Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi apa itu penyakit GEA (pexels.com/cottonbro studio)

Kamu mungkin pernah mendengar istilah GEA, terutama ketika anak atau anggota keluargamu mengalami gangguan pencernaan yang serius. Namun, meski sering terdengar, tidak semua orang benar-benar paham apa itu penyakit GEA dan bagaimana cara menanganinya dengan benar.

Dalam artikel ini, kamu akan mendapatkan pemahaman lengkap mengenai GEA, mulai dari penyebab, gejala, hingga langkah pencegahannya. Yuk, baca uraian berikut!


1. Apa itu penyakit GEA?

Ilustrasi sakit perut (pexels.com/Polina Zimmerman)

Penyakit GEA adalah singkatan dari Gastroenteritis Akut, yaitu peradangan pada saluran pencernaan, terutama lambung dan usus, yang menyebabkan diare dan muntah secara tiba-tiba. Penyakit ini bisa disebabkan oleh bakteri, infeksi virus, parasit, atau iritasi dari makanan atau zat kimia tertentu. Meski sering disebut sebagai “flu perut”, GEA bukan disebabkan oleh virus influenza, lho.

GEA dapat menyerang siapa saja, tapi lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Jika tidak ditangani dengan benar, GEA bisa menyebabkan dehidrasi yang berbahaya. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk memahami tanda-tandanya serta cara pencegahan dan pengobatannya, ya.


2. Penyebab umum GEA yang perlu kamu waspadai

ilustrasi sakit perut (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Penyebab GEA yang paling sering terjadi karena infeksi yang menyerang pencernaan. Infeksi ini sangat mudah menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi, serta kontak langsung dengan penderita. Kamu harus waspada, terutama jika tinggal di lingkungan dengan sanitasi rendah atau sering mengonsumsi makanan dari luar yang kebersihannya tidak terjamin. Berikut adalah penyebab umum GEA yang perlu kamu ketahui:

1. Infeksi virus
Infeksi virus, seperti norovirus dan rotavirus, menjadi penyebab GEA yang paling umum. Norovirus sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat di lingkungan tertutup seperti sekolah atau rumah sakit. Sementara itu, rotavirus lebih sering menyerang bayi dan anak kecil, dan bisa dicegah dengan vaksinasi.

2. Infeksi bakteri
Bakteri seperti Escherichia coli (E. coli), Salmonella, dan Shigella dapat menyebabkan GEA dengan gejala yang cukup berat, seperti diare berdarah dan demam tinggi. Penularannya dapat terjadi lewat makanan atau minuman yang tidak higienis atau tidak dimasak dengan benar. Misalnya, daging setengah matang, telur mentah, atau produk susu yang tidak dipasteurisasi bisa menjadi sumber infeksi.

3. Infeksi parasit
Parasit seperti Giardia lamblia dapat masuk ke dalam tubuh melalui air minum yang tercemar atau buah dan sayur yang tidak dicuci bersih. Biasanya, infeksi parasit menyebabkan diare yang berlangsung lebih lama dan dibarengi oleh perut kembung dan kelelahan. Meski lebih jarang, infeksi ini tetap berbahaya jika tidak segera diobati, lho.

4. Keracunan makanan atau zat kimia
GEA juga bisa dipicu oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi bahan kimia seperti pestisida, logam berat, atau bahan tambahan pangan yang berlebihan. Makanan basi atau tidak disimpan dengan benar bisa menghasilkan racun dari bakteri tertentu, seperti Clostridium perfringens

5. Efek samping obat-obatan
Ada jenis-jenis antibiotik yang dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam saluran pencernaan dan memicu diare atau iritasi usus. Selain antibiotik, obat-obatan pencahar atau antiinflamasi non-steroid (NSAID) juga bisa menyebabkan gejala mirip GEA. Jika kamu mengonsumsi obat dalam jangka panjang dan mulai mengalami gangguan pencernaan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

3. Gejala GEA yang harus kamu kenali sejak dini

ilustrasi orang mengalami demam (pixabay.com/nastya_gepp)

Gejala GEA biasanya muncul secara tiba-tiba dan dapat berlangsung antara satu hingga tiga hari. Karena gejalanya menyerupai masalah pencernaan umum, kamu harus lebih jeli membedakan tanda-tanda khas GEA agar tidak menyepelekannya. Jika dikenali sejak awal, kamu bisa langsung mengambil langkah penanganan yang tepat dan menghindari risiko dehidrasi atau komplikasi lainnya. Gejala-gejala GEA yang perlu diperhatikan adalah:

1. Diare cair
Diare merupakan gejala utama GEA dan biasanya berbentuk cair tanpa bentuk padat sama sekali. Diare menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit dalam waktu singkat. Jika tak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi berat, terutama pada anak-anak dan lansia, lho.

2. Muntah
Muntah bisa terjadi bersamaan dengan diare atau mendahuluinya. Meski kerap dianggap mekanisme alami untuk mengeluarkan racun, muntah berulang bisa membuat tubuh jadi semakin kehilangan cairan. Jika kamu atau anakmu muntah terus-menerus dan tidak bisa menahan cairan apa pun, ini bisa menjadi tanda bahwa kamu harus segera ke dokter.

3. Kram perut
Nyeri atau kram pada perut biasanya terasa di bagian bawah atau di sekitar pusar. Kram ini disebabkan oleh pergerakan usus yang tidak normal akibat infeksi atau iritasi. Meski kram bisa hilang-timbul, jika berlangsung lama atau terasa sangat menyakitkan, kamu perlu segera melakukan pemeriksaan.

4. Demam ringan hingga sedang
GEA yang disebabkan oleh virus atau bakteri sering disertai demam, sebagai tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi. Demam ini biasanya berkisar antara 37,5 derajat Celcius hingga 39 derajat Celcius. Walau tergolong ringan, demam bikin tubuh semakin lemas dan dehidrasi.

5. Mual dan kehilangan nafsu makan
Banyak penderita GEA merasa tak nyaman di perut dan mengalami mual yang membuat mereka enggan makan atau minum. Hal ini berisiko memperburuk kondisi tubuh karena tidak ada asupan yang masuk untuk menggantikan cairan dan energi yang hilang. Jika kamu merasa mual terus-menerus tanpa sebab jelas, sebaiknya jangan abaikan.

6. Tanda-tanda dehidrasi
Mulut kering, mata cekung, kulit tidak elastis, dan jarang buang air kecil adalah tanda dehidrasi yang bisa muncul akibat GEA. Pada anak-anak, dehidrasi bisa berkembang cepat dan berbahaya jika tidak segera diatasi. Minum oralit dan cairan elektrolit menjadi prioritas utama jika kamu melihat tanda-tanda ini.

7. Feses berdarah atau berlendir
Walau tak selalu muncul, feses yang berdarah atau berlendir juga jadi pertanda infeksi bakteri serius seperti Shigella atau E. coli. Jika kamu menemukan darah dalam feses, jangan tunda untuk segera konsultasi ke dokter. Ini bisa menunjukkan bahwa GEA sudah berkembang menjadi lebih parah dan memerlukan penanganan medis khusus, lho.

4. Cara mengatasi GEA dengan tepat di rumah

ilustrasi istirahat yang cukup (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika kamu atau anggota keluargamu mengalami gejala GEA yang masih tergolong ringan, penanganan awal di rumah bisa sangat membantu mempercepat pemulihan. Tujuan utama dari penanganan ini adalah mencegah dehidrasi, meredakan gejala, dan menjaga kondisi tubuh tetap stabil. Namun, penanganan rumahan tetap harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak memperburuk kondisi.

1. Mengonsumsi cairan rehidrasi (oralit)
Ketika kamu mengalami diare atau muntah, tubuh kehilangan cairan dan elektrolit penting seperti natrium dan kalium. Minum larutan oralit bisa membantu menggantikan cairan yang hilang dan menjaga keseimbangan tubuh. Oralit lebih efektif daripada air biasa karena terdapat komposisi khusus untuk mencegah dehidrasi.

2. Menghindari makanan berat dan berlemak
Selama masa pemulihan, usus kamu sedang mengalami iritasi sehingga tidak bisa mencerna makanan berat dengan baik. Makanan berlemak, pedas, atau digoreng justru bisa memperburuk gejala seperti diare dan mual. Sebaiknya pilih makanan yang lembut dan rendah serat, seperti bubur, roti tawar, dan pisang.

3. Istirahat yang cukup
GEA bikin tubuh kehilangan energi karena tak terserapnya cairan serta nutrisi secara optimal. Istirahat cukup memberi kesempatan bagi sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi. Hindari aktivitas berat selama sakit agar tubuhmu bisa fokus pada proses penyembuhan.

4. Mengonsumsi makanan mudah dicerna
Makanan seperti nasi putih, kentang rebus, pisang, dan biskuit tawar bisa membantu menenangkan perut. Makanan jenis ini tidak membebani sistem pencernaan dan membantu memulihkan energi secara perlahan. Kamu bisa mulai dengan porsi kecil dan menambahnya secara bertahap saat gejala mulai membaik.

5. Menghindari produk susu sementara waktu
Selama mengalami GEA, saluran pencernaan bisa menjadi sensitif terhadap laktosa yang ada dalam susu dan produk olahannya. Konsumsi susu dalam kondisi ini dapat memperparah diare dan memperlambat pemulihan. Setelah gejala benar-benar reda, kamu bisa mulai mengonsumsi produk susu secara perlahan.

6. Perhatikan tanda-tanda dehidrasi
Jangan tunggu hingga tubuh benar-benar lemas atau mulut sangat kering untuk minum cairan. Tanda seperti urin yang sangat sedikit dan berwarna gelap bisa menjadi sinyal awal dehidrasi. Dengan memantau gejala ini, kamu bisa mengambil tindakan lebih cepat dan menghindari komplikasi.

7. Gunakan obat diare atau antimual bila disarankan dokter
Beberapa kasus GEA memang tidak memerlukan obat-obatan khusus, tetapi jika gejala mengganggu aktivitas harian, dokter mungkin akan meresepkan obat diare atau antimual. Obat-obatan ini tidak menyembuhkan penyebabnya, tapi bisa membantu meredakan gejalanya. Ingat, jangan sembarangan minum obat tanpa anjuran medis karena risiko kesehatan lain yang perlu diperhatikan.

5. Kapan kamu harus pergi ke dokter?

ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro studio)

Walaupun banyak kasus GEA bisa sembuh sendiri, ada beberapa kondisi yang membutuhkan pertolongan medis segera. Jika kamu mengalami diare lebih dari tiga hari tanpa tanda-tanda membaik, muntah terus-menerus, demam tinggi di atas 39 derajat Celcius, atau feses berdarah, segera periksakan diri ke dokter. Kondisi ini bisa menjadi tanda infeksi yang lebih serius atau komplikasi.

Untuk bayi dan anak kecil, gejala dehidrasi muncul lebih cepat dan berbahaya, lho. Jangan tunda membawa mereka ke fasilitas kesehatan jika mereka tampak sangat lemah, tidak mau makan atau minum, atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berat. Diagnosis dan pengobatan yang cepat akan mempercepat proses pemulihan dan mencegah komplikasi.

Memahami apa itu penyakit GEA sangat penting agar kamu bisa bertindak cepat dan tepat ketika menghadapi kasusnya di rumah. Meski umumnya tidak berbahaya jika ditangani dengan benar, GEA bisa menjadi ancaman serius jika diabaikan, terutama pada anak-anak, lho. Jika tanda-tanda GEA tidak semakin membaik, segera konsultasi dokter, ya.

Referensi

“Viral Agents of Gastroenteritis Public Health Importance and Outbreak Management”. CDC. Diakses Juli 2025.

“Viral Gastroenteritis”. StatPearls. Diakses Juli 2025.

“Symptoms & Causes of Viral Gastroenteritis (“Stomach Flu”)”. NIH. Diakses Juli 2025.

“Kenali GEA”. RSUP Soeradji. Diakses Juli 2025.

“Gastroenteritis”. Patient Info. Diakses Juli 2025.

“Bacterial Gastroenteritis Medication.” Medscape. Diakses Juli 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team