potret konser SEVENTEEN Right Here di Singapura (x.com/Pledis_17)
Banyak sumber ahli mengatakan bahwa euforia dan semangat yang muncul saat menonton konser menjadi alasan mengapa hal tersebut terjadi. Ada sejumlah teori yang dikembangkan terkait hal itu.
Tingkat gairah yang tinggi mengaktifkan respons fisiologis kompleks yang diperlukan untuk merespons situasi. Sama seperti emosi membuncah ketika dikejar anajir, seseorang mungkin akan berfokus melarikan diri daripada mengingat momen tersebut.
Dalam konteks menonton konser, kita berfokus untuk merasakan sepenuhnya pengalaman, bukan mengingatnya. Dengan demikian, tubuh pun tidak mempersiapkan diri atau bahkan berusaha mengingat kejadian tersebut. Hal ini dikaitkan dengan kondisi yang bernama amnesia disosiatif.
Sementara itu, pendapat lain mengatakan bahwa emosi dan memori ini berkaitan dengan fungsi utama sistem limbik. Bagian otak yang bernama hippocampus bertugas menyimpan apa yang kita alami pada memori jangka panjang.
Ketika hippocampus tertekan, bisa karena pengalaman emosional yang intens, bagian tersebut dapat bekerja dengan cara berbeda. Peneliti pun berspekulasi bahwa perubahan cara kerja tersebut dapat mengubah memori.
Kelelahan fisik dan emosional akibat energi yang tercurah saat konser dapat membuat seseorang lelah. Kelelahan itulah yang berpotensi menghambat fungsi kognitif, termasuk pembentukan memori.