ilustrasi kram perut (pexels.com/Polina Zimmerman)
Kesedihan memang bisa memengaruhi kondisi fisik dan mental. Namun, kesedihan yang berlangsung dalam waktu singkat sering kali tidak memengaruhi kesehatan secara signifikan. Akan tetapi, kesedihan yang berlangsung terus-menerus dan cenderung mengarah pada gejala depresi bisa memengaruhi kesehatan fisik.
Gejala depresi, termasuk kesedihan, dapat mengubah cara otak bekerja. Ini bisa memengaruhi hormon dan banyak fungsi tubuh. Saat depresi, misalnya, otak dapat meningkatkan produksi hormon adrenalin atau kortisol. Ini adalah hormon stres yang bisa memicu berbagai masalah kesehatan, seperti ketegangan otot, sakit kepala, gangguan tidur, dan perubahan berat badan.
Selain itu, depresi juga bisa memengaruhi serotonin, pembawa pesan dalam otak. Saat kerja serotonin menjadi abnormal. Ini bisa membuat hormon tersebut mengubah ambang batas nyeri tubuh sehingga menjadi lebih sensitif terhadap nyeri. Hal tersebut kemudian membuat tubuh gampang merasa sakit, seperti nyeri punggung, nyeri otot, dan nyeri sendi.
Serotonin juga dapat memengaruhi tidur. Hal ini bisa menyebabkan gangguan tidur, seperti insomnia atau kurang tidur. Saat mengalami masalah tidur, siklus istirahat juga menjadi terganggu dan berantakan. Ini kemudian dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, tubuh menjadi sulit melawan infeksi dan menjadi lebih gampang sakit atau memperburuk penyakit yang sudah ada.
Menambahkan dari laman Heathline, depresi juga bisa menyebabkan berbagai masalah gastrointestinal, seperti diare, sembelit, atau mual. Hal ini karena depresi, kecemasan, dan stres dapat memengaruhi pergerakan dan kontraksi usus. Selain itu, emosi akibat depresi juga disebut dapat memengaruhi produksi asam lambung sehingga meningkatkan risiko tukak lambung.
Nah, begitulah fakta terkait hubungan kesedihan dan kesehatan. Kesedihan yang berlangsung terus-menerus dan melemahkan, bisa memengaruhi kesehatan fisik. Ini bisa menyebabkan tubuh gampang sakit. Namun, kesedihan yang berlangsung sementara sering kali tidak memiliki efek kesehatan yang signifikan.
Referensi
"All About Sadness: What Causes It, How to Cope With It, and When to Get Help". Everyday Health. Diakses Desember 2024.
"Sadness vs. Clinical Depression". Verywell Mind. Diakses Desember 2024.
"How Depression Affects Your Body". WebMD. Diakses Desember 2024.
"Is It Possible to Become Physically Sick from Depression?". Healthline. Diakses Desember 2024.
"The Role of Adrenal Glands in Mental Health". Verywell Mind. Diakses Desember 2024.