ilustrasi anak tidur (pexels.com/Tatiana Syrikova)
Berbeda dengan orang dewasa, bayi dan anak kecil belum bisa mengatur suhu tubuh mereka dengan baik. Apalagi, mereka menghabiskan waktu lebih banyak dalam tahap tidur nyenyak. Ketika anak memasuki tahap tidur REM (rapid eye movement), detak jantung mereka meningkat, sehingga membuatnya lebih banyak berkeringat di malam hari setelah lama tertidur.
Lalu apa bedanya jika anak berkeringat karena suhu kamar terlalu panas? Dilansir babycenter, jika suhu kamar terlalu panas, anak sudah mulai berkeringat sejak sebelum tidur. Jika ini yang terjadi, maka orangtua perlu menurunkan suhu kamar agar lebih dingin, atau mengganti pakaiannya dengan yang lebih tipis.
Namun ada satu kondisi di mana anak bisa berkeringat sebelum tertidur, tapi bukan karena kepanasan. Kondisi ini dialami night terror, dan biasanya terjadi di anak usia 4-7 tahun. Dijelaskan The SleepDoctor, pada saat night terror anak bisa berteriak, menangis, meronta, dan berkeringat banyak. Setelah lewat 10-20 menit, anak akan tertidur seperti biasanya.
Night terror terjadi ketika anak terlalu lelah, mendapat input sensori terlalu banyak sebelum jam tidurnya, terlalu stres, sakit, atau mengonsumsi kafein terlalu banyak. Anak yang mengalami night terror tidak akan mengingat detailnya di kemudian hari. Tidak ada kaitan antara night terror dan perkembangan mental anak yang mengganggu tumbuh kembangnya.