Etilen oksida (EtO) diproduksi dalam jumlah besar di dunia.
Zat ini umumnya digunakan sebagai bahan perantara kimia dalam proses pembuatan etilen glikol (antibeku), tekstil, detergen, busa poliuretan, pelarut, obat-obatan, perekat, serta berbagai produk industri lainnya.
Dalam jumlah yang lebih kecil, etilen oksida juga dimanfaatkan sebagai fumigan, sterilan pada bahan pangan tertentu (seperti rempah-rempah) dan produk kosmetik, serta untuk sterilisasi peralatan bedah di rumah sakit maupun perangkat plastik yang tidak dapat disterilkan dengan uap panas.
Namun, di balik kegunaannya, etilen oksida menyimpan sejumlah risiko yang tidak bisa diabaikan. Zat ini bersifat mudah terbakar dan sangat reaktif, sehingga penanganannya butuh perhatian ekstra. Dari sisi kesehatan, paparan etilen oksida dalam jangka pendek dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan dan bahkan melukai jaringan paru. Gejalanya bisa berupa sakit kepala, mual, muntah, diare, sesak napas, hingga kulit membiru karena kekurangan oksigen (sianosis).
Risiko makin serius jika paparan terjadi dalam jangka panjang. Berbagai penelitian menunjukkan keterkaitan etilen oksida dengan kanker, gangguan pada sistem reproduksi, perubahan genetik (mutagenik), kerusakan saraf, hingga reaksi sensitisasi yang membuat tubuh lebih rentan terhadap alergen.
Jadi, walaupun etilen oksidapunya peran penting dalam sektor industri dan medis, tetapi dampak kesehatannya membuat zat ini perlu diawasi ketat, terutama jika sampai mencemari bahan pangan atau lingkungan sekitar.
Sumber utama emisi etilen oksida ke udara berasal dari pelepasan yang tidak terkontrol atau pembuangan bersama gas lain di lingkungan industri.
Selain itu, etilen oksida juga dapat terlepas ke udara melalui penggunaannya sebagai sterilan pada peralatan medis maupun dari bahan komoditas yang difumigasi.
Bagi masyarakat umum, paparan etilen oksida bisa terjadi ketika menghirup udara yang sudah tercemar atau melalui kebiasaan merokok, baik sebagai perokok aktif maupun perokok pasif.
Kelompok tertentu memiliki risiko paparan lebih tinggi di lingkungan kerja, seperti pekerja di pabrik produksi atau pengolahan etilen oksida, teknisi sterilisasi, serta pekerja yang terlibat dalam proses fumigasi.