Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kesedihan (pexels.com/Engin Akyurt)

Kesedihan adalah perasaan yang normal dirasakan setiap orang. Perasaan ini hadir karena berbagai alasan, misalnya rasa kehilangan, keputusasaan, kekecewaan, kerinduan, dan lain sebagainya. Secara umum, kesedihan memang dapat memengaruhi emosional secara nyata, seperti menjadi mudah marah, menangis, stres, merasa hampa, atau keinginan untuk menyendiri.

Namun, apakah kesedihan juga bisa membuat tubuh gampang sakit? Yuk, ketahui faktanya dalam ulasan berikut.

1. Apa itu kesedihan?

ilustrasi kesedihan (pexels.com/Engin Akyurt)

Menurut American Psychological Association (APA), kesedihan adalah keadaan emosional ketidakbahagiaan. Biasanya, ini disebabkan karena hilangnya sesuatu yang sangat berharga atau sangat penting dari seseorang. Emosi ini bisa memengaruhi banyak hal dalam hidup, termasuk mengubah pola pikir dan perilaku.

Kesedihan dapat ditandai dengan beberapa gejala:

  • penarikan diri dari sosial;
  • penurunan dalam pencarian penghargaan;
  • gerakan melambat;
  • secara fisik ditandai dengan mulut mengarah ke bawah, mata terkulai, alis bagian dalam yang condong ke atas, atau postur tubuh yang bungkuk;
  • secara emosional biasanya ditandai dengan perasaan kesepian, tertekan, cemas, atau berduka.

Meski begitu, emosi ini biasanya hanya berlangsung singkat dan berlalu seiring waktu. Kesedihan biasanya timbul untuk merespons suatu kondisi yang tidak menguntungkan atau menyenangkan. Namun, ini juga bisa menjadi cara yang baik untuk membantu mempersiapkan diri menghadapi kehidupan pada masa mendatang.

2. Apakah kesedihan sama dengan depresi?

ilustrasi depresi (pexels.com/Renato)

Kesedihan memiliki intensitas yang sangat bervariasi. Ini bisa terjadi dalam waktu singkat atau sementara. Ada pula yang terjadi dalam waktu yang lama dan berlarut-larut. Kesedihan yang terjadi dalam waktu lama dan berlarut-larut bisa menjadi gejala depresi.

Sama halnya kesedihan, depresi juga dapat memengaruhi tubuh. Namun, depresi memengaruhi tubuh dengan cara yang sangat berbeda dari kesedihan. Kondisi ini cenderung lebih melemahkan hingga membuat seseorang tidak bisa beraktivitas dengan baik dan memiliki kondisi mental yang lebih buruk.

Secara umum, kesedihan adalah suatu bentuk emosi normal manusia, sedangkan depresi adalah gangguan mental. Adapun, tanda-tanda depresi:

  • kurang atau hilangnya minat dalam sebagian besar aktivitas;
  • kelelahan atau merasa kurang bersemangat;
  • perubahan nafsu makan;
  • suasana hati sedih, cemas, atau “kosong” yang terus-menerus;
  • perasaan putus asa atau pesimisme;
  • perasaan bersalah, tidak berharga, atau tidak berdaya;
  • kesulitan berkonsentrasi, mengingat, dan/atau membuat keputusan.

3. Benarkah kesedihan menyebabkan gampang sakit?

ilustrasi kram perut (pexels.com/Polina Zimmerman)

Kesedihan memang bisa memengaruhi kondisi fisik dan mental. Namun, kesedihan yang berlangsung dalam waktu singkat sering kali tidak memengaruhi kesehatan secara signifikan. Akan tetapi, kesedihan yang berlangsung terus-menerus dan cenderung mengarah pada gejala depresi bisa memengaruhi kesehatan fisik.

Gejala depresi, termasuk kesedihan, dapat mengubah cara otak bekerja. Ini bisa memengaruhi hormon dan banyak fungsi tubuh. Saat depresi, misalnya, otak dapat meningkatkan produksi hormon adrenalin atau kortisol. Ini adalah hormon stres yang bisa memicu berbagai masalah kesehatan, seperti ketegangan otot, sakit kepala, gangguan tidur, dan perubahan berat badan.

Selain itu, depresi juga bisa memengaruhi serotonin, pembawa pesan dalam otak. Saat kerja serotonin menjadi abnormal. Ini bisa membuat hormon tersebut mengubah ambang batas nyeri tubuh sehingga menjadi lebih sensitif terhadap nyeri. Hal tersebut kemudian membuat tubuh gampang merasa sakit, seperti nyeri punggung, nyeri otot, dan nyeri sendi.

Serotonin juga dapat memengaruhi tidur. Hal ini bisa menyebabkan gangguan tidur, seperti insomnia atau kurang tidur. Saat mengalami masalah tidur, siklus istirahat juga menjadi terganggu dan berantakan. Ini kemudian dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, tubuh menjadi sulit melawan infeksi dan menjadi lebih gampang sakit atau memperburuk penyakit yang sudah ada.

Menambahkan dari laman Heathline, depresi juga bisa menyebabkan berbagai masalah gastrointestinal, seperti diare, sembelit, atau mual. Hal ini karena depresi, kecemasan, dan stres dapat memengaruhi pergerakan dan kontraksi usus. Selain itu, emosi akibat depresi juga disebut dapat memengaruhi produksi asam lambung sehingga meningkatkan risiko tukak lambung.

Nah, begitulah fakta terkait hubungan kesedihan dan kesehatan. Kesedihan yang berlangsung terus-menerus dan melemahkan, bisa memengaruhi kesehatan fisik. Ini bisa menyebabkan tubuh gampang sakit. Namun, kesedihan yang berlangsung sementara sering kali tidak memiliki efek kesehatan yang signifikan.

Referensi

"All About Sadness: What Causes It, How to Cope With It, and When to Get Help". Everyday Health. Diakses Desember 2024.
"Sadness vs. Clinical Depression". Verywell Mind. Diakses Desember 2024.
"How Depression Affects Your Body". WebMD. Diakses Desember 2024.
"Is It Possible to Become Physically Sick from Depression?". Healthline. Diakses Desember 2024.
"The Role of Adrenal Glands in Mental Health". Verywell Mind. Diakses Desember 2024.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha