ilustrasi paru-paru (unsplash.com/averey)
Masih terlalu dini bagi para ahli untuk mengetahui dengan pasti, tetapi tampaknya ada hubungan antara vape dan kanker paru-paru. Rokok elektrik belum ada cukup lama untuk para ilmuwan dan dokter paru-paru untuk memiliki cukup data untuk memahami efek kesehatan jangka panjang dari vape, dan penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami bagaimana dan jika vape meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Satu studi pendahuluan berjudul "E-Cigarettes and Cancer Risk" dalam jurnal Cancer Prevention Research tahun 2020 menemukan bahwa aktivasi sistem saraf simpatik oleh nikotin yang dihirup dari rokok elektrik dapat merangsang perkembangan dan pertumbuhan kanker.
Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa vape menghasilkan jalur seluler yang mempromosikan kanker, apakah itu menyebabkan sel menyerang lebih banyak, tumbuh lebih banyak, atau menyebabkan mutasi genetik.
Ada beberapa penelitian yang sedang berlangsung tentang vape dan kanker paru-paru. Namun, penelitian ini tidak mudah. Pasalnya, kanker butuh waktu untuk berkembang dan para peneliti perlu mengikuti subjek penelitian selama periode waktu tertentu.
Selain itu, beberapa orang mengisap rokok, vape, dan ganja, yang dapat memperkeruh penyebab kanker paru-paru. Namun, beberapa ahli melihat bahwa ketika bahan kimia yang sama yang dikeluarkan dari perangkat vape yang juga ada dalam rokok tradisional, ada kemungkinan vape juga dapat menyebabkan kanker paru-paru. Para peneliti hanya belum memiliki buktinya.