ilustrasi makanan bergizi seimbang (unsplash.com/Louis Hansel)
Dokter Gerie mengatakan bahwa pada dasarnya, perlemakan hati adalah pengendapan lemak pada lever yang lebih banyak dari seharusnya. Oleh karena itu, salah satu langkah pencegahan yang paling umum adalah menjaga asupan makan dari lemak berlebih.
"Untuk mencegahnya, maka kita kurangi makanan-makanan yang mengandung banyak lemak, santan, dan kolesterol, serta meningkatkan frekuensi kita berolahraga," kata dr. Gerie.
Selain itu, dalam rentang 20–30 tahun tersebut, pasien perlemakan hati juga bisa melakukan berbagai upaya agar kondisinya tidak memburuk. Selain mengontrol asupan lemak, dr. Gerie menyarankan olahraga rutin agar kondisi tidak memburuk dan berkembang menjadi sirosis.
ilustrasi berolahraga dalam ruangan (unsplash.com/Jonathan Borba)
Sebelumnya, penelitian di Korea Selatan pada 2021 menemukan bahwa berolahraga di tengah polusi dapat meningkatkan risiko kardiovaskular secara signifikan. Apakah hal tersebut juga berlaku pada kesehatan hati?
"Hubungan yang sama belum bisa terlihat pada perlemakan hati. Menghindari berolahraga di saat polusi udara sedang tinggi amat disarankan," ucap dr. Gerie.
Sementara butuh penelitian lebih lanjut, dr. Gerie mengatakan bahwa penelitian di China tersebut bisa menjadi landasan yang kokoh. Jika memang polusi udara dapat memengaruhi, baik pasien perlemakan hati maupun masyarakat yang sehat harus berhati-hati saat berolahraga juga.
"Bisa dipertimbangkan, lebih baik olahraga indoor agar paparan polutan bisa dikurangi. Sebisa mungkin, kita hindari saja polusi udara yang berlebihan," pungkas dr. Gerie.