ilustrasi pasien kanker (pexels.com/Ivan Samkov)
Menurut catatan dari American Cancer Society, dokter tidak bisa memprediksi seberapa besar kanker akan kembali. Bahkan dalam kasus remisi total, tidak ada jaminan bahwa kanker tidak akan kambuh.
Sebagian besar kanker yang kembali terjadi dalam lima tahun pertama sesudah pengobatan. Kekambuhan bisa terjadi di tempat yang sama di mana penyakit tersebut bermula atau di bagian tubuh lainnya.
Ada tiga jenis kekambuhan, yaitu:
- Kekambuhan lokal: Kanker ditemukan di tempat yang sama dengan saat pertama kali didiagnosis. Jika ditemukan sejak dini, kekambuhan lokal kemungkinan bisa disembuhkan.
- Kekambuhan regional: Kanker muncul kembali di kelenjar getah bening atau jaringan di dekat lokasi aslinya.
- Kekambuhan jauh: Kanker ditemukan di jaringan di area lain tubuh. Kekambuhan jauh kemungkinan kecil bisa disembuhkan, tetapi deteksi dini bisa membantu menghentikan penyebarannya lebih jauh.
Secara umum, risiko kembalinya kanker tergantung pada faktor-faktor seperti usia dan kesehatan pasien, pengobatan sebelumnya, serta jenis, stadium, dan tingkat kanker asli.
Meskipun kekambuhan tidak bisa diprediksi, ada beberapa penjelasan mengapa hal tersebut bisa terjadi:
- Sel kanker yang tidak terdeteksi: Beberapa sel kanker bisa bersembunyi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Penyakit ini tidak bisa dideteksi melalui tes yang tersedia, dan inilah salah satu alasan mengapa dokter cenderung tidak mengatakan bahwa pasien sudah sembuh walaupun sudah mencapai remisi total.
- Sel kanker yang resistan: Sel induk kanker merupakan bagian dari sel kanker. Mereka lebih kuat dan lebih tahan terhadap pengobatan. Beberapa peneliti percaya ini disebabkan karena sel-sel tersebut membelah lebih lambat dibanding sel kanker lainnya.
- Kanker primer kedua: Dalam kasus ini, kekambuhan merupakan kanker baru dan tidak berhubungan dengan kanker awal yang sedang dirawat. Kanker ini bisa muncul di area yang sama dengan kanker sebelumnya, atau di area atau organ baru. Risiko kanker primer kedua telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama di kalangan orang yang mengidap penyakit ini pada masa kanak-kanak.
Sebagai aturan umum, makin lama pasien dalam remisi total, maka makin kecil kemungkinannya untuk kambuh. Meski begitu, sebagian kecil pasien yang tidak memiliki tanda-tanda kanker mungkin saja tiba-tiba mengalami kekambuhan yang terlambat (didefinisikan sebagai kekambuhan sesudah lima tahun remisi total). Ini lebih sering terjadi pada beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara.
Penelitian menemukan bahwa 10 persen pasien dengan limfoma sel B besar yang menyebar akan mengalami kekambuhan sesudah 10 tahun. Perempuan dengan kanker payudara reseptor estrogen positif juga lebih mungkin mengalami kekambuhan yang terlambat dibandingkan dengan kekambuhan dini.
Beberapa jenis kanker lebih mungkin untuk kambuh daripada jenis kanker lainnya, seperti glioblastoma (jenis kanker otak yang paling umum) yang memiliki tingkat kekambuhan hampir 100 persen. Kanker ovarium memiliki tingkat kekambuhan sekitar 85 persen.
Kanker lain dengan tingkat kekambuhan 30 persen hingga 50 persen termasuk sarkoma jaringan lunak, kanker kandung kemih, dan limfoma non-Hodgkin.
Selain itu, kanker yang didiagnosis pada stadium lanjut lebih besar kemungkinannya untuk kambuh sesudah pengobatan, daripada kanker yang didiagnosis pada tahap awal perkembangan.
Sering kali kekambuhan kanker bersifat metastasis. Sebagai contoh, kanker awal yang merupakan stadium I atau II bisa kambuh pada stadium IV dengan metastasis. Perlu diketahui bahwa lebih dari 90 persen kematian karena kanker terjadi karena metastasis.
Oleh sebab itu, karena adanya risiko kekambuhan meski sudah mengalami remisi, maka penting untuk selalu mengikuti pemeriksaan lanjutan, pemindaian, dan tes darah, serta melaporkan gejala apa pun kepada dokter yang merawat. Tidak peduli berapa lama kanker tidak kambuh, bahkan 5 atau 10 tahun, pasien harus tetap menjalani program pengawasan.