Apa Arti Remisi Kanker? Yuk, Pahami!

Apakah itu berarti kanker hilang sepenuhnya?

Kanker adalah kondisi yang terjadi ketika sel-sel abnormal membelah secara tidak terkendali. Beberapa jenis kanker bisa menyebar ke jaringan lain (metastasis).

Kanker merupakan penyebab kematian normor dua di dunia. Bahkan, meskipun tidak semua kanker menyebabkan kematian, beberapa kanker menyebabkan gejala yang bahkan pengobatan dan tindakan suportif pun sulit melawannya.

Namun, akhir-akhir ini tingkat kelangsungan hidup pada banyak jenis kanker mengalami peningkatan berkat perbaikan dalam skrining, pengobatan, dan pencegahan. Berkat pengobatan kanker yang baru, ada kemungkinan beberapa kanker stadium IV dapat mengalami remisi. Namun, ini tergantung pada beberapa hal, termasuk jenis kanker yang diidap. 

Sering kali ada kebingungan antara istilah "remisi" dan "sembuh". Penting untuk dipahami bahwa kedua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda. Penyembuhan berarti tidak ada sisa kanker yang tersisa sesudah pengobatan dan tidak akan kambuh lagi. Sementara itu, remisi artinya tanda dan gejala kanker telah hilang sebagian atau seluruhnya, dan ada kemungkinan kanker bisa kambuh lagi di kemudian hari.

Ahli onkologi biasanya tidak menggunakan kata "sembuh" meski gejala pasien mungkin sudah hilang. Ini karena sel kanker kemungkinan tetap ada di dalam tubuh pasien selama bertahun-tahun dan tes tidak bisa mendeteksinya sesudah pengobatan, dan kanker bisa kembali lagi di kemudian hari.

Oleh karena itu, dokter lebih memilih menyebut remisi untuk menggambarkan keadaan saat tak ada tanda-tanda kanker lagi pada pasien. Jika masih ada sel kanker yang tersisa, biasanya jumlahnya terlalu sedikit untuk ditemukan, untuk menimbulkan gejala apa pun, dan sel kanker berada dalam keadaan tidak aktif dan tidak berkembang.

Untuk memenuhi syarat remisi, tumor tidak tumbuh kembali atau tetap berukuran sama selama sebulan sesudah pasien menyelesaikan perawatan. Remisi kanker bisa berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

1. Cara agar pasien kanker mengalami remisi

Apa Arti Remisi Kanker? Yuk, Pahami!ilustrasi sel kanker (freepik.com/kjpargeter)

Pasien dan dokter yang merawat bisa membuat rencana perawatan agar kanker bisa mengalami remisi. Rencana perawatan tergantung pada:

  • Jenis kanker.
  • Tahapan kanker.
  • Efek samping atau risiko dari setiap pengobatan.
  • Usia pasien dan masalah kesehatan lainnya.

Jika kanker masih dalam tahap awal dan belum menyebar ke bagian tubuh lainnya, pasien mungkin bisa diberikan pengobatan kanker yang agresif untuk membunuh sel kanker atau tumor sebelum berkembang. Namun, ini berarti akan lebih banyak efek samping jangka pendeknya.

Ada juga pilihan untuk mencapai remisi parsial. Efek samping yang dialami umumnya akan lebih sedikit, tumor akan mengecil atau tetap berukuran sama, dan gejala akan mereda.

Perawatan berbeda bisa membantu pasien mencapai remisi:

  • Obat-obatan seperti kemoterapi atau terapi bertarget.
  • Terapi radiasi.
  • Operasi.
  • Terapi hormon.
  • Imunoterapi.
  • Terapi sumsum tulang atau sel induk.

Pasien kemungkinan perlu kombinasi dua atau lebih perawatan untuk mencapai remisi. Misalnya dengan operasi untuk mengangkat tumor lalu minum obat atau menjalani terapi radiasi untuk membunuh sel kanker yang tersisa. 

Selama pengobatan, pasien akan diawasi secara ketat sehingga dokter bisa melihat pengurangan tanda-tanda kanker. Pengurangan ini harus berlangsung setidaknya selama satu bulan untuk kanker bisa dianggap mencapai remisi.

2. Cara menentukan remisi kanker

Apa Arti Remisi Kanker? Yuk, Pahami!ilustrasi prosedur CT scan (freepik.com/freepik)

Dilansir Verywell Health, ada berbagai cara untuk mengukur ukuran tumor dan jumlah sel kanker untuk menentukan apakah remisi atau tidak. Pada tumor padat, dokter mungki perlu CT scan, pemeriksaan fisik, dan rontgen, tergantung jenis kankernya. Untuk mengukur sel kanker, dokter sering menggunakan pemeriksaan sinar-X, MRI, pemindaian PET, serta tes darah dan urine.

Jika remisi tidak tercapai, maka kondisi ini bisa diklasifikasikan sebagai penyakit stabil atau progresif. Kanker yang tidak berubah disebut penyakit stabil, sedangkan kanker yang tumbuh, menyebar, atau memburuk, disebut penyakit progresif.

3. Apa saja jenis remisi?

Apa Arti Remisi Kanker? Yuk, Pahami!ilustrasi dokter menjelaskan kondisi pasien kanker (freepik.com/freepik)

Dilansir Cleveland Clinic, remisi terdiri dari dua jenis, yaitu:

  • Remisi parsial: Kanker dikatakan remisi parsial jika tes pencitraan dan tes darah menunjukkan tumor kanker setidaknya 50 persen lebih kecil daripada sebelum pengobatan dan/atau sel tumor tidak tampak tumbuh. Pada jenis kanker darah tertentu, remisi parsial berarti jumlah sel kanker dalam darah lebih sedikit.
  • Remisi total: Kanker dianggap remisi total jika tidak ada bukti kanker dalam pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah, atau tes pencitraan. Sebagai contoh, pasien kanker paru-paru yang sudah dalam tahap remisi total maka gejalanya membaik, dan pemindaian tomografi komputernya akan menunjukkan kanker tersebut telah hilang. Akan tetapi, remisi total tidak berarti kanker hilang selamanya. Kanker bisa tumbuh kembali di lain waktu. Oleh sebab itu, sekalipun kanker dalam tahap remisi, penting bagi pasien untuk menghadiri kunjungan rutin dengan dokter onkologi yang merawatnya untuk memastikan agar kankernya tidak muncul kembali.

Baca Juga: 3 Obat untuk Mencegah Kanker Payudara

4. Jenis kanker yang bisa mengalami remisi

Apa Arti Remisi Kanker? Yuk, Pahami!ilustrasi pasien kanker serviks (pexels.com/Thirdman)

Tidak semua kanker bisa mengalami remisi. Ada beberapa alasannya:

  • Secara umum, kanker stadium awal lebih mungkin mengalami remisi daripada kanker stadium lanjut atau yang sudah menyebar.
  • Ada lebih dari 100 jenis kanker. Masing-masing jenisnya merespons pengobatan dengan cara berbeda, sehingga berdampak pada peluang keberhasilan pengobatan pasien. Namun, secara umum lebih sulit untuk mendapatkan remisi untuk kanker yang tumbuh cepat (agresif).

Berkat pengobatan kanker yang lebih baru, beberapa (namun tidak semua) kanker stadium IV dimungkinkan mengalami remisi parsial maupun total.

5. Bisakah kanker muncul kembali setelah pasien mengalami remisi?

Apa Arti Remisi Kanker? Yuk, Pahami!ilustrasi pasien kanker (pexels.com/Ivan Samkov)

Menurut catatan dari American Cancer Society, dokter tidak bisa memprediksi seberapa besar kanker akan kembali. Bahkan dalam kasus remisi total, tidak ada jaminan bahwa kanker tidak akan kambuh. 

Sebagian besar kanker yang kembali terjadi dalam lima tahun pertama sesudah pengobatan. Kekambuhan bisa terjadi di tempat yang sama di mana penyakit tersebut bermula atau di bagian tubuh lainnya.

Ada tiga jenis kekambuhan, yaitu:

  • Kekambuhan lokal: Kanker ditemukan di tempat yang sama dengan saat pertama kali didiagnosis. Jika ditemukan sejak dini, kekambuhan lokal kemungkinan bisa disembuhkan.
  • Kekambuhan regional: Kanker muncul kembali di kelenjar getah bening atau jaringan di dekat lokasi aslinya.
  • Kekambuhan jauh: Kanker ditemukan di jaringan di area lain tubuh. Kekambuhan jauh kemungkinan kecil bisa disembuhkan, tetapi deteksi dini bisa membantu menghentikan penyebarannya lebih jauh.

Secara umum, risiko kembalinya kanker tergantung pada faktor-faktor seperti usia dan kesehatan pasien, pengobatan sebelumnya, serta jenis, stadium, dan tingkat kanker asli.

Meskipun kekambuhan tidak bisa diprediksi, ada beberapa penjelasan mengapa hal tersebut bisa terjadi:

  • Sel kanker yang tidak terdeteksi: Beberapa sel kanker bisa bersembunyi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Penyakit ini tidak bisa dideteksi melalui tes yang tersedia, dan inilah salah satu alasan mengapa dokter cenderung tidak mengatakan bahwa pasien sudah sembuh walaupun sudah mencapai remisi total.
  • Sel kanker yang resistan: Sel induk kanker merupakan bagian dari sel kanker. Mereka lebih kuat dan lebih tahan terhadap pengobatan. Beberapa peneliti percaya ini disebabkan karena sel-sel tersebut membelah lebih lambat dibanding sel kanker lainnya.
  • Kanker primer kedua: Dalam kasus ini, kekambuhan merupakan kanker baru dan tidak berhubungan dengan kanker awal yang sedang dirawat. Kanker ini bisa muncul di area yang sama dengan kanker sebelumnya, atau di area atau organ baru. Risiko kanker primer kedua telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama di kalangan orang yang mengidap penyakit ini pada masa kanak-kanak.

Sebagai aturan umum, makin lama pasien dalam remisi total, maka makin kecil kemungkinannya untuk kambuh. Meski begitu, sebagian kecil pasien yang tidak memiliki tanda-tanda kanker mungkin saja tiba-tiba mengalami kekambuhan yang terlambat (didefinisikan sebagai kekambuhan sesudah lima tahun remisi total). Ini lebih sering terjadi pada beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara.

Penelitian menemukan bahwa 10 persen pasien dengan limfoma sel B besar yang menyebar akan mengalami kekambuhan sesudah 10 tahun. Perempuan dengan kanker payudara reseptor estrogen positif juga lebih mungkin mengalami kekambuhan yang terlambat dibandingkan dengan kekambuhan dini.

Beberapa jenis kanker lebih mungkin untuk kambuh daripada jenis kanker lainnya, seperti glioblastoma (jenis kanker otak yang paling umum) yang memiliki tingkat kekambuhan hampir 100 persen. Kanker ovarium memiliki tingkat kekambuhan sekitar 85 persen.

Kanker lain dengan tingkat kekambuhan 30 persen hingga 50 persen termasuk sarkoma jaringan lunak, kanker kandung kemih, dan limfoma non-Hodgkin.

Selain itu, kanker yang didiagnosis pada stadium lanjut lebih besar kemungkinannya untuk kambuh sesudah pengobatan, daripada kanker yang didiagnosis pada tahap awal perkembangan.

Sering kali kekambuhan kanker bersifat metastasis. Sebagai contoh, kanker awal yang merupakan stadium I atau II bisa kambuh pada stadium IV dengan metastasis. Perlu diketahui bahwa lebih dari 90 persen kematian karena kanker terjadi karena metastasis.

Oleh sebab itu, karena adanya risiko kekambuhan meski sudah mengalami remisi, maka penting untuk selalu mengikuti pemeriksaan lanjutan, pemindaian, dan tes darah, serta melaporkan gejala apa pun kepada dokter yang merawat. Tidak peduli berapa lama kanker tidak kambuh, bahkan 5 atau 10 tahun, pasien harus tetap menjalani program pengawasan.

6. Perlukah perawatan saat kanker dalam tahap remisi?

Apa Arti Remisi Kanker? Yuk, Pahami!ilustrasi pasien kanker menjalani kemoterapi (freepik.com/freepik))

Sesudah pengobatan awal, dokter kemungkinan menyarankan pasien untuk mengikuti terapi pemeliharaan meskipun sudah mengalami remisi total. Tujuannya bukan untuk menyembuhkan kanker, tetapi untuk mencegah atau menunda kekambuhan, sehingga bisa mempertahankan remisi selama mungkin. Beberapa jenis kanker, seperti kanker ovarium dan kanker usus besar, merespons dengan baik terapi ini. 

Dalam beberapa tahun terakhir, obat-obatan baru dengan efek samping yang lebih sedikit telah digunakan, yang berarti bisa digunakan untuk jangka waktu lama. Selain pengobatan, terapi pemeliharaan kemungkinan termasuk kemoterapi, terapi hormonal, atau terapi bertarget. Perawatannya dapat berlangsung berminggu-minggu atau bertahun-tahun, tergantung jenis kanker dan bagaimana tubuh meresponsnya.

Pasien yang menjalani terapi pemeliharaan harus selalu memberi informasi terbaru kepada dokter yang merawatnya tentang intensitas efek samping yang dialami. Sebab, selain efek samping dari terapi pemeliharaan, efek samping dari pengobatan sebelumnya juga bisa muncul.

Perlu diketahui bahwa pengobatan kanker bisa menimbulkan efek samping yang muncul berbulan-bulan atau bertahun-tahun sesudah pengobatan. Ini disebut dengan late effect. Karena efek ini spesifik untuk pengobatan yang telah dijalani pasien, maka dokter akan mendiskusikan late effect yang harus diwaspadai selama perawatan lanjutan.

Jika ada late effect yang muncul atau efek samping dari terapi pemeliharaan, segera berkonsultasi dengan dokter untuk menyesuaikan atau mengubah pengobatan jika diperlukan.

7. Tips mengelola hidup dengan kanker dalam tahap remisi

Apa Arti Remisi Kanker? Yuk, Pahami!ilustrasi pasien kanker sedang berolahraga (pexels.com/Ivan Samkov)

Hidup dengan kanker dalam tahap remisi kemungkinan bisa menantang secara emosional. Pasien mungkin merasa senang dan lega karena pengobatannya berhasil, tetapi pada saat yang sama pasien mungkin khawatir kanker akan kembali.

Ada beberapa tips untuk membantu mengelola hidup dengan kanker yang berada dalam tahap remisi:

  • Tanyakan kepada ahli onkologi: Dokter mungkin tidak bisa memperkirakan berapa lama kanker akan bertahan dalam remisi, tetapi dokter bisa menjelaskan apa yang bisa pasien harapkan dan bagaimana memantau tanda-tanda potensial kemunculan kembali kanker.
  • Program penyintas kanker: Kanker bisa membuat seseorang mengalami stres, begitu juga hidup dengan kanker pada tahap remisi. Pasien mungkin merasa khawatir tentang hasil tes setiap kali menjalani pemeriksaan. Untuk mengatasi atau mengurangi kekhawatiran tersebut, tanyakan kepada dokter tentang program penyintas kanker. Program ini berfokus untuk membantu memahami dan mengelola tantangan hidup dengan kanker.
  • Makan makanan yang sehat dan seimbang: Konsultasikan dengan ahli gizi untuk membuat rencana makan sesuai kondisi.
  • Rutin olahraga: Olahraga membantu meredakan stres dan membangun kekuatan serta daya tahan. Namun, sebelum memulai program olahraga, sebaiknya tanyakan dulu kepada dokter tentang olahraga yang aman dan sesuai.
  • Kembangkan atau lanjutkan kebiasaan gaya hidup sehat: Ubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Misalnya dengan menerapkan pola makan seimbang, tidak merokok dan jauhi asap rokok, tidak minum alkohol, rajin olahraga, dan kebiasaan sehat lainnya.
  • Sharing dengan orang-orang sekitar: Sebaiknya pasien menceritakan kondisinya kepada orang di sekitarnya dan beri tahu bagaimana mereka bisa membantu untuk beradaptasi dengan kondisinya yang sekarang.
  • Istirahat cukup: Kanker dan pengobatannya bisa berdampak buruk pada tubuh. Jadi, pastikan untuk cukup tidur. Jika sulit tidur, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

Meskipun remisi tidak berarti sembuh, tetapi ini merupakan hal positif dalam hal pengobatan kanker. Artinya, tubuh merespons pengobatan dengan baik. 

Karena tetap ada risiko kanker kembali, penting untuk terus melakukan janji temu tindak lanjut dengan ahli onkologi untuk memantau kanker dan menjalani terapi pemeliharaan.

Gaya hidup mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kekambuhan kanker. Olahraga teratur, pola makan sehat, tidak merokok, dan menghindari alkohol serta zat-zat lain sangat penting untuk remisi dan mencegah kanker kembali.

Baca Juga: 11 Kandungan Skincare Pemicu Kanker, Cek Kemasan Produk!

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

Hobi nulis dan travelling

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya