka tidak ideal seperti kebanyakan orang. Dalam kasus ini, penderita akan berusaha sekeras mungkin untuk menutupi kekurangan yang dimiliki.
Kita tidak bisa menganggap Body Dysmorphic Disorder (BDD) adalah gangguan yang biasa terjadi pada masa-masa pubertas, karena hal tersebut sangat berpengaruh pada kehidupan sosial penderita.
2. Body Dysmorphic Disorder (BDD) bukan mengenai bentuk tubuh secara keseluruhan
Penderita Body Dysmorphic Disorder (BDD) biasanya hanya mengkhawatirkan atau mencemaskan beberapa anggota tubuhnya saja. Misalnya, penderita Body Dysmorphic Disorder (BDD) akan mengkhawatirkan kulit yang keriput, hidung yang pesek, paha yang besar, rambut yang rontok, wajah yang berjerawat, dan payudara yang kecil.
Meskipun hanya salah satu atau beberapa anggota tubuhnya saja, tetapi penderita Body Dysmorphic Disorder (BDD) cenderung akan menganggap kekurangan tersebut sebagai penghambat kepercayaan dirinya. Hal ini menyebabkan penderita Body Dysmorphic Disorder (BDD) berusaha semaksimal mungkin untuk menutupi kekurangan tersebut dengan berbagai cara, misalnya dengan make up dan operasi plastik.
Baca Juga: Alasan Sedih di Balik Gaya Berpakaian Billie Eilish yang 'Kedodoran'
3. Bercermin secara terus-menerus adalah gejala dari Body Dysmorphic Disorder (BDD)
Pernahkah kamu merasa perlu berkaca secara terus menerus? Mungkin beberapa orang menganggap kebiasaan tersebut adalah hal yang biasa, tetapi sebenarnya yang terjadi adalah kamu sedang mengalami gejala Body Dysmorphic Disorder (BDD).
Beberapa gejala yang umumnya terjadi pada penderita Body Dysmorphic Disorder (BDD), yakni berkaca secara terus-menerus, membutuhkan orang lain untuk meyakinkan dirinya sendiri, berulang kali menyentuh anggota tubuh yang dinggap kurang ideal, dan mengalami kecemasan yang berlebihan.
Meskipun gejala-gejala di atas tidak sepenuhnya merujuk pada Body Dysmorphic Disorder (BDD), tetapi sudah seharusnya kamu mewaspadai gejala-gejala tersebut sedari dini. Jika dibiarkan secara terus-menerus, kamu bisa mengalami stres berat, lho.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Lingkungan sekitar adalah pemicu Body Dysmorphic Disorder (BDD)
instagram.com/billie eilish Dalam berteman atau bekerja, kamu juga perlu memperhatikan lingkungan di sekitar. Jangan sampai kamu terjatuh ke dalam lingkungan pertemanan atau pekerjaan yang menjadi pemicu Body Dysmorphic Disorder (BDD).
Lingkungan yang tidak baik ditandai dengan orang-orang yang membuat kamu merasa tidak nyaman dan kurang percaya diri untuk bergaul atau bekerja dengan mereka. Apalagi jika mereka memberikan first impression yang buruk kepada kamu.
Jika kamu bukan penderita atau penderita Body Dysmorphic Disorder (BDD), kamu harus teliti dalam memilih lingkungan pekerjaan atau pertemanan. Jangan sampai lingkungan pertemanan atau pekerjaan yang buruk bisa memicu atau memperparah Body Dysmorphic Disorder (BDD).
5. Penderita Body Dysmorphic Disorder (BDD) disarankan untuk pergi ke psikiater
instagram.com/billie eilish Dalam kasus Body Dysmorphic Disorder (BDD), penderita disarankan untuk pergi menemui psikiter bukan dokter. Penderita Body Dysmorphic Disorder (BDD) bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mencari jalan keluar, tetapi sayangnya tujuan penderita berkonsultasi menjadi kurang tepat.
Sebaiknya penderita berkonsultasi pada psikiater jika menyadari adanya gejala atau perilaku yang tidak wajar. Biasanya psikiater akan melakukan penilaian kondisi kejiwaan pasien untuk mengetahui penyebab dan penanganan untuk penderita Body Dysmorphic Disorder (BDD).
Upaya penanganan terhadap penderita Body Dysmorphic Disorder (BDD) dilakukan dengan kombinasi antara terapi perilaku kognitif dan pemberian obat-obatan. Meskipun belum ada obat yang bisa mengatasi, tetapi obat antidepresan serotonin-specific reuptake inhibitor (SSRI) bisa diberikan untuk mengurangi pikiran dan perilaku obsesif pada penderita.
Baca Juga: Alasan Sedih di Balik Gaya Berpakaian Billie Eilish yang 'Kedodoran'