TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selain Kemoterapi, 5 Terapi Ini Juga Bisa Mengobati Kanker

Ada yang bisa membuat pasien melihat dalam gelap!

ilustrasi kemoterapi (unsplash.com/National Cancer Institute)

Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh sel abnormal yang tumbuh tidak terkendali dalam tubuh, yang kemudian merusak sel normal di sekitarnya dan bagian tubuh yang lain.
 
Pengobatan kanker yang paling dikenal mungkin adalah kemoterapi. Kemoterapi adalah terapi dengan obat-obatan antikanker yang bersifat sitotoksik alias menyebabkan kematian sel.
 
Pemberian obat harus melalui infus dan perawatan harus dilakukan di rumah sakit. Kemoterapi memiliki respons yang cepat dan bisa terlihat dalam waktu singkat. Namun, terapi ini menyebabkan efek samping berupa mual hebat, pusing, rambut rontok, dan sebagainya.

Penanganan kanker tak cukup dengan mengandalkan satu modalitas terapi

Sel kanker usus besar. unsplash.com/National Cancer Institute

Menurut buku "Schwartz's Principles of Surgery, Ninth Edition" tahun 2020, nyatanya penanganan kanker tidak cukup dengan mengandalkan satu modalitas terapi. Butuh multi modalitas terapi yang bisa dilakukan secara bersama-sama atau tidak bersamaan.

Masing-masing modalitas terapi memiliki kelebihan dan kekurangan. Bila digunakan bersama, maka apa yang kurang dari terapi yang satu akan didapat dari terapi lainnya. Alasan penting lainnya adalah karena sel-sel kanker adalah sel-sel dengan populasi yang heterogen. Masing-masing sel kanker memiliki kepekaan terhadap masing-masing terapi.

Berikut ini adalah berbagai terapi kanker lainnya selain kemoterapi.

1. Pembedahan

unsplash.com/Piron Guillaume

Menurut sebuah laporan berjudul "Pengobatan Kanker Melalui Metode Gen Terapi" yang dipublikasikan dalam jurnal "Farmaka" tahun 2017, pembedahan dapat dikatakan sebagai terapi utama dalam penanganan kanker solid.

Pada semua level kanker (T, N, M) dapat dilakukan tindakan pembedahan. Pembedahan memiliki tujuan kuratif (menyembuhkan) atau paliatif (meringankan). Namun, tidak semua kondisi kanker bisa dilakukan tindakan pembedahan.

Pembedahan sendiri juga memiliki kelemahan, yaitu rekurensi tumor karena tidak semua tepi dapat dieksisi (pemindahan atau pengeluaran) dengan benar. Oleh sebab itu, pembedahan sendiri harus diikuti dengan modalitas terapi lainnya, khususnya pada kanker yang diperkirakan telah mengalami metastasis (berpindah ke bagian tubuh lain).

Baca Juga: Diet Budwig Bisa Lawan Kanker? Intip Fakta Menariknya di sini! 

2. Radioterapi

commons.wikimedia.org/YuddiW

Berdasarkan laporan dalam jurnal "Nature Reviews Cancer" tahun 2005, disebutkan bahwa radioterapi bisa menjadi bagian dari terapi primer atau terapi tambahan terhadap pembedahan atau kemoterapi. Tidak semua kanker sensitif terhadap radioterapi.

Radioterapi digunakan dalam dosis yang terbatas dan tempat yang terbatas dan tidak dapat dilakukan pada seluruh bagian tubuh.

3. Terapi hormonal

medicalxpress.com

Menurut sebuah studi dalam jurnal "OncoImmunology" tahun 2012, pemberian terapi hormonal ditujukan pada jenis kanker yang tumbuh karena rangsangan hormonal. Terapi ini bisa efektif bila tumor tersebut memiliki reseptor hormonal yang baik.

Penggunaan terapi ini cukup baik pada kanker payudara dengan cara memblok atau menurunkan produksi hormon estrogen dan progesteron. Namun, terapi hormonal bekerja pada sel kanker dengan respons terapi yang cukup lama, berbeda dengan kemoterapi.

4. Terapi biologis

unsplash.com/CDC

Mengutip dari buku "Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah", terapi biologis (biological therapy) adalah terapi kanker melalui manipulasi faktor mekanisme pertahanan tubuh secara natural yang berefek sebagai antitumor.

Terapi ini dapat merangsang, memanfaatkan, atau memodifikasi sistem imun tubuh untuk mengenali dan menghancurkan sel kanker secara efektif.

Terapi ini penting untuk pengobatan kanker, bersama-sama dengan pembedahan, radioterapi, maupun kemoterapi. Sayangnya, terapi biologis masih dalam proses pengembangan dan harganya tergolong mahal.

Baca Juga: 9 Pekerjaan yang Punya Risiko Tinggi Terhadap Kanker, Ini Penyebabnya

Writer

Yulia Herman Damayanti

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya