Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang perempuan terkena infeksi RSV.
ilustrasi penderita RSV (unsplash.com/@enginakyurt)

Intinya sih...

  • RSV adalah virus yang menyerang sistem pernapasan, menyebar melalui percikan air liur, dan dapat berkembang menjadi infeksi saluran napas bawah.

  • RSV bisa menyebabkan pneumonia dengan cara menyebabkan peradangan pada saluran napas kecil di paru-paru dan jaringan paru.

  • Kelompok yang rentan terkena RSV dan pneumonia meliputi bayi di bawah usia 6 bulan, lansia, dan orang dengan penyakit kronis atau sistem kekebalan tubuh lemah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Beberapa waktu terakhir, kasus infeksi RSV atau respiratory syncytial virus kembali mencuat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Virus ini sering disebut sebagai penyebab utama gangguan pernapasan pada bayi dan anak-anak. Namun, banyak yang belum tahu bahwa RSV juga bisa berakibat serius, bahkan berkembang menjadi pneumonia.

Yuk, pahami bagaimana RSV bisa menyebabkan pneumonia dan siapa saja yang paling rentan mengalaminya!

1. Apa itu RSV?

ilustrasi laki-laki terkena infeksi RSV (unsplash.com/@towfiqu999999)

RSV adalah virus yang menyerang sistem pernapasan, terutama saluran napas bagian atas seperti hidung dan tenggorokan. Virus ini sangat menular dan dapat menyebar melalui percikan air liur (droplet) saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau bisa lewat menyentuh permukaan yang terkontaminasi.

Gejala RSV umumnya mirip dengan pilek atau flu, seperti hidung meler, batuk ringan, demam, dan hidung tersumbat. Pada sebagian besar orang dewasa dan anak sehat, infeksi ini akan sembuh dalam waktu sekitar satu hingga dua minggu tanpa komplikasi. Namun, dalam sebagian kasus, RSV bisa berkembang menjadi infeksi saluran napas bawah, termasuk bronkiolitis dan pneumonia.

2. Bagaimana RSV bisa menyebabkan pneumonia?

ilustrasi penderita RSV (unsplash.com/@usmanyousaf)

RSV dapat menyebabkan peradangan pada saluran napas kecil di paru-paru (bronkiolitis) dan jaringan paru itu sendiri, yang dikenal sebagai pneumonia. Ketika virus masuk lebih dalam ke paru-paru, tubuh merespons dengan menghasilkan lendir dan cairan untuk melawan infeksi. Akibatnya, saluran udara bisa tersumbat dan pertukaran oksigen menjadi terganggu.

Proses inilah yang menyebabkan seseorang merasa sesak napas, kelelahan, dan demam tinggi. Kondisi ini bisa berbahaya jika tidak segera ditangani, terutama pada kelompok rentan.

RSV merupakan salah satu penyebab utama pneumonia pada bayi di dunia, dan dapat menimbulkan beban kesehatan yang cukup besar di negara berpenghasilan menengah seperti Indonesia.

3. Siapa yang paling berisiko terkena RSV?

ilustrasi bayi (unsplash.com/@kellysikkema)

Meskipun semua orang bisa terinfeksi RSV, tetapi ada beberapa kelompok yang lebih rentan mengalami komplikasi berat seperti pneumonia. Di antaranya:

  • Bayi di bawah usia 6 bulan, terutama yang lahir prematur.

  • Anak-anak dengan kelainan jantung atau paru bawaan.

  • Lansia, terutama di atas usia 60 tahun.

  • Orang dengan penyakit kronis, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis, atau gagal jantung.

  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti pasien kanker, HIV, atau yang sedang menjalani terapi imunosupresif.

Pada kelompok ini, RSV bisa berkembang cepat dan menyebabkan kesulitan bernapas hingga membutuhkan perawatan di rumah sakit. Karena itu, pencegahan dan deteksi dini sangat penting.

4. Gejala RSV dan tanda komplikasi

Human Respiratory Syncytial Virus (RSV) (unsplash.com/National Institute of Allergy and Infectious Diseases)

Pada tahap awal, gejala RSV sering dianggap sepele karena mirip pilek. Namun, jika infeksi berkembang ke paru-paru, gejalanya bisa makin berat. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Napas cepat, dangkal, atau berbunyi seperti mengi.

  • Dada tampak tertarik ke dalam saat bernapas.

  • Demam tinggi dan menggigil.

  • Bibir atau ujung jari tampak kebiruan karena kekurangan oksigen.

  • Nafsu makan menurun drastis pada bayi atau anak kecil.

Jika tanda-tanda ini muncul, sebaiknya segera mencari pertolongan medis. Pemeriksaan cepat dan pemberian oksigen dapat membantu mencegah perburukan kondisi.

5. Cara mencegah infeksi RSV dan pneumonia

ilustrasi mencuci tangan (unsplash.com/@kwook)

Hingga kini, belum ada pengobatan spesifik untuk membunuh virus RSV. Penanganannya lebih berfokus pada meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Karena itu, langkah pencegahan adalah kunci.

Beberapa tindakan pencegahan yang bisa dilakukan meliputi:

  • Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

  • Menjauhkan bayi dari orang yang sedang bergejala, seperti batuk pilek.

  • Membersihkan mainan dan permukaan benda yang sering disentuh anak.

  • Menghindari paparan asap rokok.

  • Menjaga daya tahan tubuh dengan makan bergizi dan cukup istirahat.

  • Untuk bayi dan lansia, konsultasikan dengan dokter mengenai vaksin RSV dan antibodi pencegahan.

Dengan kebiasaan sederhana ini, risiko tertular RSV maupun komplikasi berat seperti pneumonia dapat ditekan secara signifikan.

RSV memang bisa menyebabkan pneumonia, terutama pada bayi, lansia, dan mereka yang memiliki kondisi medis tertentu. Namun, bukan berarti setiap infeksi RSV akan berakhir fatal. Sebagian besar kasus dapat sembuh total dengan perawatan suportif dan istirahat cukup.

Kuncinya adalah mengenali gejala sejak dini dan tidak menyepelekan gangguan pernapasan yang tampak ringan. Dengan langkah pencegahan yang tepat, kamu bisa melindungi diri dan keluarga dari risiko komplikasi RSV sekaligus menjaga kesehatan paru-paru.

Referensi:

“About RSV.” Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses November 2025.

“RSV in Adults.” CDC. Diakses November 2025.

Han, L.L., et al. “Respiratory Syncytial Virus Pneumonia among the Elderly.” The Journal of Infectious Diseases 179, no. 1 (1999): 25-30. https://academic.oup.com/jid/article/179/1/25/881140. OUP Academic

Asseri, A.A., et al. “Respiratory Syncytial Virus: A Narrative Review of Updates.” Journal of Clinical Medicine 14, no. 11 (2025): 3880. https://www.mdpi.com/2077-0383/14/11/3880. MDPI

Li, L., et al. “The Prognosis in Children With Pneumonia of Respiratory Syncytial Virus Infection in Children Hospitalised With Severe Lower Respiratory Tract Infection: A 2024 Study.” Respiratory & Pulmonary Research (2024): https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11627324/. pmc.ncbi.nlm.nih.gov

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team