Apa Itu Penyakit Febris? Ini Gejala, Penyebab dan Pencegahan

- Febris adalah istilah medis untuk demam, gejala umum dari berbagai penyakit.
- Gejala febris pada dewasa dan anak-anak, termasuk kejang pada anak usia 6 bulan hingga 6 tahun.
- Hipotalamus menaikkan suhu tubuh sebagai respons terhadap infeksi virus atau bakteri, dan febris bisa disebabkan oleh banyak faktor lainnya.
Kabar kurang menyenangkan datang dari salah satu selebgram Indonesia, Dara Arafah. Melalui unggahan Insta Story pada 9 Juli 2025, ia membagikan kronologi kebocoran data pribadi serta riwayat kesehatannya oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Salah satu kondisi medis yang turut disebut adalah febris, istilah medis untuk demam. Sebagai orang awam, kita mungkin masih asing dengan istilah tersebut. Padahal, febris adalah gejala umum dari berbagai penyakit dan bisa menjadi tanda tubuh sedang melawan infeksi.
Yuk, kenali lebih dalam apa itu febris, gejala yang menyertainya, penyebab paling umum, serta bagaimana cara menanganinya dengan tepat.
1. Apa itu febris?

Febris adalah istilah medis dari demam, kondisi saat suhu tubuh meningkat di atas normal. Penyebutan lain dari febris juga beragam, seperti fever, hyperthermia, atau hyperpyrexia. Apakah kamu pernah mendengar salah satunya?
Kondisi febris sering kali menjadi alasan utama seseorang mengunjungi fasilitas kesehatan. Suhu tubuh yang tinggi membuat badan terasa tidak nyaman, disertai suasana hati yang memburuk. Meski begitu, febris sebenarnya merupakan respons alami tubuh terhadap infeksi atau penyakit yang masuk. Ini adalah mekanisme pertahanan pertama tubuh untuk melawan kuman atau virus penyebab penyakit.
Tak jarang, febris juga muncul sebagai gejala awal dari berbagai kondisi medis, mulai dari flu biasa hingga infeksi serius. Maka dari itu, penting untuk memahami apa itu febris, apa saja penyebabnya, dan bagaimana cara menanganinya dengan tepat.
2. Gejala penyakit febris pada anak dan dewasa

Semua kalangan usia bisa mengalami febris, mulai dari orang dewasa hingga bayi dan anak-anak. Tak jarang, febris pada anak dan bayi membuat orang tua merasa khawatir bahkan panik.
Dalam beberapa kasus, febris yang cukup tinggi pada anak usia 6 bulan hingga 6 tahun bisa memicu kejang demam. Kondisi ini terjadi karena perkembangan otak anak yang belum matang sepenuhnya, terutama bagian otak yang berfungsi mengatur suhu tubuh. Itulah mengapa febris pada anak perlu mendapat perhatian khusus dan tidak boleh disepelekan.
Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5 hingga 37,5 derajat Celsius. Dilansir dari laman Cleveland Clinic, gejala febris pada anak dan dewasa yaitu:
Gejala febris pada dewasa:
Suhu tubuh di atas 36,5 derajat Celsius;
Tubuh menggigil dan merasakan dingin;
Badan terasa pegal-pegal;
Tubuh lelah;
Keluar keringat terus menerus;
Kulit terasa panas dan wajah memerah;
Detak jantung lebih cepat.
Gejala febris tambahan pada bayi dan anak-anak:
Nafsu makan menurun;
Sering menangis;
Anak mudah rewel;
Mudah haus;
Frekuensi buang air kecil berkurang;
Kulit pucat atau kemerahan.
3. Mengapa tubuh kita bisa febris?

Hipotalamus adalah bagian otak yang bertugas mengatur dan menyeimbangkan suhu tubuh. Bagian ini sering disebut sebagai ‘termostat’ alami tubuh. Ketika virus atau bakteri menyerang, sistem imun akan bereaksi dan mengirimkan sinyal ke hipotalamus.
Sebagai respons terhadap ancaman tersebut, hipotalamus menaikkan suhu tubuh, dan inilah yang kita kenal sebagai febris. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang kurang bersahabat bagi patogen, sekaligus membantu tubuh melawan infeksi secara lebih efektif.
Apakah kamu pernah mengalami menggigil saat febris? Tubuh manusia memang punya mekanisme yang unik saat melawan penyakit. Salah satunya adalah menggigil, yang terjadi karena tubuh sedang berusaha mempertahankan panas dan menaikkan suhu inti tubuh.
Menurut Mayo Clinic, ada beberapa penyebab umum febris atau demam tinggi, di antaranya:
Infeksi virus atau bakteri
Efek samping vaksinasi
Peradangan dalam tubuh
Paparan suhu ekstrem
Gangguan autoimun atau reaksi alergi tertentu
Febris bukanlah penyakit, melainkan gejala dari kondisi medis yang mendasarinya. Maka dari itu, penting untuk memperhatikan penyebab yang mendasari febris agar penanganannya tepat.
4. Bagaimana cara menangani febris yang baik?

Kamu memerlukan termometer untuk mengecek suhu tubuh. Pastikan alat ini berfungsi baik di rumah, ya! Apabila demam menyerangmu, apa saja yang perlu dilakukan di rumah? Laman WebMD menyebutkan tindakan yang dapat meredakan demam di rumah yaitu:
Cukupi kebutuhan cairan dengan cara minum yang cukup;
Mandi air hangat supaya tubuh lebih rileks;
Istirahat yang cukup;
Gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat;
Jangan menggunakan selimut berlapis yang tebal. Gunakan selimut tipis apabila kamu merasakan demam yang menggigil;
Kompres air hangat pada lipatan tubuh untuk menurunkan tubuh. Misalnya, ketiak, selangkangan, leher, dan dahi;
Minum obat penurun panas.
Sebagian besar kasus febris atau demam ringan bisa ditangani di rumah. Istirahat yang cukup, konsumsi air putih yang banyak, serta obat penurun demam seperti paracetamol atau ibuprofen dapat membantu meredakan gejala. Kompres hangat di dahi atau leher juga bisa memberikan rasa nyaman.
Namun, tidak semua febris bisa dianggap sepele. Kamu perlu segera ke dokter jika mengalami kondisi seperti:
Demam tinggi lebih dari 39 derajat celcius
Febris berlangsung lebih dari 3 hari tanpa tanda membaik
Disertai ruam kulit, kejang, atau leher kaku
Sulit bernapas, nyeri dada, atau linglung
Demam pada bayi di bawah 3 bulan
Mencegah febris bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan. Langkah-langkah sederhana seperti rajin mencuci tangan, menghindari kontak langsung dengan orang sakit, tidur cukup, makan bergizi, dan rutin berolahraga dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Vaksinasi sesuai jadwal juga penting untuk mencegah infeksi penyebab febris. Selain itu, mengelola stres dengan baik turut berperan dalam menjaga sistem imun tetap optimal.
Nah, sekarang kamu sudah tidak bingung lagi tentang febris. Ingat, apabila suhu tubuh tidak kunjung membaik, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Dan satu hal penting lainnya: tindakan menyebarkan data pribadi, termasuk riwayat kesehatan seperti yang dialami Dara Arafah, adalah pelanggaran serius terhadap privasi dan tidak bisa dibenarkan dalam keadaan apa pun.
Referensi:
Ardinasari, E. 2016. Buku Pintar Mencegah dan Mengobati Penyakit Bayi dan Anak. Jakarta: Penerbit Bestari.
"Fever: Causes, Symptoms, and Treatment". WebMD. Diakses pada Juli 2025.
"Fever". Cleveland Clinic. Diakses pada Juli 2025.
"Fever". Mayo Clinic. Diakses pada Juli 2025.