ilustrasi embrio (freepik.com/tirachardz)
James O’Brien, MD., seorang direktur medis kebidanan rawat inap di Women & Infant Rhode Island Hospital kepada The Bump mengutarakan bahwa embrio adalah sebagai kehamilan yang berkembang dari terjadinya pembuahan hingga minggu ke-8.
Proses menjadi embrio dimulai ketika sel sperma memasuki sel telur atau oosit matang. Saat keduanya bertemu, DNA dari kedua sel ini bergabung, lalu membentuk zigot.
Bentuk baru ini, kemudian membelah berulang kali menjadi sel-sel embrionik yang lebih kecil. Setelah embrio berisi 12 hingga 16 sel, maka disebut morula.
Sekitar 4 hari setelah pembuahan, morula yang berada di dekat dalam rongga rahim mengembangkan kantung cairan atau disebut blastokel. Blastokel dikelilingi oleh sel-sel. Pada saat ini embrio mencapai tahap blastokista.
Proses di atas berlangsung sekitar 6 hari setelah pembuahan. Selanjutnya, blastokista menempel pada endometrium atau lapisan rahim dan mengambil nutrisinya.
Karena menempel, embrio menerima nutrisi dari suplai darah orang hamil. Melalui plasenta, ini berfungsi membawa nutrisi dan oksigen ke embrio atau janin serta membawa limbah dan karbon dioksida.
Plasenta juga membuat hormon yang menjaga kehamilan. Selain itu, ia memengaruhi perubahan dalam tubuh dan menyediakan apa yang dibutuhkan janin untuk tumbuh.
Pada saat menjadi embrio, terjadi proses perkembangan pada sistem saraf pusat, jaringan jantung, jari-jari, paru-paru, bagian dalam telinga, otot, mulut, hidung, dan mata. Meski masih samar, seluruh prosesnya terjadi mulai minggu pertama hingga ke-8 masa kehamilan.