Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kode diganosis f32 (pexels.com/Engin Akyurt)

Mengapa seseorang tiba-tiba merasa kehilangan semangat, susah tidur, bahkan tidak lagi menikmati hal-hal yang dulu membuatnya bahagia? Bagaimana jika semua ciri tersebut bukan sekadar lelah atau stres biasa? Depresi kerap hadir tanpa tanda yang mencolok, tapi dampaknya bisa begitu besar dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu penanda penting dalam dunia medis untuk kondisi depresi semacam itu ada pada kode diagnosis F32. Kode ini digunakan oleh tenaga kesehatan untuk mengklasifikasikan gangguan yang sering kali tidak terlihat tapi nyata. Mari pahami lebih lanjut mengenai makna dan pentingnya kode F32 dalam ranah kesehatan mental.

1. Kode diagnosis F32 mencakup berbagai bentuk episode depresi, dari ringan hingga berat

ilustrasi depresi (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Dalam dunia kesehatan, kode diagnosis F32 dipakai untuk menggambarkan kondisi seseorang yang mengalami satu kali episode depresi tanpa mengalami gejala manik atau hipomanik sebelumnya. Episode ini bisa hadir dalam bentuk yang ringan, sedang, atau berat, dan setiap tingkat keparahannya punya karakteristik berbeda. Misalnya, episode ringan biasanya ditandai oleh suasana hati murung, kehilangan minat terhadap aktivitas, serta kesulitan berkonsentrasi, tapi masih memungkinkan untuk menjalani aktivitas harian meski dengan tantangan.

Ketika episode berubah menjadi sedang atau berat, maka gejala yang muncul akan semakin mengganggu fungsi sosial maupun pekerjaan. Gejala seperti perasaan tidak berharga, lelah berlebihan tanpa sebab fisik yang jelas, dan gangguan tidur menjadi lebih dominan. Dalam tingkat berat, individu mungkin bahkan mengalami delusi atau halusinasi, terutama yang berkaitan dengan rasa bersalah atau kehancuran.

Semua variasi depresi tetap masuk dalam kategori kode F32. Namun tenaga medis biasa membedakannya lagi melalui subkode, seperti berikut ini:

  • F32.0 untuk depresi ringan
  • F32.1 untuk depresi sedang
  • F32.2 untuk depresi berat tanpa gejala psikotik
  • F32.3 untuk depresi berat dengan gejala psikotik
  • F32.8 untuk jenis depresi lain seperti depresi atipikal
  • F32.9 untuk depresi mayor yang belum bisa ditentukan.

2. Diagnosis F32 ditetapkan berdasarkan gejala yang memengaruhi kehidupan sehari-hari

ilustrasi depresi (pexels.com/MART PRODUCTION)

Diagnosis depresi bukan dibuat sembarangan. Tenaga medis mengandalkan pedoman tertentu seperti ICD-10 untuk memastikan penilaian dilakukan secara objektif. Kode diagnosis F32 digunakan ketika seseorang mengalami suasana hati murung yang konsisten hampir sepanjang hari selama setidaknya dua minggu. Bukan hanya murung, tetapi juga diikuti dengan turunnya energi, kehilangan minat terhadap aktivitas menyenangkan, serta perubahan pada pola tidur dan makan.

Penting untuk dipahami bahwa gejala ini harus cukup signifikan hingga mengganggu fungsi sehari-hari. Misalnya, seseorang yang biasanya produktif mulai kehilangan semangat bekerja, menarik diri dari lingkungan sosial, bahkan merasa dirinya tidak berguna.

Dalam beberapa kasus, muncul pikiran tentang kematian atau keinginan untuk mengakhiri hidup. Situasi seperti ini tidak bisa dianggap ringan dan butuh perhatian serius dari lingkungan serta tenaga kesehatan. Oleh karena itu, memahami gejala ini secara utuh merupakan langkah penting dalam mengenali depresi sejak dini.

3. Kode F32 memberi arah terhadap penanganan medis yang tepat

ilustrasi depresi (pexels.com/MART PRODUCTION)

Pentingnya kode diagnosis F32 bukan hanya soal memberi label, tapi juga membuka jalan bagi perawatan yang paling sesuai untuk kondisi yang sedang dihadapi. Setiap tingkat keparahan dalam kategori F32 punya pendekatan terapi berbeda. Misalnya, untuk episode ringan, biasanya cukup dengan konseling psikologis dan perbaikan gaya hidup seperti pengaturan tidur, aktivitas fisik teratur, dan dukungan sosial. Intervensi farmakologis seperti antidepresan biasanya belum menjadi pilihan utama pada tahap ini.

Ketika diagnosis mengarah pada F32.2 atau F32.3, maka pengobatan sering kali melibatkan kombinasi antara terapi psikologis dan pengobatan medis. Pengawasan intensif juga dibutuhkan, terutama jika muncul gejala psikotik seperti mendengar suara atau meyakini hal-hal yang tidak nyata. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin perlu rawat inap untuk memastikan keselamatan dirinya maupun orang lain di sekitarnya. Penentuan subkode dalam F32 menjadi penting karena menjadi dasar dalam membuat rencana perawatan yang paling efektif dan menyeluruh.

Memahami kode diagnosis F32 sebagai bagian dari panduan mengenali episode depresi bukan sekadar mengenali istilah medis, tapi juga langkah awal untuk memberi ruang yang lebih sehat bagi kesehatan mental. Kode ini tidak hanya milik tenaga kesehatan, tapi juga penting diketahui oleh siapa pun supaya lebih sigap dalam merespons gejala-gejala depresi. Lewat pemahaman tentang kategori dalam kode diagnosis F32, kamu bisa lebih mudah membedakan mana depresi ringan yang mungkin bisa ditangani lewat perubahan pola hidup, mana yang sudah butuh penanganan profesional lebih lanjut.

Referensi

"ICD-10 Version: 2019." World Health Organization. Diakses pada Mei 2025.
"ICD-10-CM Codes for Depressive Disorders." ICD10Data.com. Diakses pada Mei 2025.
"Depressive Disorder ICD-10 Guide." Vitruvian Health. Diakses pada Mei 2025.
"Major Depressive Disorder" Navneet Bains. Diakses pada Mei 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team