Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Keluarnya lendir atau cairan dari vagina merupakan suatu kondisi yang dikenal dengan sebutan keputihan atau vaginal discharge. Keputihan merupakan mekanisme tubuh untuk menjaga kebersihan dan kelembabkan area kewanitaan.
Cairan yang dihasilkan membawa sel mati dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Namun, keputihan dapat menjadi sebuah indikator terjadinya infeksi jamur dan bakteri pada area kewanitaan.
Keputihan memiliki warna dan tingkat kekentalan lendir yang bervariasi, sehingga banyak wanita yang bingung apakah keputihan yang dialaminya merupakan keputihan normal atau abnormal. Cara membedakan apakah keputihan yang dialami normal atau tidak, dapat dilihat dari warna, aroma, dan teksturnya.
1. Berwarna bening dan encer seperti air
Jika cairan yang keluar berwarna bening dan bertekstur seperti air, maka keputihan tersebut tergolong normal. Biasanya keputihan seperti ini terjadi jika tubuh melakukan aktivitas berat. Rutin mengganti celana dalam atau menggunakan pantyliner agar area kewanitaan tidak lembab karena bakteri dan jamur, adalah solusi paling sederhana.
2. Krem atau putih susu
Keputihan jenis ini merupakan keputihan yang paling sering dialami wanita. Biasanya keputihan ini muncul sedikit kemudian menjadi semakin banyak saat mendekati terjadinya menstruasi. Keputihan jenis ini merupakan keputihan yang normal. Keputihan berwarna putih susu ini merupakan pelumas alami vagina atau sisa penggunaan pelumas sex.
Namun, jika keputihan berwarna putih seperti cottage chesse , disertai gatal pada area vulva, dan berbau busuk. Maka sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter karena ciri-ciri di atas merupakan ciri infeksi jamur.
3. Berwarna kuning atau kehijauan
Di lansir dari Healthline, beberapa wanita menyatakan mengalami keputihan berwarna kekuningan setelah mengonsumsi suplemen atau obat tertentu. Maka keputihan yang Anda alami tergolong normal.
Jika cairan yang keluar dari liang vagina berwarna kuning pekat atau hijau dan disertai dengan rasa gatal, berbau busuk atau amis, dan sensasi terbakar, kemungkinan besar diakibatkan oleh infeksi bakteri atau penyakit menular seksual.
Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin karena penyakit menular seksual dapat menyebabkan kemandulan.
4. Berwarna cokelat atau kemerahan
Keputihan seperti ini biasanya terjadi pada masa awal dan akhir masa menstruasi. Namun, jika keputihan ini terjadi selama 1 bulan penuh dapat menjadi indikator terjadinya infeksi.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Terlebih lagi jika Anda telah mengalami menopause atau setidaknya sudah 1 tahun tidak mengalami menstruasi, bisa jadi keputihan ini merupakan ciri bahwa Anda mengalami kanker endometrium atau kanker lapisan dalam rahim. Kanker ini biasanya dialami wanita berusia lebih dari 55 tahun.
5. Merah Muda
Keputihan berwarna merah muda tipis merupakan tanda awal terjadinya menstruasi. Selain itu dapat juga menjadi pertanda awal terjadinya kehamilan. Selain itu, iritasi akibat hubungan seksual juga dapat menyebabkan terjadinya keputihan berwarna merah muda ini.
6. Abu-abu
Jika Anda mengalami keputihan berwarna abu-abu, sebaiknya Anda langsung memeriksakan diri ke dokter. Keputihan berwarna abu-abu pada umumnya menjadi indikator infeksi bacterial vaginosis (BV).
Terlebih lagi juga keputihan ini disertai dengan rasa gatal, bau busuk, sensasi terbakar saat buang air kecil, bertekstur seperti cottage chesse , dan kemerahan disekitar area kewanitaan.
Baca Juga: Rasanya seperti 'Banjir', Ini 11 Penyebab Keputihan Berlebihan