Autisme pada Orang Dewasa: Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Autisme bisa dialami anak-anak maupun orang dewasa

Gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD), atau kerap disebut autisme, bisa terjadi pada semua usia, ras, etnis, dan kelompok sosial ekonomi. 

Autisme umumnya ditandai dengan kesulitan sosial dan komunikasi dan dengan perilaku berulang. Sering kali, bentuk autisme parah didiagnosis dalam dua tahun pertama kehidupan anak, tetapi seseorang dengan kondisi ini mungkin tidak terdiagnosis sampai jauh di kemudian hari atau saat dewasa.

Ketahui hal-hal penting seputar autisme pada orang dewasa di bawah ini.

1. Apa itu autisme?

Autisme adalah cacat perkembangan yang disebabkan oleh perbedaan di otak. Beberapa orang dengan gangguan memiliki perbedaan yang diketahui, seperti kondisi genetik. Penyebab lainnya belum diketahui, mengutip laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC). Para ilmuwan percaya ada beberapa penyebab autisme yang bertindak bersama untuk mengubah cara paling umum orang berkembang. 

Orang dengan autisme mungkin berperilaku, berkomunikasi, berinteraksi, dan belajar dengan cara yang berbeda dari kebanyakan orang lain. Sering kali tidak ada apa pun tentang penampilan mereka yang membedakan mereka dari orang lain. Kemampuan orang dengan autisme bisa sangat bervariasi.

Misalnya, beberapa orang dengan autisme mungkin memiliki keterampilan percakapan tingkat lanjut, sedangkan yang lain mungkin nonverbal. Beberapa orang dengan autisme butuh banyak bantuan dalam kehidupan sehari-hari, walaupun sebagian lainnya bisa bekerja dan hidup dengan sedikit atau tanpa dukungan.

Autisme umumnya dimulai sebelum usia 3 tahun dan dapat berlangsung sepanjang hidup seseorang, meskipun gejalanya dapat membaik seiring waktu. Beberapa anak menunjukkan gejala dalam 12 bulan pertama kehidupan. Pada orang lain, gejala mungkin tidak muncul sampai usia 24 bulan atau lebih. Beberapa anak dengan autisme memperoleh keterampilan baru dan mencapai tonggak perkembangan hingga sekitar usia 18 hingga 24 bulan, dan kemudian mereka berhenti memperoleh keterampilan baru atau kehilangan keterampilan yang pernah mereka miliki.

Ketika anak-anak dengan autisme menjadi remaja dan dewasa muda, mereka mungkin mengalami kesulitan mengembangkan dan mempertahankan persahabatan, berkomunikasi dengan teman sebaya dan orang dewasa, atau memahami perilaku apa yang diharapkan di sekolah atau di tempat kerja.

Mereka mungkin juga memiliki kondisi seperti kecemasan, depresi, atau attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), yang lebih sering terjadi pada orang dengan autisme daripada orang tanpa gangguan spektrum tersebut.

2. Gejala autisme pada orang dewasa

Autisme pada Orang Dewasa: Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi orang dengan gangguan kecemasan (pixabay.com/xenseru)

Mengutip Medical News Today, orang dengan autisme mungkin menemukan beberapa tantangan dalam aspek komunikasi dan interaksi sosial. Mereka mungkin mengalami kesulitan berhubungan dengan orang lain dan memahami emosi mereka. Orang dewasa dengan autisme mungkin juga memiliki pola pikir dan perilaku yang tidak fleksibel serta dapat melakukan tindakan berulang.

Tanda dan gejala umum autisme pada orang dewasa dapat mencakup:

  • Kesulitan memulai percakapan.
  • Kesulitan membuat atau mempertahankan persahabatan dekat.
  • Ketidaknyamanan selama kontak mata.
  • Tantangan dalam mengatur emosi.
  • Minat ekstrem pada satu topik tertentu.
  • Sering monolog tentang satu atau beberapa subjek.
  • Hipersensitivitas terhadap suara atau bau yang tampaknya tidak mengganggu orang lain.
  • Suara yang tidak disengaja, seperti deham berulang-ulang.
  • Kesulitan memahami sarkasme atau idiom.
  • Kurangnya infleksi saat berbicara.
  • Minat terbatas hanya pada beberapa aktivitas.
  • Lebih memilih kegiatan menyendiri.
  • Masalah dalam membaca emosi orang lain.
  • Kesulitan memahami ekspresi wajah dan bahasa tubuh.
  • Ketergantungan pada rutinitas sehari-hari dan kesulitan dalam menghadapi perubahan.
  • Perilaku berulang.
  • Kecemasan sosial.
  • Kemampuan yang unggul dalam bidang tertentu, seperti matematika atau disiplin ilmu lainnya.
  • Kebutuhan untuk mengatur benda dalam urutan tertentu.

Orang dengan autisme biasanya tidak memiliki semua tanda dan gejala di atas, dan mereka mungkin mengalami gejala yang tidak ada dalam daftar di atas.

Mungkin ada beberapa kesamaan antara autisme dan gangguan lainnya, seperti ADHD, tetapi tanda dan gejala autisme bervariasi dari orang ke orang.

Juga, gejalanya bisa berbeda antar jenis kelamin. Beberapa orang mungkin tampak lebih mampu mengatasi situasi sosial daripada yang lain, karena gejalanya mungkin lebih halus dan tersembunyi. Akibatnya, diagnosis autisme bisa lebih menantang.

Baca Juga: 7 Gejala Sindrom Asperger, Gangguan yang Kerap Dikira Autisme

3. Diagnosis

Dalam beberapa kasus, orang dewasa mungkin hanya mengenali gejala autisme pada diri sendiri ketika memiliki anak yang terdiagnosis autisme. Para ahli belum memutuskan kriteria standar untuk mendiagnosis orang dewasa yang meyakini bahwa dirinya mengalami autisme. Akan tetapi, dokter dapat menggunakan beberapa kriteria yang digunakan untuk diagnosis pada anak-anak, seperti mengalami masalah dengan komunikasi sosial, menunjukkan perilaku yang terbatas dan berulang, dan masalah sensorik apa pun, mengutip Help Guide.

Untuk mendiagnosis autisme pada orang dewasa, dokter kemungkinan akan berbicara dengan pasien tentang minat, emosi, dan masa kanak-kanak. Dokter mungkin juga ingin berbicara dengan anggota keluarga pasien. Ini bisa sangat berguna karena gejala—bahkan yang tidak kentara—mungkin berkembang saat pasien masih kecil.

4. Pengobatan

Autisme pada Orang Dewasa: Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi support group (pexels.com/SHVETS production)

Orang dewasa umumnya tidak diberikan dukungan yang sama seperti anak-anak dengan autisme. Terkadang, orang dewasa dengan autisme dapat diobati dengan terapi perilaku kognitif, verbal, dan terapan.

Sering kali pasien autisme dewasa perlu mencari dukungan khusus berdasarkan tantangan yang dialami, seperti kecemasan, isolasi sosial, masalah hubungan, atau kesulitan pekerjaan.

Beberapa kemungkinan pengobatan yang dibutuhkan antara lain:

  • Psikiater: Psikiater adalah seorang dokter dan memenuhi syarat untuk membuat diagnosis medis resmi autisme, bahkan ada beberapa psikiater yang berspesialisasi dalam gangguan spektrum autisme. Psikolog berlisensi juga memenuhi syarat untuk membuat diagnosis, dan mungkin lebih terjangkau di beberapa daerah.
  • Pengobatan: Psikiater mungkin meresepkan obat untuk membantu meringankan gejala seperti kecemasan atau depresi, yang terkadang terjadi bersamaan dengan autisme.
  • Pekerja sosial: Mereka dapat membantu mengelola autisme dalam hal mengetahui sumber daya lokal dan kelompok advokasi diri. Beberapa pekerja sosial bisa memberikan dukungan sebagai manajer kasus, membantu memfasilitasi perawatan mental dan medis yang sesuai.
  • Terapi: Terapi yang dapat membantu orang dewasa dengan autisme termasuk analisis perilaku terapan dan terapi perilaku kognitif. Psikolog dapat memberikan konseling atau terapi umum baik secara individu atau dalam pengaturan kelompok.
  • Rehabilitasi kejuruan: Ini dapat membantu mengevaluasi kekuatan dan kebutuhan spesifik saat bekerja. Ini dapat membantu dalam mencari atau mempertahankan pekerjaan. Tanyakan apakah layanan ini tersedia di fasilitas layanan kesehatan terdekat.
  • Grup pendukung: Banyak orang dewasa dengan autisme telah menemukan dukungan melalui grup dan forum online, serta dengan terhubung secara langsung dengan orang dewasa lain dengan spektrum autisme.

5. Catatan untuk pasangan yang memiliki autisme

Dilansir Better Health Channel, beberapa orang dewasa dengan autisme bisa sukses dalam sebuah hubungan. Akan tetapi, seperti kebanyakan hubungan, tentu bisa terdapat tantangan.

Diagnosis pada orang dewasa dengan autisme sering kali mengikuti diagnosis autisme anak mereka atau kerabat lain. Ini bisa sangat menyusahkan pasangan yang harus mengatasi kedua diagnosis secara bersamaan. Konseling, atau bergabung dengan kelompok pendukung di mana mereka dapat berbicara dengan orang lain yang menghadapi tantangan yang sama, dapat membantu.

Pasangan seseorang dengan autisme akan memiliki kekuatan dan kelemahan dalam hal hubungan. Pasangan non autistik mungkin menemukan bahwa ada gangguan komunikasi, seperti kesalahpahaman atau menemukan bahwa pasangan tidak dapat memprediksi perasaan. Pasangan orang dengan autisme mungkin membutuhkan rutinitas, ketertiban, dan waktu untuk mengejar hobinya.

Konseling hubungan dengan konselor atau psikolog yang berpengalaman dengan autisme dapat membantu pasangan untuk membangun strategi untuk berkomunikasi secara lebih efektif antara satu sama lain.

Itu tadi fakta-fakta terkait autisme pada orang dewasa. Apabila kamu mengalami tanda dan gejalanya ditambah ada riwayat autisme dalam keluarga, sebaiknya periksakan diri ke dokter, ya.

Baca Juga: Mengungkap 5 Fakta yang Berhubungan dengan Faktor Penyebab Autisme

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya