TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Jenis Gangguan Menstruasi yang Bisa Menyerang Wanita

kamu pernah mengalami, ladies?

medicalnewstoday.com

Menstruasi merupakan proses terjadinya peluruhan endometrium (dinding rahim) bersama dengan darah pada wanita usia subur. Hal itu terjadi karena tidak ada proses kehamilan. Menstruasi dipengaruhi oleh perubahan hormon pada wanita.

Normalnya siklus menstruasi terjadi setiap bulan, yaitu antara 21-35 hari atau sekitar 4 minggu. Lamanya menstruasi berbeda-beda pada setiap wanita, normalnya antara 4-7 hari. Namun siklus menstruasi bisa terganggu sehingga menyebabkan keluhan pada penderitanya.

Gangguan menstruasi yang cukup berat dapat menimbulkan nyeri hingga mengganggu aktivitas. Oleh karena itu para ladies sebaiknya mengetahui jenis gangguan menstruasi dan gejalanya agar selalu waspada. Berikut 5 jenis gangguan menstruasi yang bisa terjadi.

1. Dismenorea

womenshealth.gov

Dismenorea merupakan nyeri saat menstruasi yang biasanya terjadi pada awal menstruasi yaitu hari pertama atau kedua. Gejala yang dirasakan berupa nyeri atau kram pada perut bagian bawah dan bisa menjalar sampai ke punggung bagian bawah. Pada beberapa orang gejala ini bisa disertai dengan pusing, sakit kepala dan mual.

Dismenorea disebabkan oleh hormon prostaglandin yang meningkat di awal menstruasi. Selain itu juga disebabkan oleh kontraksi pada rahim. Normalnya dismenorea akan menghilang setelah hari ketiga menstruasi. Dismenorea ini akan semakin berkurang dengan bertambahnya usia dan setelah melahirkan.

Namun beberapa penyakit juga bisa menyebabkan dismenorea, antara lain kista, tumor, mioma, radang panggul dan endometriosis. Jika dismenorea terjadi karena penyakit tersebut maka rasa nyeri yang dirasakan lebih hebat, lebih lama dan tidak berkurang dengan bertambahnya usia. Jadi sebaiknya kamu waspada jika mengalami nyeri haid berlebihan ya, ladies.

2. Amenorea

familydoctor.org

Amenorea merupakan kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi. Amenorea dibagi menjadi dua, primer dan sekunder. Amenorea primer adalah kondisi di mana seorang wanita tidak pernah mengalami menstruasi sama sekali hingga usia 16 tahun. Kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan hormon, gangguan pertumbuhan atau kurangnya nutrisi.

Sedangkan amenorea sekunder adalah kondisi di mana seorang wanita yang sebelumnya sudah mengalami menstruasi lalu berhenti mendapatkan menstruasi selama tiga bulan atau lebih padahal tidak sedang hamil atau menyusui. Penyebab amenorea sekunder ada banyak, misalnya penyakit pada rahim, gangguan kelenjar yang mengatur hormon, penurunan berat badan secara drastis, efek samping obat dan KB.

Baca Juga: 6 Gangguan Kesehatan Kronis Ini Disebabkan Polusi Udara, Waspada!

3. Oligomenorea

healthline.com

Oligomenorea adalah kondisi di mana seorang wanita jarang mendapat menstruasi. Siklus menstruasi pada kondisi ini berlangsung lama yaitu lebih dari 1 bulan hingga 3 bulan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kondisi hormonal.

Wanita yang menjelang menopause juga bisa mengalami hal ini. Selain karena hormon oligomenorea juga bisa disebabkan oleh efek samping obat dan KB, stres dan kelelahan, serta beberapa penyakit tertentu misalnya diabetes.

4. Menoragia

medicol.com.ph

Darah menstruasi yang keluar sangat banyak dan berlebihan disebut menoragia. Gejala yang dialami antara lain keluar gumpalan darah lebih dari satu hari dan bisa terjadi anemia dengan gejala pucat, pusing, dan lemas. 

Seseorang dengan menoragia biasanya harus sering mengganti pembalut misalnya setiap jam hingga mengganggu waktu tidur. Kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan hormon, masalah pada rahim, radang atau infeksi vagina dan leher rahim, masalah pembekuan darah hingga kanker leher rahim (kanker serviks).

5. Premenstrual Syndrome (PMS)

health.harvard.edu

Banyak wanita yang mengalami beberapa gejala menjelang masa menstruasi. Hal ini disebut premenstrual syndrome. Gejala yang dirasakan bermacam-macam mulai dari mood swing, lemas, pusing, sakit kepala, dan nyeri pada payudara. 

Gejala ini biasanya muncul beberapa hari sebelum menstruasi dan menghilang saat mulai menstruasi. Hal ini biasanya disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh.

Baca Juga: 10 Kebiasaan Kita Ini Dapat Menjadi Indikasi Gangguan Kesehatan Mental

Verified Writer

Wiwit Widiastuti

Full time mother, part time doctor. Alumni FK Unpad, suka membaca dan menulis. Terima Kasih sudah membaca tulisan saya, semoga bermanfaat.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya