5 Fakta Borderline Personality Disorder, Gejala hingga Pengobatan

Pasien sering bereaksi ekstrem terhadap pengabaian 

Sudah naluriah jika manusia senang mendapatkan perhatian. Akan tetapi, pada beberapa orang, perhatian adalah hal mutlak yang harus didapatkan. Mereka takut jika diabaikan dan sulit menerima kesendirian. Akibatnya, merasa menjadi cemas, impulsif, dan mengalami perubahan suasana hati yang signifikan. Borderline personality disorder (BPD) sebutan kondisi mental untuk masalah tersebut.

Dilansir Healthline, BPD adalah jenis gangguan kepribadian yang jarang terjadi. Seseorang mengalaminya kesulitan dalam memproses atau mengelola emosinya. Gangguan psikologis ini mencakup masalah citra diri, suasana hati yang berubah-ubah, dan perubahan perilaku. Untuk mengetahui gangguan kepribadian ini lebih dalam, simak informasi berikut ini.

1. Apa gejala borderline personality disorder?

5 Fakta Borderline Personality Disorder, Gejala hingga Pengobatanilustrasi marah (pexels.com/Timur Weber)

Borderline personality disorder memengaruhi cara penderitanya dalam memandang dirinya sendiri, berhubungan dengan orang lain, dan berperilaku. Dikutip dari Cleveland Clinic dan John Hopkins Medicine, tanda dan gejala yang dialami oleh orang dengan gangguan ini antara lain: 

  • Upaya bunuh diri atau perilaku melukai diri sendiri.
  • Pola hubungan yang intens dan tidak stabil, misalnya dari sangat dekat tiba-tiba berubah jadi benci.
  • Ketakutan dan reaksi ekstrem terhadap pengabaian dan penolakan, misalnya melacak keberadaan orang yang mereka cintai atau menjauhi orang lain sebelum menerima penolakan.
  • Citra diri yang tidak stabil, yang ditunjukkan dengan mengubah tujuan, pendapat, karier secara tiba-tiba.
  • Perilaku impulsif, seperti foya-foya, makan atau minum berlebihan, mengemudi ugal-ugalan, dan hubungan seks yang tidak aman.
  • Perasaan hampa yang tidak kunjung hilang.
  • Kesulitan memercayai orang lain dan ketakutan berlebihan terhadap apa yang orang lain maksudkan.
  • Kemarahan yang ekstrem dan kesulitan untuk mengendalikannya.
  • Perubahan suasana hati yang cepat dan signifikan.
  • Periode paranoid terkait stres dan lupa dengan realitas, yang berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam.

Gejala ini dapat berkisar dari ringan hingga berat. Biasanya muncul pada masa remaja atau awal masa dewasa. Peristiwa yang mengganggu dapat memicu gejala atau bahkan memperburuknya. 

2. Apa penyebab borderline personality disorder?

5 Fakta Borderline Personality Disorder, Gejala hingga Pengobatanilustrasi perundungan (freepik.com/freepik)

Peneliti masih belum mengetahui penyebab pasti dari masalah psikologis ini. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi perkembangan BPD, seperti yang dirangkum dari laman Healthline berikut ini: 

  • Faktor genetik. Memiliki kerabat atau keluarga dekat yang hidup dengan BPD, dapat meningkatkan risiko gangguan kepribadian ini. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi gen atau profil generik yang terkait.
  • Faktor lingkungan. Dilansir Frontiers in Psychiatry, pengalaman traumatis pada masa kanak-kanak, seperti pelecehan, kekerasan seksual, perundungan, keretakan rumah tangga, atau pemicu stres lainnya dapat menyebabkan perkembangan BPD.
  • Perubahan fungsi dan struktur otak.  Pada orang dengan BPD, bagian otak yang mengendalikan emosi dan perilaku tidak berfungsi dengan baik. Masalah ini memengaruhi cara kerja otak mereka.

3. Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi?

5 Fakta Borderline Personality Disorder, Gejala hingga Pengobatanilustrasi sedih (pexels.com/DCStudio)

Menurut Healthline, BPD dapat meningkatkan risiko kondisi lain, seperti:

  • Depresi
  • Gangguan kecemasan
  • Gangguan makan
  • Gangguan bipolar
  • Penyalahgunaan zat
  • Infeksi menular seksual

Gejala yang dialami juga dapat meningkatkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti masalah pekerjaan, hubungan yang tidak sehat, melukai diri sendiri, mengalami kecelakaan kendaraan, dan korban kekerasan. 

Baca Juga: Cara Menghadapi Seseorang dengan Borderline Personality Disorder

4. Bagaimana cara mendiagnosis borderline personality disorder?

5 Fakta Borderline Personality Disorder, Gejala hingga Pengobatanilustrasi konsultasi (freepik.com/freepik)

Untuk mendiagnosis BPD, seseorang harus berkonsultasi dengan praktisi kesehatan mental, seperti psikiater, psikolog, atau pekerja sosial klinis. Dilansir Cleveland Clinic, praktisi kesehatan mental biasanya tidak mendiagnosis gangguan kepribadian ini hingga berusia 18 tahun. Hal ini karena kepribadian terus berkembang selama masa kanak-kanak dan remaja. Akan tetapi, diagnosis tetap diberikan pada orang di bawah 18 tahun jika gejala yang dialami signifikan dan berlangsung selama setidaknya satu tahun.

Selain itu, ada beberapa pertanyaan yang akan diajukan untuk mendiagnosis gangguan kepribadian ini, seperti riwayat kesehatan mental, gejala yang dialami, kondisi kesehatan keluarga, obat-obatan yang sedang dikonsumsi, dan sebagainya. Umumnya, praktisi kesehatan mental juga mengumpulkan informasi tentang perilaku dan riwayat pasien dari keluarga atau teman terdekat. 

5. Apa pengobatan yang dilakukan pada pasien borderline personality disorder?

5 Fakta Borderline Personality Disorder, Gejala hingga Pengobatanilustrasi terapi perilaku kognitif (pexels.com/Antoni Shkraba)

Ada beberapa rekomendasi untuk pengobatan BPD, seperti yang dijelaskan pada laman Cleveland Clinic. Pengobatan ini termasuk psikoterapi, konsumsi obat-obatan, atau rawat inap. 

Psikoterapi. Ini adalah pengobatan utama untuk BPD. Beberapa jenis psikoterapi yang direkomendasikan antara lain:

  • Terapi perilaku kognitif (CBT). Terapi ini membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah keyakinan, perilaku, serta persepsi buruk tentang diri sendiri atau orang lain. Terapi ini mengajarkan pasien cara-cara positif untuk bereaksi ketika marah, tidak aman, cemas, atau memiliki pikiran untuk bunuh diri. Diharapkan, pasien dapat mengadopsi pola pikir dan kebiasaan yang lebih sehat.
  • Terapi perilaku dialektis (DBT). Jenis terapi ini mengajarkan pasien tentang cara mengenali, menyadari, dan menerima keyakinan dan perilaku. Pasien juga dapat mempelajari respons yang lebih seimbang terhadap perilaku orang lain.
  • Terapi grup. Ini adalah jenis psikoterapi di mana sekelompok orang bertemu untuk mendeskripsikan dan mendiskusikan masalah mereka bersama di bawah pengawasan terapis atau psikolog. Terapi kelompok dapat membantu penderita BPD untuk berinteraksi dengan orang lain secara lebih positif dan mengekspresikan diri mereka secara efektif.

Konsumsi obat-obatan. Karena manfaat obat untuk BPD tidak jelas, praktisi kesehatan mental umumnya tidak meresepkan obat sebagai pengobatan utama. Namun dalam beberapa kasus, obat-obatan dapat direkomendasi untuk meringankan gejala. Obat yang mungkin diresepkan, yaitu:

  • Antidepresan untuk mengobati depresi
  • Antipsikotik untuk mengobati gejala agresif
  • Obat anti cemas untuk kecemasan

Rawat inap. Jika gejala yang dialami parah, praktisi kesehatan mental akan menyarankan agar pasien tinggal sementara di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang memadai. 

Borderline personality disorder (BPD) adalah gangguan kepribadian yang menyebabkan seseorang tidak stabil secara emosional, impulsif, dan murung. BPD dapat disebabkan oleh faktor genetik, masa lalu yang traumatis, atau perubahan pada otak. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, penting untuk segera berkonsultasi dengan praktisi kesehatan mental agar gejala dapat diminimalkan. 

Hidup dengan BPD bukan berarti seseorang tidak dapat menjalani kehidupan yang penuh dan bahagia dikelilingi oleh orang-orang terkasih. Dengan diagnosis dini dan penanganan yang tepat, orang yang BPD dapat meningkatkan kualitas hidup dan membangun hubungan yang lebih stabil. 

Baca Juga: 5 Fakta Quiet Borderline Personality Disorder, Sulit Diidentifikasi

Annisa Isnaini H. Photo Verified Writer Annisa Isnaini H.

Creating the world with words

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya